Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Kaleidoskop 2016: DPR yang Sibuk dengan Dirinya Sendiri...

Kompas.com - 15/12/2016, 10:22 WIB
Rakhmat Nur Hakim

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com - Sepanjang 2016, dinamika di lembaga parlemen seakan tak pernah tenang. Panas, dan penuh dinamika.

Dinamika karena kekuatan politik di dalamnya "berjuang" untuk dirinya sendiri.

Mulai dari pengunduran diri Setya Novanto dari kursi Ketua DPR, hingga keributan karena Novanto kembali menginginkan kursi yang sudah dilepasnya.

Pasca Novanto kembali didapuk memimpin parlemen, PDI Perjuangan "berjuang" untuk mendapatkan jatah kursi pimpinan DPR.

Sebagai partai dengan kursi terbanyak, partai pimpinan Megawati Soekarnoputri itu merasa layak mendapat bagian di jajaran kursi pimpinan.

Di saat mereka ribut untuk memperjuangkan kepentingannya sendiri, kinerja legislasi DPR menjadi sorotan.

Penyelesaian RUU tertatih-tatih.

Kursi untuk Novanto

"Ribut-ribut" soal pergantian Ketua DPR berawal dari putusan Mahkamah Konstitusi (MK) yang menyatakan rekaman percakapan antara Setya Novanto dan Chairman Freeport Mcmoran James Moffett, yang direkam oleh Direktur PT Freeport Indonesia (sekarang mantan), Maroef Sjamsoeddin, tidak sah secara hukum.

MK memutuskan bahwa tuduhan Novanto melakukan permufakatan jahat karena mencatut nama Presiden Jokowi saat melobi Moffett untuk perolehan saham tak bisa diproses secara hukum, karena bukti rekaman tidak sah.

Berdasarkan dua putusan itu, Mahkamah Kehormatan Dewan (MKD) DPR merehabilitasi nama baik Novanto.

Golkar pun mulai bergerak. Novanto, yang merupakan ketua umum partai berlambang pohon beringin itu, diwacanakan kembali menjadi Ketua DPR.

(Baca: "Jalan Super-mulus" untuk Setya Novanto)

Alasannya, demi kehormatan partai. Kursi Ade Komarudin, yang menggantikan Novanto, mulai digoyang.

Rapat pleno DPP Partai Golkar memutuskan untuk kembali menempatkan Setya Novanto sebagai Ketua DPR.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Setelah Jokowi Tak Lagi Dianggap sebagai Kader PDI-P...

Setelah Jokowi Tak Lagi Dianggap sebagai Kader PDI-P...

Nasional
Pengertian Lembaga Sosial Desa dan Jenisnya

Pengertian Lembaga Sosial Desa dan Jenisnya

Nasional
Prediksi soal Kabinet Prabowo-Gibran: Menteri Triumvirat Tak Diberi ke Parpol

Prediksi soal Kabinet Prabowo-Gibran: Menteri Triumvirat Tak Diberi ke Parpol

Nasional
Jokowi Dianggap Jadi Tembok Tebal yang Halangi PDI-P ke Prabowo, Gerindra Bantah

Jokowi Dianggap Jadi Tembok Tebal yang Halangi PDI-P ke Prabowo, Gerindra Bantah

Nasional
Soal Kemungkinan Ajak Megawati Susun Kabinet, TKN: Pak Prabowo dan Mas Gibran Tahu yang Terbaik

Soal Kemungkinan Ajak Megawati Susun Kabinet, TKN: Pak Prabowo dan Mas Gibran Tahu yang Terbaik

Nasional
PKS Siap Gabung, Gerindra Tegaskan Prabowo Selalu Buka Pintu

PKS Siap Gabung, Gerindra Tegaskan Prabowo Selalu Buka Pintu

Nasional
PKB Jaring Bakal Calon Kepala Daerah untuk Pilkada 2024, Salah Satunya Edy Rahmayadi

PKB Jaring Bakal Calon Kepala Daerah untuk Pilkada 2024, Salah Satunya Edy Rahmayadi

Nasional
Saat Cak Imin Berkelakar soal Hanif Dhakiri Jadi Menteri di Kabinet Prabowo...

Saat Cak Imin Berkelakar soal Hanif Dhakiri Jadi Menteri di Kabinet Prabowo...

Nasional
Prabowo Ngaku Disiapkan Jadi Penerus, TKN Bantah Jokowi Cawe-cawe

Prabowo Ngaku Disiapkan Jadi Penerus, TKN Bantah Jokowi Cawe-cawe

Nasional
Orang Dekat Prabowo-Jokowi Diprediksi Isi Kabinet: Sjafrie Sjamsoeddin, Dasco, dan Maruarar Sirait

Orang Dekat Prabowo-Jokowi Diprediksi Isi Kabinet: Sjafrie Sjamsoeddin, Dasco, dan Maruarar Sirait

Nasional
Prabowo Diisukan Akan Nikahi Mertua Kaesang, Jubir Bilang 'Hoaks'

Prabowo Diisukan Akan Nikahi Mertua Kaesang, Jubir Bilang "Hoaks"

Nasional
Momen Jokowi dan Menteri Basuki Santap Mie Gacoan, Mentok 'Kepedasan' di Level 2

Momen Jokowi dan Menteri Basuki Santap Mie Gacoan, Mentok "Kepedasan" di Level 2

Nasional
Ditolak Partai Gelora Gabung Koalisi Prabowo, PKS: Jangan Terprovokasi

Ditolak Partai Gelora Gabung Koalisi Prabowo, PKS: Jangan Terprovokasi

Nasional
Kapolri Bentuk Unit Khusus Tindak Pidana Ketenagakerjaan, Tangani Masalah Sengketa Buruh

Kapolri Bentuk Unit Khusus Tindak Pidana Ketenagakerjaan, Tangani Masalah Sengketa Buruh

Nasional
Kapolri Buka Peluang Kasus Tewasnya Brigadir RAT Dibuka Kembali

Kapolri Buka Peluang Kasus Tewasnya Brigadir RAT Dibuka Kembali

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com