Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Andi Raihanah Ashar
Lead Analyst Semar Sentinel Indonesia

Hana adalah lulusan Hubungan Internasional dari Bina Nusantara University and bekerja sebagai Lead Analyst di Semar Sentinel Indonesia.

Mengoptimalkan Sektor Swasta dalam Pengembangan Industri Pertahanan

Kompas.com - 01/07/2024, 18:02 WIB
Anda bisa menjadi kolumnis !
Kriteria (salah satu): akademisi, pekerja profesional atau praktisi di bidangnya, pengamat atau pemerhati isu-isu strategis, ahli/pakar di bidang tertentu, budayawan/seniman, aktivis organisasi nonpemerintah, tokoh masyarakat, pekerja di institusi pemerintah maupun swasta, mahasiswa S2 dan S3. Cara daftar baca di sini

SELAMA lima tahun terakhir, modernisasi Tentara Nasional Indonesia (TNI) telah difokuskan pada pengadaan alutsista dan material.

Meskipun persenjataan sangat penting untung mengembangkan postur pertahanan negara, kita tidak boleh melupakan bahwa ekosistem pertahanan yang kuat juga bergantung pada pengembangan industri pertahanan dalam negeri.

Industri pertahanan Indonesia harus mampu tidak hanya memelihara peralatan, tetapi juga berinovasi untuk menjawab tantangan dan memenuhi kebutuhan aparat keamanan dan pertahanan.

Faktanya, Indonesia telah menetapkan bahwa pengadaan alutsista harus disertai kewajiban pemasok melalui UU No. 16 tahun 2012 tentang industri pertahanan.

Undang-undang ini mengharuskan akuisisi senjata dan peralatan harus didukung oleh offset, transfer teknologi, dan local content.

Dengan kata lain, sebagian besar pengadaan senjata harus memberikan manfaat bagi Indonesia dan industrinya.

Konsekuensi utama dari peraturan tersebut adalah bahwa industri pertahanan dalam negeri harus mampu menyediakan peralatan yang diproduksi dan diperoleh secara lokal, serta mampu bersaing di tingkat regional dan global.

Patut dicatat bahwa saat ini, sebagian besar BUMN yang paling diuntungkan dari skema tersebut adalah BUMN pertahanan – yang mencakup perusahaan-perusahaan papan atas seperti PT Pindad, PT Dirgantara Indonesia, PT PAL Indonesia, PT LEN atau PT Dahana.

Mereka berada pada posisi terbaik untuk menerima transfer teknologi dan memproduksi local content karena beberapa alasan.

Pertama, mereka mendapat dukungan dan suntikan modal dari pemerintah bila diperlukan. Dalam pandangan ini, perusahaan-perusahaan ini lebih siap secara ekonomi dan keuangan untuk melanjutkan proyek-proyek tersebut.

Salah satu contohnya adalah PT Dirgantara Indonesia yang sudah bertahun-tahun mampu memproduksi pesawat sayap tetap dan sayap putar.

Saat ini, Casa CN.235 dan helikopter seperti Caracal yang digunakan TNI diproduksi oleh PT Dirgantara Indonesia di pabriknya di Bandung.

Sementara itu, PT PAL akan mendapatkan manfaat penuh dari transfer teknologi dari perusahaan Perancis Naval Group untuk membangun dua kapal selam Scorpene.

Dengan demikian, PT PAL akan menjadi satu-satunya galangan kapal di Asia Tenggara yang menguasai pembangunan kapal selam, serta mampu bersaing dengan negara-negara lain di Indo Pasifik seperti India, Jepang, Tiongkok, dan Korea Selatan di sektor ini.

Meskipun BUMN pertahanan benar-benar merasakan manfaat dari modernisasi yang terjadi saat ini, perlu diingat bahwa membangun ekosistem industri pertahanan tidak dapat dilakukan hanya dengan mengandalkan mereka saja, tetapi juga melibatkan pihak swasta.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Tanggal 9 Juli 2024 Memperingati Hari Apa?

Tanggal 9 Juli 2024 Memperingati Hari Apa?

Nasional
Masuk Bursa Pilkada Jateng, Kaesang: Alhamdulillah, Tunggu Kejutan Bulan Agustus

Masuk Bursa Pilkada Jateng, Kaesang: Alhamdulillah, Tunggu Kejutan Bulan Agustus

Nasional
Momen Panglima TNI-Kapolri Nyanyi Bareng di Pagelaran Wayang Kulit

Momen Panglima TNI-Kapolri Nyanyi Bareng di Pagelaran Wayang Kulit

Nasional
Ketua KPU Dipecat, Kaesang: Itu yang Terbaik, Kita Hormati

Ketua KPU Dipecat, Kaesang: Itu yang Terbaik, Kita Hormati

Nasional
Blusukan di Tanjung Priok, Kaesang: Bertemu Relawan Pak Presiden

Blusukan di Tanjung Priok, Kaesang: Bertemu Relawan Pak Presiden

Nasional
Ombudsman Ungkap Persoalan PPDB di 10 Provinsi, Antara Lain Manipulasi Sertifikat

Ombudsman Ungkap Persoalan PPDB di 10 Provinsi, Antara Lain Manipulasi Sertifikat

Nasional
Zuhairi Misrawi Masuk Kepengurusan DPP PDI-P, Hasto: Non-aktif karena Jabat Dubes

Zuhairi Misrawi Masuk Kepengurusan DPP PDI-P, Hasto: Non-aktif karena Jabat Dubes

Nasional
Hasto Ungkap Heru Budi Kerap Dialog dengan Megawati Bahas Jakarta

Hasto Ungkap Heru Budi Kerap Dialog dengan Megawati Bahas Jakarta

Nasional
Paus Fransiskus Akan Hadiri Pertemuan Tokoh Lintas Agama di Masjid Istiqlal pada 5 September 2024

Paus Fransiskus Akan Hadiri Pertemuan Tokoh Lintas Agama di Masjid Istiqlal pada 5 September 2024

Nasional
Pengacara SYL Sebut Pejabat Kementan Harusnya Jadi Tersangka Penyuap

Pengacara SYL Sebut Pejabat Kementan Harusnya Jadi Tersangka Penyuap

Nasional
22 Perwira Tinggi TNI Naik Pangkat, Panglima Ingatkan soal Tanggung Jawab

22 Perwira Tinggi TNI Naik Pangkat, Panglima Ingatkan soal Tanggung Jawab

Nasional
Bareskrim Periksa Pihak ESDM Terkait Dugaan Korupsi Proyek PJUTS Tahun 2020

Bareskrim Periksa Pihak ESDM Terkait Dugaan Korupsi Proyek PJUTS Tahun 2020

Nasional
SYL Tuding Pejabat Kementan Fasilitasi Keluarganya agar Naik Jabatan

SYL Tuding Pejabat Kementan Fasilitasi Keluarganya agar Naik Jabatan

Nasional
Hasto PDI-P Jelaskan Kenapa Puan Sebut Kaesang Dipertimbangkan untuk Pilkada Jateng

Hasto PDI-P Jelaskan Kenapa Puan Sebut Kaesang Dipertimbangkan untuk Pilkada Jateng

Nasional
Bareskrim Ungkap Alasan Geledah Kementerian ESDM, Ada Saksi Tak Serahkan Bukti

Bareskrim Ungkap Alasan Geledah Kementerian ESDM, Ada Saksi Tak Serahkan Bukti

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com