Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Elektabilitas Jokowi Diprediksi Stabil, Tak Akan Terjun Bebas

Kompas.com - 09/03/2014, 16:21 WIB
Sabrina Asril

Penulis


JAKARTA, KOMPAS.com - Survei Political Communication Institute menempatkan sosok Gubernur DKI Jakarta Joko Widodo sebagai calon presiden dengan elektabilitas tertinggi, yakni sebesar 22,9 persen. Survei tersebut semakin menguatkan survei-survei sebelumnya yang menempatkan Jokowi sebagai kandidat capres terkuat saat ini.

Pengamat komunikasi politik sekaligus akademisi Universitas Pelita Harapan, Emrus, mengatakan bahwa politik bisa saja berubah di menit-menit terakhir, termasuk elektabilitas Jokowi. Namun, dalam komunikasi politik, Emrus yakin elektabilitas Jokowi masih akan stabil dan tidak akan sampai terjun bebas.

Menurut Emrus, tingkat popularitas seseorang terbagi ke dalam tiga tingkat, yakni tahu (kognisi), ingat (recalling), dan top of mind. Ia mengatakan, ketika popularitas seseorang sudah pada tingkat top of mind, maka popularitas itu sudah sulit berubah. "Contohnya Jokowi yang tinggi sekali, tidak akan berubah. Paling kalaupun turun tidak sampai 5 persen. Tidak akan ada perubahan signifikan," ujar Emrus di Jakarta, Minggu (9/3/2014).

Dengan tingkat elektabilitas Jokowi yang fantastis ini, kata Emrus, maka akan sangat bermanfaat bagi Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan untuk mengusungnya guna mendongkrak suara partai. Menurut dia, jika PDI-P tidak mengusung Jokowi sebagai calon presiden, maka partai tersebut akan kembali menelan pil pahit dalam Pilpres 2014.

"Fenomena Jokowi ini sudah sampai tahap pokoke (yang penting, red) Jokowi. Kalau Jokowi yang disebut, orang-orang bilang capres. Saat tokoh lain yang disebut, yang muncul malah kasus korupsinya," kata Emrus.

Menurut Emrus, tidak ada pilihan bagi PDI-P selain mengusung Jokowi sebagai capres dan mendeklarasikannya sebelum pelaksanaan pemilu legislatif. Jika nama Jokowi ditonjolkan saat ini, Emrus yakin bahwa elektabilitas PDI-P akan melonjak tinggi.

Mengenai calon wakil presiden yang pantas disandingkan dengan Jokowi, Emrus mengatakan, Jokowi harus bisa menutupi celah kelemahan mantan Wali Kota Solo itu. Misalnya, Jokowi dinilai lemah di bidang hubungan diplomasi dan pertahanan. "Butuh orang yang menguasai kedua hal itu," ujarnya.

Emrus mengajukan nama Wakil Ketua Dewan Perwakilan Rakyat dari Fraksi Golkar, Priyo Budi Santoso, yang dinilai sudah cukup senior di dunia perpolitikan sehingga orang yang pantas mendampingi Jokowi.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Baca tentang
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Jokowi di NTB Saat Massa Buruh Aksi 'May Day' di Istana

Jokowi di NTB Saat Massa Buruh Aksi "May Day" di Istana

Nasional
Seorang WNI Meninggal Dunia Saat Mendaki Gunung Everest

Seorang WNI Meninggal Dunia Saat Mendaki Gunung Everest

Nasional
Kasus Korupsi SYL Rp 44,5 Miliar, Bukti Tumpulnya Pengawasan Kementerian

Kasus Korupsi SYL Rp 44,5 Miliar, Bukti Tumpulnya Pengawasan Kementerian

Nasional
Keterangan Istri Brigadir RAT Beda dari Polisi, Kompolnas Tagih Penjelasan ke Polda Sulut

Keterangan Istri Brigadir RAT Beda dari Polisi, Kompolnas Tagih Penjelasan ke Polda Sulut

Nasional
Jokowi: Selamat Hari Buruh, Setiap Pekerja adalah Pahlawan

Jokowi: Selamat Hari Buruh, Setiap Pekerja adalah Pahlawan

Nasional
Pakai Dana Kementan untuk Pribadi dan Keluarga, Kasus Korupsi SYL Disebut Sangat Banal

Pakai Dana Kementan untuk Pribadi dan Keluarga, Kasus Korupsi SYL Disebut Sangat Banal

Nasional
'Brigadir RAT Sudah Kawal Pengusaha 2 Tahun, Masa Atasan Tidak Tahu Apa-Apa?'

"Brigadir RAT Sudah Kawal Pengusaha 2 Tahun, Masa Atasan Tidak Tahu Apa-Apa?"

Nasional
Prabowo: Selamat Hari Buruh, Semoga Semua Pekerja Semakin Sejahtera

Prabowo: Selamat Hari Buruh, Semoga Semua Pekerja Semakin Sejahtera

Nasional
Peringati Hari Buruh Internasional, Puan Tekankan Pentingnya Perlindungan dan Keadilan bagi Semua Buruh

Peringati Hari Buruh Internasional, Puan Tekankan Pentingnya Perlindungan dan Keadilan bagi Semua Buruh

Nasional
Pertamina Bina Medika IHC dan Singhealth Kolaborasi Tingkatkan Layanan Kesehatan

Pertamina Bina Medika IHC dan Singhealth Kolaborasi Tingkatkan Layanan Kesehatan

Nasional
Prabowo Diprediksi Tinggalkan Jokowi dan Pilih PDI-P Usai Dilantik Presiden

Prabowo Diprediksi Tinggalkan Jokowi dan Pilih PDI-P Usai Dilantik Presiden

Nasional
Daftar Aliran Uang Kementan ke SYL dan Keluarga: 'Skincare' Anak, Ultah Cucu, hingga Bulanan Istri

Daftar Aliran Uang Kementan ke SYL dan Keluarga: "Skincare" Anak, Ultah Cucu, hingga Bulanan Istri

Nasional
Jokowi dan Mentan Amran Sulaiman Bersepeda Bareng di Mataram

Jokowi dan Mentan Amran Sulaiman Bersepeda Bareng di Mataram

Nasional
'Jokowi Tembok Tebal yang Halangi PDI-P Berkoalisi dengan Prabowo'

"Jokowi Tembok Tebal yang Halangi PDI-P Berkoalisi dengan Prabowo"

Nasional
Projo Ungkap Kemungkinan Jokowi Akan Gabung Parpol Lain Setelah Tak Dianggap PDI-P

Projo Ungkap Kemungkinan Jokowi Akan Gabung Parpol Lain Setelah Tak Dianggap PDI-P

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com