Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Menko Polhukam Berdoa Teror Polisi Cepat Terungkap

Kompas.com - 12/09/2013, 19:21 WIB
Sandro Gatra

Penulis


JAKARTA, KOMPAS.com
 — Menteri Koordinator Politik, Hukum, dan Keamanan Djoko Suyanto meminta publik bisa memahami kesulitan Kepolisian untuk mengungkap rentetan kasus penembakan aparat Kepolisian. Hal ini terutama kasus penembakan polisi di depan Gedung Komisi Pemberantasan Korupsi di Kuningan, Jakarta.

Djoko mengatakan, pengungkapan sulit lantaran kelompok mereka tergolong kecil. Apalagi ketika beraksi mereka menggunakan helm sehingga tidak teridentifikasi wajah pelaku.

"Pahami kesulitan Kepolisian untuk menggali informasi yang ada. CCTV pasti merekam. Helm, pakaian, motor, nomor kendaraan bisa dipakai (bahan penyelidikan). Tapi kalau orang pakai helm kan tidak kelihatan wajahnya, malam, gelap. Pahami," kata Djoko di Kompleks Istana Kepresidenan, Jakarta, Kamis (12/9/2013).

Djoko mengatakan, kasus penembakan polisi di Pondok Aren, Tangerang Selatan, sedikit membantu lantaran tim Buru Sergap yang berada di lokasi sempat melihat wajah pelaku. Namun, wajah pelaku penembakan di Kuningan tidak terlihat.

"Kita berdoa semoga cepat terungkap sehingga masyarakat merasa tenang, siapa pelakunya, apa motifnya," kata Djoko.

Djoko menambahkan, aparat Kepolisian tetap akan bertugas meski menjadi target pembunuhan. Sama seperti prajurit TNI, kata dia, sejak mendaftarkan diri, aparat Kepolisian sudah tahu risiko kehilangan nyawa dalam bertugas. "Masing-masing tugas ada risiko," ucapnya.

Seperti diberitakan, Aipda (anumerta) Sukardi, Kepala Unit Pemeliharaan Ketertiban dan Disiplin di Provos Direktorat Polisi Air Baharkam Polri ditembak hingga tewas di depan Gedung KPK, Selasa (10/9/2013) malam. Hasil otopsi menunjukkan lubang peluru di pundak kiri, dada kiri, perut kiri, dan lengan kiri.

Sebelum penembakan Sukardi, sudah ada empat polisi yang menjadi korban penembakan oleh orang tak dikenal. Mereka adalah Aiptu Dwiyanto, Aiptu Kushendratna, Bripka Ahmad Maulana, dan Aipda Patah Saktiyono. Hanya Apida Patah yang selamat.

Kepolisian menduga penembakan dilakukan oleh kelompok teroris. Hanya, sampai sekarang belum ada pelaku yang ditangkap. Kepolisian pun dikritik berbagai pihak.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Baca tentang
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Seorang WNI Meninggal Dunia Saat Mendaki Gunung Everest

Seorang WNI Meninggal Dunia Saat Mendaki Gunung Everest

Nasional
Kasus Korupsi SYL Rp 44,5 Miliar, Bukti Tumpulnya Pengawasan Kementerian

Kasus Korupsi SYL Rp 44,5 Miliar, Bukti Tumpulnya Pengawasan Kementerian

Nasional
Keterangan Istri Brigadir RAT Beda dari Polisi, Kompolnas Tagih Penjelasan ke Polda Sulut

Keterangan Istri Brigadir RAT Beda dari Polisi, Kompolnas Tagih Penjelasan ke Polda Sulut

Nasional
Jokowi: Selamat Hari Buruh, Setiap Pekerja adalah Pahlawan

Jokowi: Selamat Hari Buruh, Setiap Pekerja adalah Pahlawan

Nasional
Pakai Dana Kementan untuk Pribadi dan Keluarga, Kasus Korupsi SYL Disebut Sangat Banal

Pakai Dana Kementan untuk Pribadi dan Keluarga, Kasus Korupsi SYL Disebut Sangat Banal

Nasional
'Brigadir RAT Sudah Kawal Pengusaha 2 Tahun, Masa Atasan Tidak Tahu Apa-Apa?'

"Brigadir RAT Sudah Kawal Pengusaha 2 Tahun, Masa Atasan Tidak Tahu Apa-Apa?"

Nasional
Prabowo: Selamat Hari Buruh, Semoga Semua Pekerja Semakin Sejahtera

Prabowo: Selamat Hari Buruh, Semoga Semua Pekerja Semakin Sejahtera

Nasional
Peringati Hari Buruh Internasional, Puan Tekankan Pentingnya Perlindungan dan Keadilan bagi Semua Buruh

Peringati Hari Buruh Internasional, Puan Tekankan Pentingnya Perlindungan dan Keadilan bagi Semua Buruh

Nasional
Pertamina Bina Medika IHC dan Singhealth Kolaborasi Tingkatkan Layanan Kesehatan

Pertamina Bina Medika IHC dan Singhealth Kolaborasi Tingkatkan Layanan Kesehatan

Nasional
Prabowo Diprediksi Tinggalkan Jokowi dan Pilih PDI-P Usai Dilantik Presiden

Prabowo Diprediksi Tinggalkan Jokowi dan Pilih PDI-P Usai Dilantik Presiden

Nasional
Daftar Aliran Uang Kementan ke SYL dan Keluarga: 'Skincare' Anak, Ultah Cucu, hingga Bulanan Istri

Daftar Aliran Uang Kementan ke SYL dan Keluarga: "Skincare" Anak, Ultah Cucu, hingga Bulanan Istri

Nasional
Jokowi dan Mentan Amran Sulaiman Bersepeda Bareng di Mataram

Jokowi dan Mentan Amran Sulaiman Bersepeda Bareng di Mataram

Nasional
'Jokowi Tembok Tebal yang Halangi PDI-P Berkoalisi dengan Prabowo'

"Jokowi Tembok Tebal yang Halangi PDI-P Berkoalisi dengan Prabowo"

Nasional
Projo Ungkap Kemungkinan Jokowi Akan Gabung Parpol Lain Setelah Tak Dianggap PDI-P

Projo Ungkap Kemungkinan Jokowi Akan Gabung Parpol Lain Setelah Tak Dianggap PDI-P

Nasional
Jokowi Makan Mie Gacoan di NTB, Pesan Mi Level 0

Jokowi Makan Mie Gacoan di NTB, Pesan Mi Level 0

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com