Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Terpengaruh Situs Radikal, Penusuk Polisi Diduga Simpatisan ISIS

Kompas.com - 03/07/2017, 07:05 WIB
Kristian Erdianto

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com - Mulyadi, pelaku penyerangan dua anggota polisi di masjid Falatehan, Jakarta Selatan, pada Jumat (30/6/2017) lalu, diduga merupakan simpatisan kelompok Negara Islam Irak dan Suriah atau ISIS.

Kepala Biro Penerangan Masyarakat Divisi Humas Polri Brigjen Rikwanto mengatakan, dari keterangan saksi dan barang bukti, diduga Mulyadi hanya menjadi simpatisan dan tidak bergabung dengan jaringan kelompok teroris yang ada di Indonesia.

Menurut Rikwanto, Mulyadi terpengaruh paham radikalisme dari materi-materi yang diunggah ke website dan grup-grup aplikasi pesan (messenger).

"Bila dilihat dari keterangan saksi dan barang bukti yang ada, diduga Mulyadi merupakan simpatisan ISIS secara unstructured, di mana yang bersangkutan diduga tidak bergabung dengan kelompok-kelompok jaringan teror yang ada di Indonesia," ujar Rikwanto melalui keterangan tertulisnya, Minggu (2/7/2017).

"Mulyadi merupakan simpatisan ISIS yang terkooptasi radikal dari materi materi yang diunggah pada website radikal maupun group-group messenger radikal yang diikutinya," tuturnya.

(Baca: Cerita Pedagang yang Berada di TKP Saat Penyerangan Dua Polisi Terjadi)

Rikwanto menjelaskan, berdasarkan keterangan dari seseorang berinisial A, Mulyadi sering memperlihatkan video mengenai ISIS dan jihad. A merupakan teman Mulyadi sejak Sekolah Menengah Atas (SMA).

Pada 25 Juni 2017 sekitar pukul 17.30 WIB, A menjemput Mulyadi di Cawang dan membawanya ke tempat tinggal A di Kalibata. Diketahui Mulyadi menginap di tempat A selama dua hari.

"Selama dua hari tinggal di kosan tersebut, Mulyadi hanya menceritakan mengenai ISIS dan Jihad," kata Rikwanto.

(Baca: Polisi Bergantian Shalat di Masjid Usai Penyerangan di Dekat Mabes Polri)

Hal senada juga diutarakan oleh teman Mulyadi yang lain berinisial Z. Menurut Z, Mulyadi mulai berperilaku aneh sejak akhir 2016. Mulyadi pun sempat menunjukkan beberapa materi mengenai ISIS dan jihad ke Filipina Selatan.

"Konten-konten tersebut diketahui diperoleh oleh Mulyadi melalui website radikal maupun group messenger radikal," ucap Rikwanto.

Sebelumnya, Kadiv Humas Polri Irjen Setyo Wasisto meyakini pelaku penyerangan dua polisi di masjid Falatehan bernama Mulyadi.

Dua polisi yang menjadi korban penusukan adalah AKP Dede Suhatmi dan Briptu Syaiful Bachtiar. Peristiwa itu terjadi sekitar pukul 19.40 WIB. Pelaku penusukan kemudian tewas ditembak setelah mencoba melarikan diri.

Kompas TV Polisi Jadi Target Prioritas Teroris
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.



Terkini Lainnya

Wapres Doakan Timnas Indonesia Melaju ke Final Piala Asia U23

Wapres Doakan Timnas Indonesia Melaju ke Final Piala Asia U23

Nasional
Ada 297 Sengketa Pileg 2024, KPU Siapkan Pengacara dari 8 Firma Hukum

Ada 297 Sengketa Pileg 2024, KPU Siapkan Pengacara dari 8 Firma Hukum

Nasional
Novel Baswedan dkk Laporkan Nurul Ghufron ke Dewas KPK, Dianggap Rintangi Pemeriksaan Etik

Novel Baswedan dkk Laporkan Nurul Ghufron ke Dewas KPK, Dianggap Rintangi Pemeriksaan Etik

Nasional
Kumpulkan Seluruh Kader PDI-P Persiapan Pilkada, Megawati: Semangat Kita Tak Pernah Pudar

Kumpulkan Seluruh Kader PDI-P Persiapan Pilkada, Megawati: Semangat Kita Tak Pernah Pudar

Nasional
Indonesia U-23 Kalahkan Korsel, Wapres: Kita Gembira Sekali

Indonesia U-23 Kalahkan Korsel, Wapres: Kita Gembira Sekali

Nasional
Jokowi Tunjuk Luhut Jadi Ketua Dewan Sumber Daya Air Nasional

Jokowi Tunjuk Luhut Jadi Ketua Dewan Sumber Daya Air Nasional

Nasional
Di Hari Kesiapsiagaan Bencana Nasional, Fahira Idris Sebut Indonesia Perlu Jadi Negara Tangguh Bencana

Di Hari Kesiapsiagaan Bencana Nasional, Fahira Idris Sebut Indonesia Perlu Jadi Negara Tangguh Bencana

Nasional
297 Sengketa Pileg 2024, KPU Siapkan Bukti Hadapi Sidang di MK

297 Sengketa Pileg 2024, KPU Siapkan Bukti Hadapi Sidang di MK

Nasional
Meski Anggap Jokowi Bukan Lagi Kader, Ini Alasan PDI-P Tak Tarik Menterinya dari Kabinet

Meski Anggap Jokowi Bukan Lagi Kader, Ini Alasan PDI-P Tak Tarik Menterinya dari Kabinet

Nasional
Rancangan Peraturan KPU, Calon Kepala Daerah Daftar Pilkada 2024 Tak Perlu Lampirkan Tim Kampanye

Rancangan Peraturan KPU, Calon Kepala Daerah Daftar Pilkada 2024 Tak Perlu Lampirkan Tim Kampanye

Nasional
Nasdem dan PKB Dukung Prabowo-Gibran, PAN Sebut Jatah Kursi Menteri Parpol Koalisi Tak Terganggu

Nasdem dan PKB Dukung Prabowo-Gibran, PAN Sebut Jatah Kursi Menteri Parpol Koalisi Tak Terganggu

Nasional
Bilang Jokowi Sangat Nyaman, PAN Janjikan Jabatan Berpengaruh

Bilang Jokowi Sangat Nyaman, PAN Janjikan Jabatan Berpengaruh

Nasional
KPU Godok Aturan Baru Calon Kepala Daerah Pakai Ijazah Luar Negeri

KPU Godok Aturan Baru Calon Kepala Daerah Pakai Ijazah Luar Negeri

Nasional
Status Perkawinan Prabowo-Titiek Tertulis 'Pernah', Apa Maknanya?

Status Perkawinan Prabowo-Titiek Tertulis "Pernah", Apa Maknanya?

Nasional
Wamenhan Terima Kunjungan Panglima AU Singapura, Bahas Area Latihan Militer

Wamenhan Terima Kunjungan Panglima AU Singapura, Bahas Area Latihan Militer

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com