Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Demo KPK, Puluhan Anggota HMI Bawa Pil Kuat Raksasa

Kompas.com - 13/01/2014, 15:24 WIB
Icha Rastika

Penulis


JAKARTA, KOMPAS.com -Dua puluhan pengunjuk rasa yang mengaku berasal dari Gerakan Himpunan Mahasiswa Islam (HMI) Antikorupsi menggelar aksi di depan Gedung Komisi Pemberantasan Korupsi, Jalan HR Rasuna Said, Jakarta, Senin (13/1/2014). Mereka membawa kerangka kayu yang dibungkus plastik dan diberi nama sebagai pil kuat.

Tampak pil kuat raksasa itu diletakkan di batu pualam yang memuat nama Komisi Pemberantasan Korupsi. Pil raksasa berwarna hijau dan hitam serupa dengan warna bendera HMI tersebut bertuliskan “Pil Kuat!! Anti intervensi Istana untuk KPK. Tangkap Edhie Baskoro Yudhoyono”.

“Kita memberikan obat kuat untuk KPK agar tegas melawan koruptor. Kita meminta KPK menindaktegas, kemarin KPK menahan Mas Anas. Kita teriakan keadilan, kalau memang salah, katakan salah, kalau memang benar, katakan benar, buktinya harus kongkret,” kata seorang pengunjuk rasa melalui alat pengeras suara.

Seperti diketahui, Anas pernah menjadi ketua HMI sebelum dia terpilih sebagai Ketua umum Partai Demokrat. Anas ditahan KPK sebagai tersangka kasus dugaan gratifikasi proyek Hambalang dan proyek lain sejak Jumat (10/1/2014).

Tak hanya membawa pil raksasa, pengunjuk rasa juga membawa bendera HMI, poster, serta spanduk. Salah satu spanduk yang dibentangkan bertuliskan tuntutan agar KPK memeriksa Edhie Baskoro Yudhoyono alias Ibas.

“Mendesak KPK untuk Membongkar Mega Skandal Korupsi Istana. Periksa dan Tangkap Edhie Baskoro Yudhoyono, Ani Yudhoyono,” tulis spanduk tersebut.

Dalam selebaran yang dibagikan, para pengunjuk rasa menyebut dugaan keterlibatan Ibas dalam kasus Hambalang sudah jelas. Ada buku catatan mantan Wakil Direktur Keuangan PT Permai Group Yulianis yang memperlihatkan adanya pengeluaran kas Grup Permai senilai 200.000 dollar AS untuk Ibas.

“KPK takut dengan SBY, Pak Abraham juga takut. Ini bukan aksi yang diiming-imingi uang, tapi gerakan bawah tanah,” ujar pengunjuk rasa yang lain. Setelah berorasi, mereka menggotong pil kuat raksasa itu untuk kemudian diserahkan kepada KPK.

Sebelumnya, Ibas menegaskan dirinya pernah menerima uang dari Muhammad Nazaruddin terkait proyek Hambalang. "Saya katakan tudingan tersebut tidak benar dan tidak berdasar. Seribu persen saya yakin kalau saya tidak menerima dana dari kasus yang disebut-sebut selama ini," kata Ibas.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com