Selain itu, dari hasil pemeriksaan, ada juga terduga anggota ISIS itu yang ditugaskan untuk memfasilitasi dan membantu administrasi migrasi, khususnya penugasan ke luar Indonesia, seperti ke Turki atau Suriah.
"Kalau mau ke ISIS luar negeri, ada biayai travel-nya. Memberikan peta jalan," tuturnya.
Hingga saat ini, pihak Polri masih menelusuri penyandang dana kegiatan ISIS di Indonesia. "Sekarang masih pemeriksaan awal. Sejauh mana mereka membuka donatur. Terkadang ada juga donatur yang tidak mengerti apa-apa," paparnya.
Menurut Rikwanto, pihaknya terus bergerak cepat memutus rantai pergerakan ISIS di Indonesia. Hal ini bertujuan mencegah hilangnya barang bukti yang dibutuhkan. Untuk itu, Rikwanto mengimbau agar masyarakat dapat saling berkoordinasi untuk melaporkan terkait adanya indikasi kegiatan ISIS.
Sebelumnya, lima orang yang diduga memiliki peranan terhadap kelompok radikal ISIS ditangkap polisi pada Sabtu (21/3/2015) malam. Kelimanya ditangkap di empat tempat berbeda, yakni Cisauk (Kabupaten Tangerang), Petukangan (Jakarta Selatan), Tambun (Kabupaten Bekasi), dan Gunung Putri (Bogor). Selain Fachri, empat terduga lainnya yaitu AP alias M (Aprianul), J alias EK (Engkos Koswara), AM (Amin Mude), dan F (Furqon).