Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Menkominfo Berkelit Banyak Negara Diserang Ransomware, Dave: Penanganannya Hitungan Jam

Kompas.com - 27/06/2024, 20:12 WIB
Nicholas Ryan Aditya,
Dani Prabowo

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Anggota Komisi I DPR Dave Laksono mencecar Menkominfo Budi Arie Setiadi yang dinilai lamban dalam menangani peretasan Pusat Data Nasional (PDN).

Dave menyampaikan itu lantaran Budi Arie sebelumnya menyinggung bahwa hampir semua negara, termasuk negara besar, yang pernah terkena serangan ransomware.

"Tadi bapak sempat sampaikan bahwa bukan hanya di Indonesia, bahkan negara hebat pun seperti negara maju yang Singapura dan Amerika Serikat juga pernah terkena ransomware," kata Dave dalam rapat, Kamis (27/6/2024).

"Tapi penanganannya itu dalam hitungan jam, Pak, enggak sampai harian. Apalagi sampai dengan satu minggu baru bisa terselesaikan," lanjutnya.

Baca juga: Singgung Bantuan FBI, DPR Sebut Ada Harapan Data PDN Bisa Pulih

Menurut Dave, negara lain bisa dengan cepat mengatasi serangan ransomware, bahkan hingga mengunci sampai mem-back up data, untuk mengantisipasi terjadinya serangan lanjutan. 

Namun, kata politikus Golkar itu, hal tersebut justru tidak dilakukan Indonesia.

"Terakhir bapak bilang dari sejumlah instansi hanya 44 yang terselamatkan, lainnya itu terlock akibat dari ransomware. Nah lalu bagaimana dengan data mereka itu, karena itu kan menyangkut data orang," tanya Dave.

Ia kemudian menyinggung berbagai permintaan dari Menkominfo kepada DPR. Semisal soal permintaan membentuk atau melakukan revisi undang-undang.

Segala permintaan tersebut, sebut Dave, sudah dilakukan dan disanggupi DPR.

Baca juga: DPR Heran Tak Ada Back Up Data PDN yang Diserang, BSSN Lempar Bola ke Kominfo

"Kominfo minta kita untuk revisi UU ITE ketiga kalinya, sudah kita lakukan, meminta untuk kita menyelesaikan UU PDP, sudah kita selesaikan, lalu bapak perlu apa lagi untuk kita memberikan keselamatan akan data masyarakat kita? Untuk bisa menjamin dunia digitalisasi kita bisa tetap berjalan?" ujar Dave.

Jika Kominfo meminta tambahan anggaran, menurut Dave, hal itu pun sudah selalu disetujui oleh DPR.

Lantas ia bertanya, di mana letak kelemahan atau kekurangan sehingga serangan atau peretasan data terus menerus terjadi di Indonesia.

"Apakah butuh UU baru atau butuh tambahan dana lagi? Butuh tambah anggaran lagi? Anggaran Kominfo dari sejak 2019 sampai Tahun Anggaran 2024 itu sudah hampir sudah lebih bahkan dari Rp 100 triliun. Jadi, kekurangannya di mana?" pungkasnya.

Baca juga: Budi Arie Beberkan Kronologi Serangan Siber ke PDN yang Bikin Layanan Lumpuh

Diberitakan sebelumnya, Budi Arie menyampaikan bahwa tidak ada negara di dunia yang tidak terkena virus atau serangan ransomware, seperti yang dialami Pusat Data Nasional (PDN) milik Indonesia pada beberapa waktu terakhir.

"Kita bisa lihat, ini ransomware, tidak ada di seluruh dunia yang tidak terkena serangan Ransomware," kata Budi dalam rapat kerja bersama Komisi I DPR, Kamis di Kompleks Parlemen Senayan, Jakarta.

Budi membeberkan beberapa negara besar dan maju yang juga mengalami serangan ransomware, misalnya Amerika Serikat, Kanada, Inggris, Jerman, dan Kanada.

Dia menyebutkan, Indonesia terkena dampak sekitar 0,67 persen dari serangan ransomware, dibandingkan dengan Amerika Serikat (40,34 persen) atau Kanada (6,75 persen).

Ketua Umum relawan Pro Jokowi (Projo) ini menyebutkan, serangan ransomware menjadi jelas menjadi perhatian seluruh dunia karena melanda banyak negara.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Sejumlah Nama yang Disiapkan PDI-P untuk Pilkada: Risma-Azwar Anas di Jatim, Andika Perkasa di Jateng

Sejumlah Nama yang Disiapkan PDI-P untuk Pilkada: Risma-Azwar Anas di Jatim, Andika Perkasa di Jateng

Nasional
PKS Enggan Tawarkan Partai KIM untuk Usung Anies-Sohibul, tetapi Berbeda dengan PDI-P

PKS Enggan Tawarkan Partai KIM untuk Usung Anies-Sohibul, tetapi Berbeda dengan PDI-P

Nasional
Soal Tawaran Kursi Cawagub Pilkada Jakarta oleh KIM, PKS: Beri Manfaat atau Jebakan?

Soal Tawaran Kursi Cawagub Pilkada Jakarta oleh KIM, PKS: Beri Manfaat atau Jebakan?

Nasional
Yakin Tak Ditinggal Partai Setelah Usung Anies-Sohibul, PKS: Siapa yang Elektabilitasnya Paling Tinggi?

Yakin Tak Ditinggal Partai Setelah Usung Anies-Sohibul, PKS: Siapa yang Elektabilitasnya Paling Tinggi?

Nasional
PKS Ungkap Surya Paloh Berikan Sinyal Dukungan Anies-Sohibul untuk Pilkada Jakarta

PKS Ungkap Surya Paloh Berikan Sinyal Dukungan Anies-Sohibul untuk Pilkada Jakarta

Nasional
Soal Jokowi Tawarkan Kaesang ke Parpol, Sekjen PDI-P: Replikasi Pilpres

Soal Jokowi Tawarkan Kaesang ke Parpol, Sekjen PDI-P: Replikasi Pilpres

Nasional
KPK Segera Buka Data Caleg Tak Patuh Lapor Harta Kekayaan

KPK Segera Buka Data Caleg Tak Patuh Lapor Harta Kekayaan

Nasional
KPK Kembali Minta Bantuan Masyarakat soal Buronan Harun Masiku

KPK Kembali Minta Bantuan Masyarakat soal Buronan Harun Masiku

Nasional
[POPULER NASIONAL] PDI-P Bantah Hasto Menghilang | Kominfo Tak Respons Permintaan 'Back Up' Data Imigrasi

[POPULER NASIONAL] PDI-P Bantah Hasto Menghilang | Kominfo Tak Respons Permintaan "Back Up" Data Imigrasi

Nasional
Tanggal 2 Juli 2024 Memperingati Hari Apa?

Tanggal 2 Juli 2024 Memperingati Hari Apa?

Nasional
Anggota DPR: PDN Itu Seperti Brankas Berisi Emas dan Berlian, Obyek Vital

Anggota DPR: PDN Itu Seperti Brankas Berisi Emas dan Berlian, Obyek Vital

Nasional
Kuasa Hukum Sebut Staf Hasto Minta Perlindungan ke LPSK karena Merasa Dijebak KPK

Kuasa Hukum Sebut Staf Hasto Minta Perlindungan ke LPSK karena Merasa Dijebak KPK

Nasional
Kuasa Hukum Bantah Hasto Menghilang Setelah Diperiksa KPK

Kuasa Hukum Bantah Hasto Menghilang Setelah Diperiksa KPK

Nasional
Pejabat Pemerintah Dinilai Tak 'Gentle' Tanggung Jawab Setelah PDN Diretas

Pejabat Pemerintah Dinilai Tak "Gentle" Tanggung Jawab Setelah PDN Diretas

Nasional
Tutup Bulan Bung Karno, PDI-P Gelar 'Fun Run' hingga Konser di GBK Minggu Besok

Tutup Bulan Bung Karno, PDI-P Gelar "Fun Run" hingga Konser di GBK Minggu Besok

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com