Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Indeks Persepsi Korupsi Ditentukan Oleh Layanan Publik

Kompas.com - 09/12/2008, 13:29 WIB

JAKARTA, SELASA - Indeks Persepsi Korupsi (IPK) suatu negara ditentukan oleh pelayanan publik negara tersebut. Indeks ini diukur dari layanan yang diberikan suatu negara kepada pelaku bisnis asing. Hal tersebut menandakan betapa pentingnya, pelayanan publik di suatu negara.

Menteri Negara Pendayagunaan Aparatur Negara, Taufiq Effendi, mengatakan dalam pilkada, pelayanan publik bahkan dapat mengantar mantan kepala daerah menjadi kembali menjabat dengan mengandalkan perbaikan pelayanan publik."140 calon incumbent terpilih lagi karena pelayanan publik yang baik," kata Taufiq, pada konferensi pers dalam acara Konferensi Nasional Pemberantasan Korupsi 2008 di Balai Sarbini, Jakarta, Selasa (9/12).

Menurut Taufiq, saat ini pelayanan publik menjadi salah satu yang diperhatikan oleh para pemilih saat pilkada berlangsung. Isu pelayanan publik juga sering dijadikan sebagai bahan kampanye.

Transparancy Internasional (TI) menyebutkan dari tahun ke tahun IPK Indonesia meningkat. Pada 2000, IPK Indonesia 1,7; tahun 2001-2003 IPK 1,9; tahun 2004 IPK 2; tahun 2005 IPK 2,2; tahun 2006 IPK 2,4; tahun 2007 IPK 2,3; dan pada 2008 IPK Indonesia naik 2,6.

Ini dinilai mulai dari perizinan usaha, perpajakan, pungutan liar, maupun pelabuhan barang. Perbaikan tersebut, lanjutnya, disebabkan ada perbaikan di pelayanan publik. Pada 2005, pelayanan publik yang baik hanya ada di lima kabupaten. Pada 2006, 95 kabupaten, 2007 menjadi 293 dan 2008 meningkat kembali menjadi 320 kabupaten. "Artinya, itu pelayanan publik yang baik, artinya satu atap," jelasnya.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Ikut Kabinet atau Oposisi?

Ikut Kabinet atau Oposisi?

Nasional
Gugat KPU ke PTUN, Tim Hukum PDI-P: Uji Kesalahan Prosedur Pemilu

Gugat KPU ke PTUN, Tim Hukum PDI-P: Uji Kesalahan Prosedur Pemilu

Nasional
Said Abdullah Paparkan 2 Agenda PDI-P untuk Tingkatkan Kualitas Demokrasi Elektoral

Said Abdullah Paparkan 2 Agenda PDI-P untuk Tingkatkan Kualitas Demokrasi Elektoral

Nasional
Halalbihalal dan Pembubaran Timnas Anies-Muhaimin Ditunda Pekan Depan

Halalbihalal dan Pembubaran Timnas Anies-Muhaimin Ditunda Pekan Depan

Nasional
Hadiri KTT OKI, Menlu Retno Akan Suarakan Dukungan Palestina Jadi Anggota Penuh PBB

Hadiri KTT OKI, Menlu Retno Akan Suarakan Dukungan Palestina Jadi Anggota Penuh PBB

Nasional
PM Singapura Bakal Kunjungi RI untuk Terakhir Kali Sebelum Lengser

PM Singapura Bakal Kunjungi RI untuk Terakhir Kali Sebelum Lengser

Nasional
Pengamat: Prabowo-Gibran Butuh Minimal 60 Persen Kekuatan Parlemen agar Pemerintah Stabil

Pengamat: Prabowo-Gibran Butuh Minimal 60 Persen Kekuatan Parlemen agar Pemerintah Stabil

Nasional
Timnas Kalahkan Korea Selatan, Jokowi: Pertama Kalinya Indonesia Berhasil, Sangat Bersejarah

Timnas Kalahkan Korea Selatan, Jokowi: Pertama Kalinya Indonesia Berhasil, Sangat Bersejarah

Nasional
Jokowi Minta Menlu Retno Siapkan Negosiasi Soal Pangan dengan Vietnam

Jokowi Minta Menlu Retno Siapkan Negosiasi Soal Pangan dengan Vietnam

Nasional
Ibarat Air dan Minyak, PDI-P dan PKS Dinilai Sulit untuk Solid jika Jadi Oposisi Prabowo

Ibarat Air dan Minyak, PDI-P dan PKS Dinilai Sulit untuk Solid jika Jadi Oposisi Prabowo

Nasional
Jokowi Doakan Timnas U23 Bisa Lolos ke Olimpiade Paris 2024

Jokowi Doakan Timnas U23 Bisa Lolos ke Olimpiade Paris 2024

Nasional
Menlu Retno Laporkan Hasil Kunjungan ke Vietnam ke Jokowi

Menlu Retno Laporkan Hasil Kunjungan ke Vietnam ke Jokowi

Nasional
Gugatan di PTUN Jalan Terus, PDI-P Bantah Belum 'Move On'

Gugatan di PTUN Jalan Terus, PDI-P Bantah Belum "Move On"

Nasional
Menlu Singapura Temui Jokowi, Bahas Kunjungan PM untuk Leader's Retreat

Menlu Singapura Temui Jokowi, Bahas Kunjungan PM untuk Leader's Retreat

Nasional
Hasto Sebut Ganjar dan Mahfud Akan Dapat Tugas Baru dari Megawati

Hasto Sebut Ganjar dan Mahfud Akan Dapat Tugas Baru dari Megawati

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com