Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Istana: Jangan Lupa, HAM Juga Menyangkut Ekonomi

Kompas.com - 21/10/2016, 13:20 WIB
Ihsanuddin

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com - Kepala Staf Kepresidenan Teten Masduki menjawab kritik mengenai penegakan hak asasi manusia yang tidak optimal selama dua tahun pemerintahan Joko Widodo-Jusuf Kalla.

Ia membantah bahwa pemerintah abai terhadap HAM dan hanya berfokus pada sektor ekonomi.

"Jangan lupa bahwa HAM bukan hanya menyangkut hak sipil dan politik, tapi juga menyangkut ekonomi sosial budaya. Dan keduanya saling menopang," kata Teten di Kompleks Istana Kepresidenan, Jakarta, Jumat (21/10/2016).

(Baca: Dinilai Sukses Genjot Infrastruktur, Jokowi-JK Juga Diharap Dorong Penegakan Hukum-HAM)

Teten mengatakan, selama ini Presiden Jokowi seringkali mendengar dari masyarakat terkait masalah ekonomi dan sosial, seperti kekurangan listrik, harga bahan pokok yang tinggi, minimnya lapangan pekerjaan, sulitnya mengembangkan usaha, dan lain sebagainya.

Oleh karena itu, pemerintah memprioritaskan berbagai masalah ekonomi itu untuk segera diselesaikan.

Kendati demikian, bukan berarti penegakan HAM, khususnya yang terkait dengan kasus di masa lalu menjadi terabaikan.

"Persoalan HAM masa lalu termasuk dalam program paket kebijakan hukum yang nanti langkah-langkahnya akan dijalankan kementerian terkait nanti akan dikoordinasikan Pak Menko Polhukam," kata dia.

Teten mengatakan, untuk mengatasi persoalan HAM di masa lalu bukan lah sebuah hal yang mudah.

Pemerintah harus terlebih dahulu mencari bukti ke berbagai pihak dan sumber terkait. Selain itu, pemerintah juga harus memikirkan metode penyelesaiannya, apakah dengan proses yudisial atau non-yudisial.

"Perlu pendekatan lebih khusus yang sedang kita pikirkan penyelesaiannya. Intinya pemerintah tidak punya konflik kepentingan untuk menyelesaikan masalah HAM masa lalu," kata dia.

Kritik mengenai HAM, sebelumnya datang dari Komisi untuk Orang Hilang dan Korban Tindak Kekerasan (Kontras).

Koordinator Kontras Haris Azhar mengatakan, salah satu kelemahan signifikan dari pemerintahan Joko Widodo-Jusuf Kalla adalah kemampuannya untuk memaknai mekanisme akuntabilitas dalam pengelolaan birokrasi.

(Baca: Banggakan Pembangunan Infrastruktur, Jokowi Rapuh Berhadapan dengan Penegakan HAM)

Menurut Haris, kelemahan itu berdampak pada agenda pemajuan hukum dan hak asasi manusia (HAM).

Haris menjelaskan, kelemahan pemerintah tampak mencolok ketika Presiden Jokowi mulai mengangkat figur-figur yang diduga terlibat dalam kasus pelanggaran HAM, seperti Wiranto dan Ryamizard Ryacudu.

Selain itu, Presiden Jokowi juga tidak memberikan pernyataan ketika Hartomo naik menjadi Kepala Badan Intelijen Strategis. Berdasarkan catatan Kontras, Hartomo telah dipecat dari kemiliteran karena terlibat dalam kasus pembunuhan Theys Eluay.

Kompas TV Polisi Belum Cari Berkas TPF Munir yang Hilang
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.



Terkini Lainnya

Revisi UU Kementerian Disetujui, RUU Perampasan Aset Hilang

Revisi UU Kementerian Disetujui, RUU Perampasan Aset Hilang

Nasional
[POPULER NASIONAL] Babak Baru Kasus Vina Cirebon | 'Crazy Rich' di Antara 21 Tersangka Korupsi Timah

[POPULER NASIONAL] Babak Baru Kasus Vina Cirebon | "Crazy Rich" di Antara 21 Tersangka Korupsi Timah

Nasional
Tanggal 21 Mei 2024 Memperingati Hari Apa?

Tanggal 21 Mei 2024 Memperingati Hari Apa?

Nasional
Kemendikbud Sebut Kuliah Bersifat Tersier, Pimpinan Komisi X: Tidak Semestinya Disampaikan

Kemendikbud Sebut Kuliah Bersifat Tersier, Pimpinan Komisi X: Tidak Semestinya Disampaikan

Nasional
Wapres Minta Alumni Tebuireng Bangun Konsep Besar Pembangunan Umat

Wapres Minta Alumni Tebuireng Bangun Konsep Besar Pembangunan Umat

Nasional
Khofifah-Emil Dardak Mohon Doa Menang Pilkada Jatim 2024 Usai Didukung Demokrat-Golkar

Khofifah-Emil Dardak Mohon Doa Menang Pilkada Jatim 2024 Usai Didukung Demokrat-Golkar

Nasional
Pertamina Raih Penghargaan di InaBuyer 2024, Kado untuk Kebangkitan UMKM

Pertamina Raih Penghargaan di InaBuyer 2024, Kado untuk Kebangkitan UMKM

Nasional
Soal Isu Raffi Ahmad Maju Pilkada 2024, Airlangga: Bisa OTW ke Jateng dan Jakarta, Kan Dia MC

Soal Isu Raffi Ahmad Maju Pilkada 2024, Airlangga: Bisa OTW ke Jateng dan Jakarta, Kan Dia MC

Nasional
Cegah MERS-CoV Masuk Indonesia, Kemenkes Akan Pantau Kepulangan Jemaah Haji

Cegah MERS-CoV Masuk Indonesia, Kemenkes Akan Pantau Kepulangan Jemaah Haji

Nasional
Dari 372 Badan Publik, KIP Sebut Hanya 122 yang Informatif

Dari 372 Badan Publik, KIP Sebut Hanya 122 yang Informatif

Nasional
Jemaah Haji Indonesia Kembali Wafat di Madinah, Jumlah Meninggal Dunia Menjadi 4 Orang

Jemaah Haji Indonesia Kembali Wafat di Madinah, Jumlah Meninggal Dunia Menjadi 4 Orang

Nasional
Hari Keenam Penerbangan, 34.181 Jemaah Haji tiba di Madinah

Hari Keenam Penerbangan, 34.181 Jemaah Haji tiba di Madinah

Nasional
Jokowi Bahas Masalah Kenaikan UKT Bersama Menteri Pekan Depan

Jokowi Bahas Masalah Kenaikan UKT Bersama Menteri Pekan Depan

Nasional
KIP: Indeks Keterbukaan Informasi Publik Kita Sedang-sedang Saja

KIP: Indeks Keterbukaan Informasi Publik Kita Sedang-sedang Saja

Nasional
Digelar di Bali Selama 8 Hari, Ini Rangkaian Kegiatan World Water Forum 2024

Digelar di Bali Selama 8 Hari, Ini Rangkaian Kegiatan World Water Forum 2024

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com