BNPT Akan Verifikasi Temuan PPATK soal Aliran Dana Teroris dari Australia

JAKARTA, KOMPAS.com — Kepala Badan Nasional Penanggulangan Terorisme (BNPT) Suhardi Alius akan mengecek kebenaran informasi aliran dana terorisme yang ditemukan Pusat Pelaporan dan Analisis Transaksi Keuangan (PPATK).

Dari penelusuran PPATK, negara asal yang paling banyak mengalirkan uang untuk terorisme adalah Australia, yaitu sebanyak 97 kali dengan jumlah Rp 88,8 miliar. Suhardi mengaku belum mendapatkan informasi lebih lanjut terkait hal tersebut.

(Baca: PPATK Sebut Pasokan Dana Terbesar untuk Terorisme Berasal dari Australia)

"Kami punya desk, kok. Deputi saya kerja sama dengan PPATK. Nanti kami verifikasi, mana dana yang digunakan sebagai dana terorisme. Itu kan sifatnya perorangan," tutur Suhardi di Kompleks Parlemen, Senayan, Jakarta, Kamis (15/9/2016).

(Baca: PPATK: Perempuan Indonesia Rentan Dimanfaatkan untuk Aliran Dana Terorisme)

Sebelumnya, Kepala PPATK Muhammad Yusuf mengatakan, transaksi tersebut mulai tampak pada 2012 yang ditelusuri hingga saat ini. Adapun 97 kali transaksi tersebut dilakukan dengan berbagai cara, baik perseorangan maupun kelompok.

Negara berikutnya yang mengirimkan dana untuk terorisme ke Indonesia adalah Malaysia sebanyak 44 kali dengan aliran dana sebesar Rp 754,8 juta; Singapura 7 kali dengan jumlah dana sebesar Rp 26, 1 juta; serta Filipina satu kali senilai Rp 25 juta.