Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Agus Yudhoyono Jadi Fasih Bicara

Kompas.com - 17/08/2010, 20:36 WIB

JAKARTA, KOMPAS.com - Pada acara Peringatan Hari Ulang Tahun ke-65 Kemerdekaan RI, Selasa (17/8/2010) di Istana Merdeka, Jakarta, sebuah buku wawancara eksklusif sebuah harian "berplat merah" dengan putra sulung Presiden Susilo Bambang Yudhoyono, Agus Harimurti Yudhoyono, dibagi-bagikan. Agus yang selama ini tidak pernah terlihat banyak komentar di berbagai acara kenegaraan maupun keluarga, menjadi terasa fasih bicara dalam buku tersebut.

Ada satu kutipan menarik dalam buku setebal 18 halaman tersebut. Kepada harian berplat merah tersebut, Agus, yang baru saja menyelesaikan pendidikannya di John F. Kennedy School of Government, Harvard University, AS, mengatakan, dirinya beruntung tidak dilahirkan sebagai anak Presiden.

"Saya ikuti karier bapak dari bawah. Dan itu indah," ujar Agus. Agus juga menuturkan salah satu momen yang paling diingatkan, yaitu, sebelum SBY terpilih sebagai Presiden. Saat itu, katanya, SBY sempat berpesan kepada keluarga untuk menyiapkan dua mental. "Satu, mental jika Bapak berhasil. Berarti akan terjadi perubahan kehidupan dalam keluarga. Kedua, siapkan juga mental jika gagal. Itu konsekuensinya juga banyak, bagaimana menerima realitas dan hubungan sosial dengan teman-teman," katanya.

Selebihnya, dalam buku tersebut, Agus terlihat fasih bicara soal banyak hal, mulai dari demokrasi di Indonesia, perubahan iklim, pertumbuhan ekonomi, anggaran pendidikan yang terus meningkat, fenomena kebangkitan China, dan situasi keamanan dunia, khususnya terkait terorisme. "Saya menyebut aksi terorisme ini ibarat ayam dan telur. Apakah terorisme merupakan reaksi terhadap perang yang dilancarkan oleh si kuat, atau sebaliknya perang sebagai balasan dari aksi terorisme yang dilancarkan si lemah. Sangat menarik untuk diobservasi bersama, bagaimana Amerika dan Barat harus meredefinisikan postur mereka, sejauh mana mereka harus intervensi sebuah kawasan," kata Agus.

Dikatakannya, harus disadari, ketika Soviet tumbang, rezim bipolar pun ikut tumbang, dan AS menjadi negara adikuasa satu-satunya. "Tapi sekarang dengan bangkitkan sejumlah kekuatan baru, seperti Uni Eropa dan BRIC (Brasil, Rusia, India, China), maka dunia telah berubah menjadi multipolar. Dengan demikian, menjadi tidak relevan jika dalam menyelesaikan permasalahan keamanan dunia dilakukan melalui pendekatan unilateralisme, kekuatan-kekuatan baru tersebut harus masuk ke dalam equation," kata Agus.

Agus juga sempat menyinggung soal TNI dan politik. "Di alam reformasi dan demokrasi, saya melihat semakin kecil kemungkinannya TNI kembali berpolitik. Karena, bangsa kita semakin transparan dan akuntabel," katanya.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Baca tentang
    Video rekomendasi
    Video lainnya


    Terkini Lainnya

    Timnas Kalahkan Korea Selatan, Jokowi: Pertama Kalinya Indonesia Berhasil, Sangat Bersejarah

    Timnas Kalahkan Korea Selatan, Jokowi: Pertama Kalinya Indonesia Berhasil, Sangat Bersejarah

    Nasional
    Jokowi Minta Menlu Retno Siapkan Negosiasi Soal Pangan dengan Vietnam

    Jokowi Minta Menlu Retno Siapkan Negosiasi Soal Pangan dengan Vietnam

    Nasional
    Ibarat Air dan Minyak, PDI-P dan PKS Dinilai Sulit untuk Solid jika Jadi Oposisi Prabowo

    Ibarat Air dan Minyak, PDI-P dan PKS Dinilai Sulit untuk Solid jika Jadi Oposisi Prabowo

    Nasional
    Jokowi Doakan Timnas U23 Bisa Lolos ke Olimpiade Paris 2024

    Jokowi Doakan Timnas U23 Bisa Lolos ke Olimpiade Paris 2024

    Nasional
    Menlu Retno Laporkan Hasil Kunjungan ke Vietnam ke Jokowi

    Menlu Retno Laporkan Hasil Kunjungan ke Vietnam ke Jokowi

    Nasional
    Gugatan di PTUN Jalan Terus, PDI-P Bantah Belum 'Move On'

    Gugatan di PTUN Jalan Terus, PDI-P Bantah Belum "Move On"

    Nasional
    Menlu Singapura Temui Jokowi, Bahas Kunjungan PM untuk Leader's Retreat

    Menlu Singapura Temui Jokowi, Bahas Kunjungan PM untuk Leader's Retreat

    Nasional
    Hasto Sebut Ganjar dan Mahfud Akan Dapat Tugas Baru dari Megawati

    Hasto Sebut Ganjar dan Mahfud Akan Dapat Tugas Baru dari Megawati

    Nasional
    Kejagung Sita 2 Ferrari dan 1 Mercedes-Benz dari Harvey Moies

    Kejagung Sita 2 Ferrari dan 1 Mercedes-Benz dari Harvey Moies

    Nasional
    Gerindra Dukung Waketum Nasdem Ahmad Ali Maju ke Pilkada Sulteng

    Gerindra Dukung Waketum Nasdem Ahmad Ali Maju ke Pilkada Sulteng

    Nasional
    Tepati Janji, Jokowi Kirim Mobil Listrik ke SMK 1 Rangas Sulbar

    Tepati Janji, Jokowi Kirim Mobil Listrik ke SMK 1 Rangas Sulbar

    Nasional
    Konsumsi Avtur Naik 10 Persen Selama Ramadhan dan Idul Fitri 2024

    Konsumsi Avtur Naik 10 Persen Selama Ramadhan dan Idul Fitri 2024

    Nasional
    Kekuatan Koalisi Vs Oposisi jika PDI-P dan PKS Tak Merapat ke Prabowo-Gibran

    Kekuatan Koalisi Vs Oposisi jika PDI-P dan PKS Tak Merapat ke Prabowo-Gibran

    Nasional
    Soal Pertemuan Prabowo-Megawati, Gerindra Sebut Sudah Komunikasi dengan Puan

    Soal Pertemuan Prabowo-Megawati, Gerindra Sebut Sudah Komunikasi dengan Puan

    Nasional
    PN Jaksel Tolak Gugatan David Tobing Lawan Rocky Gerung Terkait Hinaan ke Jokowi

    PN Jaksel Tolak Gugatan David Tobing Lawan Rocky Gerung Terkait Hinaan ke Jokowi

    Nasional
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    komentar di artikel lainnya
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    Close Ads
    Bagikan artikel ini melalui
    Oke
    Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com