Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

PKS: DPR Jadi Kambing Hitam Seolah Ingin Lemahkan KPK

Kompas.com - 07/02/2016, 18:52 WIB
Ihsanuddin

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com - Wakil Ketua Majelis Syuro Partai Keadilan Sejahtera Hidayat Nur Wahid mempertanyakan sikap pemerintah dan Komisi Pemberantasan Korupsi yang berseberangan terkait revisi Undang-Undang Nomor 30 Tahun 2002 tentang KPK.

Akibat silang pandang ini, menurut dia, kini DPR yang menjadi korban.

"DPR jadi kambing hitam seolah-olah ingin melemahkan KPK. Padahal DPR jelas kami tak ingin melemahkan," kata Hidayat di Jakarta, Minggu (7/2/2016).

Menurut Hidayat, perbedaan pandangan antara pemerintah dan KPK sangat jelas terlihat dari pernyataan di media massa. (baca: Jokowi Bisa Masuk dalam Sejarah Pengebirian KPK)

Menteri Hukum dan HAM Yasonna H Laoly mengatakan revisi ditujukan untuk menguatkan KPK.

Sementara pimpinan KPK sendiri merasa draf revisi yang ada saat ini melemahkan lembaga antirasuah tersebut. (baca: Abdullah Hehamahua: Presiden Jokowi Tidak Konsisten)

Adapun pihak Istana Negara menyatakan Presiden Joko Widodo akan menarik diri dari revisi apabila justru melemahkan KPK.

Padahal, lanjut Hidayat, sebelumnya sudah ada kesepakatan antara pemerintah, DPR dan KPK bahwa revisi hanya akan terdiri dari empat poin. (baca: Ini 45 Anggota DPR Pengusul Revisi UU KPK)

Empat poin tersebut, yakni mengenai kewenangan penyadapan, penerbitan surat perintah penghentian penyidikan, dewan pengawas, dan kewenangan mengangkat penyidik dan penyelidik sendiri.

"Kenapa lagi-lagi DPR dikorbankan? Harusnya DPR bukan dikorbankan, tapi dihormati sebagai lembaga yang terhormat," ucap Anggota Komisi VIII DPR ini.

Menurut Hidayat, jika kondisinya tetap seperti ini, maka PKS tidak akan ikut membahas revisi UU KPK. Dia menilai PKS tidak perlu ikut-ikutan jadi kambing hitam dalam polemik ini. (baca: Berkali-kali Gagal, Anggota DPR Tak Kapok Juga Revisi UU KPK)

"Kami siap membahas kalau itu sudah kesepaktan pemerintah dan KPK. Kalau pemerintah dan KPK tak sepakat kami kembali ke posisi semula. Kami tidak akan membahas," ucapnya.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Baca tentang
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Bingung dengan Objek Gugatan PDI-P di PTUN, KPU Bingung Mau Siapkan Jawaban

Bingung dengan Objek Gugatan PDI-P di PTUN, KPU Bingung Mau Siapkan Jawaban

Nasional
Gugat Dewas ke PTUN hingga 'Judicial Review' ke MA, Wakil Ketua KPK: Bukan Perlawanan, tapi Bela Diri

Gugat Dewas ke PTUN hingga "Judicial Review" ke MA, Wakil Ketua KPK: Bukan Perlawanan, tapi Bela Diri

Nasional
Sengketa Pileg, PPP Klaim Suara Pindah ke Partai Lain di 35 Dapil

Sengketa Pileg, PPP Klaim Suara Pindah ke Partai Lain di 35 Dapil

Nasional
Pemerintah Akan Bangun Sekolah Aman Bencana di Tiga Lokasi

Pemerintah Akan Bangun Sekolah Aman Bencana di Tiga Lokasi

Nasional
KPK Pertimbangkan Anggota DPR yang Diduga Terima THR dari Kementan jadi Saksi Sidang SYL

KPK Pertimbangkan Anggota DPR yang Diduga Terima THR dari Kementan jadi Saksi Sidang SYL

Nasional
PDI-P Sebut Prabowo-Gibran Bisa Tak Dilantik, Pimpinan MPR Angkat Bicara

PDI-P Sebut Prabowo-Gibran Bisa Tak Dilantik, Pimpinan MPR Angkat Bicara

Nasional
Cak Imin Sebut Pemerintahan Jokowi Sentralistik, Kepala Daerah PKB Harus Inovatif

Cak Imin Sebut Pemerintahan Jokowi Sentralistik, Kepala Daerah PKB Harus Inovatif

Nasional
Pemerintah Akan Pastikan Status Tanah Warga Terdampak Erupsi Gunung Ruang serta Longsor Tana Toraja dan Sumbar

Pemerintah Akan Pastikan Status Tanah Warga Terdampak Erupsi Gunung Ruang serta Longsor Tana Toraja dan Sumbar

Nasional
Ahmed Zaki Daftarkan Diri ke PKB untuk Pilkada DKI, Fokus Tingkatkan Popularitas

Ahmed Zaki Daftarkan Diri ke PKB untuk Pilkada DKI, Fokus Tingkatkan Popularitas

Nasional
Sengketa Pileg, Golkar Minta Pemungutan Suara Ulang di 36 TPS Sulbar

Sengketa Pileg, Golkar Minta Pemungutan Suara Ulang di 36 TPS Sulbar

Nasional
Mendagri Sebut Biaya Pilkada Capai Rp 27 Triliun untuk KPU dan Bawaslu Daerah

Mendagri Sebut Biaya Pilkada Capai Rp 27 Triliun untuk KPU dan Bawaslu Daerah

Nasional
Airin Ingin Bentuk Koalisi Besar untuk Mengusungnya di Pilkada Banten

Airin Ingin Bentuk Koalisi Besar untuk Mengusungnya di Pilkada Banten

Nasional
Sebut Warga Ingin Anies Balik ke Jakarta, Nasdem: Kinerjanya Terasa

Sebut Warga Ingin Anies Balik ke Jakarta, Nasdem: Kinerjanya Terasa

Nasional
Caleg PSI Gugat Teman Satu Partai ke MK, Saldi Isra: Berdamai Saja Lah

Caleg PSI Gugat Teman Satu Partai ke MK, Saldi Isra: Berdamai Saja Lah

Nasional
Irigasi Rentang Targetkan Peningkatan Indeks Pertanaman hingga 280 Persen

Irigasi Rentang Targetkan Peningkatan Indeks Pertanaman hingga 280 Persen

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com