Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Jokowi Disadap, PKS Tantang PDI-P untuk Terbuka

Kompas.com - 21/02/2014, 10:56 WIB
Sabrina Asril

Penulis


JAKARTA, KOMPAS.com — Fraksi Partai Keadilan Sejahtera menantang Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan untuk berani mengungkap praktik penyadapan ilegal yang terjadi terhadap Gubernur DKI Jakarta Joko Widodo. Pengungkapan gamblang kasus itu dinilai akan mengurangi opini publik bahwa PDI-P hanya sekadar mencari pengalihan isu. PKS pun siap menginisiasi dilakukannya hak angket terhadap kasus ini.

"Sinyalemen pimpinan PDI-P harus terbuka sebab jika memang ada bukti, maka operasi saling sadap ini akan merusak suasana di tahun politik yang krusial ini. Ini perlu ditekankan sebab jangan sampai PDI-P melakukan ini hanya untuk mencari simpati seolah PDI-P teraniaya sendiri," ujar anggota Komisi III dari Fraksi PKS, Fahri Hamzah, di Jakarta, Jumat (21/2/2014).

PDI-P, lanjutnya, harus mengungkap aktor penyadapan Jokowi. PDI-P diminta untuk mengambil sikap yang nyata sebab menyadap tanpa izin pengadilan hanya boleh dilakukan Presiden untuk kepentingan keselamatan nasional sesuai undang-undang yang berlaku.

"Jika PDI-P mau, PKS siap bekerja sama untuk membentuk angket DPR dalam menginvestigasi kegiatan penyadapan ilegal di Indonesia yang mulai marak. Ini demi kepentingan umum dan keselamatan bangsa kita," kata Fahri.

Wakil Sekretaris Jenderal PKS itu menuturkan, memang ada persoalan pelik terkait masalah penyadapan ini. Pasalnya, regulasi penyadapan di Indonesia belum ada sejak Mahkamah Konstitusi (MK) membatalkan mandat peraturan pemerintah soal penyadapan dari UU No 11 Tahun 2008 Pasal 31 Ayat 4. Akan tetapi, Fahri melihat aksi penyadapan ini makin sering terungkap, baik oleh pihak Indonesia maupun oleh pihak asing, baik yang dianggap legal maupun yang dicurigai ilegal.

Sebelumnya, PDI-P mengungkap bahwa salah satu kadernya yang juga Gubernur DKI Jakarta Joko Widodo telah disadap. Di rumah dinas Jokowi, ditemukan tiga alat sadap. Informasi yang diperoleh Wakil Sekjen PDI-P Hasto Kristiyanto, alat penyadap yang dipasang itu merupakan penyadap jenis konvensional, microphone receiver, yang ditempel di tempat tertentu. Jokowi membenarkan temuan alat sadap di rumah dinas Gubernur DKI di Jalan Taman Suropati Nomor 7, Jakarta Pusat.

"Ada tiga alat yang ditemukan pada Desember lalu. Sebenarnya, saya tidak mau bicara masalah ini. Namun, faktanya di rumah dinas ada tiga. Di kamar tidur satu, di ruang tamu, sama di ruang makan, yang biasa kita pakai rapat," kata Jokowi.

Namun, dia menanggapi enteng soal ini. Dia juga tidak tahu target penyadapan terhadap dirinya.

"Kalau di rumah, saya dengan istri ngomong yang enteng-enteng saja. Paling soal makanan," katanya.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Kontroversi Usulan Bansos untuk 'Korban' Judi Online

Kontroversi Usulan Bansos untuk "Korban" Judi Online

Nasional
Tenda Haji Jemaah Indonesia di Arafah Sempit, Kemenag Diminta Beri Penjelasan

Tenda Haji Jemaah Indonesia di Arafah Sempit, Kemenag Diminta Beri Penjelasan

Nasional
MUI Minta Satgas Judi Online Bertindak Tanpa Pandang Bulu

MUI Minta Satgas Judi Online Bertindak Tanpa Pandang Bulu

Nasional
Tolak Wacana Penjudi Online Diberi Bansos, MUI: Berjudi Pilihan Hidup Pelaku

Tolak Wacana Penjudi Online Diberi Bansos, MUI: Berjudi Pilihan Hidup Pelaku

Nasional
MUI Keberatan Wacana Penjudi Online Diberi Bansos

MUI Keberatan Wacana Penjudi Online Diberi Bansos

Nasional
[POPULER NASIONAL] Menkopolhukam Pimpin Satgas Judi Online | PDI-P Minta KPK 'Gentle'

[POPULER NASIONAL] Menkopolhukam Pimpin Satgas Judi Online | PDI-P Minta KPK "Gentle"

Nasional
Tanggal 18 Juni 2024 Memperingati Hari Apa?

Tanggal 18 Juni 2024 Memperingati Hari Apa?

Nasional
Polisi Temukan Bahan Peledak Saat Tangkap Terduga Teroris di Karawang

Polisi Temukan Bahan Peledak Saat Tangkap Terduga Teroris di Karawang

Nasional
Polisi Tangkap Satu Terduga Teroris Pendukung ISIS dalam Penggerebekan di Karawang

Polisi Tangkap Satu Terduga Teroris Pendukung ISIS dalam Penggerebekan di Karawang

Nasional
BPIP: Kristianie Paskibraka Terbaik Maluku Dicoret karena Tak Lolos Syarat Kesehatan

BPIP: Kristianie Paskibraka Terbaik Maluku Dicoret karena Tak Lolos Syarat Kesehatan

Nasional
Sekjen Tegaskan Anies Tetap Harus Ikuti Aturan Main meski Didukung PKB Jakarta Jadi Cagub

Sekjen Tegaskan Anies Tetap Harus Ikuti Aturan Main meski Didukung PKB Jakarta Jadi Cagub

Nasional
PKB Tak Resisten Jika Anies dan Kaesang Bersatu di Pilkada Jakarta

PKB Tak Resisten Jika Anies dan Kaesang Bersatu di Pilkada Jakarta

Nasional
Ditanya Soal Berpasangan dengan Kaesang, Anies: Lebih Penting Bahas Kampung Bayam

Ditanya Soal Berpasangan dengan Kaesang, Anies: Lebih Penting Bahas Kampung Bayam

Nasional
Ashabul Kahfi dan Arteria Dahlan Lakukan Klarifikasi Terkait Isu Penangkapan oleh Askar Saudi

Ashabul Kahfi dan Arteria Dahlan Lakukan Klarifikasi Terkait Isu Penangkapan oleh Askar Saudi

Nasional
Timwas Haji DPR Ingin Imigrasi Perketat Pengawasan untuk Cegah Visa Haji Ilegal

Timwas Haji DPR Ingin Imigrasi Perketat Pengawasan untuk Cegah Visa Haji Ilegal

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com