Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

PPATK: Perempuan Indonesia Rentan Dimanfaatkan untuk Aliran Dana Terorisme

Kompas.com - 14/09/2016, 20:27 WIB
Nabilla Tashandra

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com - Perempuan dan anak muda menjadi dua kelompok rentan yang kini mulai menjadi sasaran dalam kegiatan terorisme. Mereka tak berperan sebagai pemimpin tetapi kerap diperalat sebagai kurir untuk mensukseskan kegiatan terorisme.

Wakil Ketua Pusat Pelaporan dan Analisis Transaksi Keuangan (PPATK) Agus Santoso menuturkan, salah satu modusnya adalah transfer dana teroris menggunakan rekening perempuan Indonesia yang merupakan istri atau keluarga teroris.

"Baik teroris Australia, teroris Malaysia seperti Noordin M top, Doktor Azahari, mereka punya istri-istri orang Indonesia. Jadi, perempuan di Indonesia rawan," kata Agus di Kompleks Parlemen, Senayan, Jakarta, Rabu (14/9/2016).

Begitu pula terkait operasi aliran dana terorisme lewat sarana jual beli. PPATK menemukan, tiket untuk berangkat ke negara-negara Timur Tengah juga dijual melalui medium tersebut.

"Dan yang menyelenggarakannya perempuan juga," kata dia.

Perempuan juga dianggap sebagai tokoh sentral dalam keluarga. Perintah seorang ibu hampir selalu pasti dituruti oleh anak-anaknya.

(Baca: Ikut Tembaki Aparat dan Lempar Bom, Istri Santoso Jadi Tersangka)

Oleh karena itu, Agus menganggap perlu ada pendidikan khusus kepada kaum perempuan di Indonesia untuk tak sembarangan meminjamkan rekeningnya agar tak disalahgunakan.

"Kalau mau nyumbang juga lihat-lihat, jangan hanya emosi, tujuannya untuk apa, jangan semata mata kasihan. Dan jangan mau disuruh buka rekening oleh pacar kek, suaminya, yang dipakai untuk tujuan seperti itu," tutur Agus.

Pemerintah berupaya untuk meminimalisasi semakin banyak perempuan yang menjadi kurir dalam kegiatan terorisme. Agus mengatakan, kerja sama pun dilakukan dengan lima negara tetangga, yaitu Malaysia, Australia, Singapura, Thailand, dan Singapura.

"Salah satu working groupnya adalah edukasi terhadap perempuan (yang terkait kegiatan) terorisme," ujarnya.

Kompas TV Istri Santoso Masih Jalani Perawatan di RS
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Baca tentang


Terkini Lainnya

Ketum PGI: 17 Kali Jokowi ke Papua, tapi Hanya Bertemu Pihak Pro Jakarta

Ketum PGI: 17 Kali Jokowi ke Papua, tapi Hanya Bertemu Pihak Pro Jakarta

Nasional
Kasus Brigadir RAT, Beda Keterangan Keluarga dan Polisi, Atasan Harus Diperiksa

Kasus Brigadir RAT, Beda Keterangan Keluarga dan Polisi, Atasan Harus Diperiksa

Nasional
KPK Ancam Pidana Pihak yang Halangi Penyidikan Gus Muhdlor

KPK Ancam Pidana Pihak yang Halangi Penyidikan Gus Muhdlor

Nasional
195.917 Visa Jemaah Haji Indonesia Sudah Terbit

195.917 Visa Jemaah Haji Indonesia Sudah Terbit

Nasional
Sukseskan Perhelatan 10th World Water Forum, BNPT Adakan Asesmen dan Sosialisasi Perlindungan Objek Vital di Bali

Sukseskan Perhelatan 10th World Water Forum, BNPT Adakan Asesmen dan Sosialisasi Perlindungan Objek Vital di Bali

Nasional
Penyidik KPK Enggan Terima Surat Ketidakhadiran Gus Muhdlor

Penyidik KPK Enggan Terima Surat Ketidakhadiran Gus Muhdlor

Nasional
Di Puncak Hari Air Dunia Ke-32, Menteri Basuki Ajak Semua Pihak Tingkatkan Kemampuan Pengelolaan Air

Di Puncak Hari Air Dunia Ke-32, Menteri Basuki Ajak Semua Pihak Tingkatkan Kemampuan Pengelolaan Air

Nasional
Ketum PGI Tagih Janji SBY dan Jokowi untuk Selesaikan Masalah Papua

Ketum PGI Tagih Janji SBY dan Jokowi untuk Selesaikan Masalah Papua

Nasional
Gus Muhdlor Kirim Surat Absen Pemeriksaan KPK, tetapi Tak Ada Alasan Ketidakhadiran

Gus Muhdlor Kirim Surat Absen Pemeriksaan KPK, tetapi Tak Ada Alasan Ketidakhadiran

Nasional
PPP Minta MK Beri Kebijakan Khusus agar Masuk DPR meski Tak Lolos Ambang Batas 4 Persen

PPP Minta MK Beri Kebijakan Khusus agar Masuk DPR meski Tak Lolos Ambang Batas 4 Persen

Nasional
Sidang Sengketa Pileg Kalteng Berlangsung Kilat, Pemohon Dianggap Tak Serius

Sidang Sengketa Pileg Kalteng Berlangsung Kilat, Pemohon Dianggap Tak Serius

Nasional
Pemerintahan Baru dan Tantangan Transformasi Intelijen Negara

Pemerintahan Baru dan Tantangan Transformasi Intelijen Negara

Nasional
Tegur Pemohon Telat Datang Sidang, Hakim Saldi: Kalau Terlambat Terus, 'Push Up'

Tegur Pemohon Telat Datang Sidang, Hakim Saldi: Kalau Terlambat Terus, "Push Up"

Nasional
KPK Sebut Keluarga SYL Sangat Mungkin Jadi Tersangka TPPU Pasif

KPK Sebut Keluarga SYL Sangat Mungkin Jadi Tersangka TPPU Pasif

Nasional
Timnas Kalah Lawan Irak, Jokowi: Capaian hingga Semifinal Layak Diapresiasi

Timnas Kalah Lawan Irak, Jokowi: Capaian hingga Semifinal Layak Diapresiasi

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com