Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Mungkinkah Prabowo Pertemukan Jokowi, SBY, dan Megawati dalam Satu Meja?

Kompas.com - 14/04/2024, 06:32 WIB
Tatang Guritno,
Icha Rastika

Tim Redaksi

Selain itu, Nyarwi melihat bahwa SBY tidak menjadi batu ganjalan pertemuan antara Megawati dan Prabowo yang belum terjadi saat ini.

Sebab, kekuatan Partai Demokrat di parlemen selama 10 tahun terakhir juga tidak signifikan.

“Artinya, saya kira keberadaan SBY hari ini tidak terlalu signifikan mengganggu relasi Gerindra, Pak Prabowo dengan Bu Mega, karena itu sudah peristiwa masa lalu juga,” tutur dia.

“Demokrat selama dua periode terakhir juga bukan menjadi partai yang besar di parlemen, partai yang bahkan mengalami penyusutan dan masih bertahan, berusaha tumbuh untuk menjadi partai menengah dengan kepemimpinan baru AHY yang berusaha beradaptasi, termasuk (keputusan Demokrat) untuk masuk ke pemerintahan Jokowi,” ucap dia.

Baca juga: Hasto: Terkait Jokowi Ingin Bertemu Megawati, Anak Ranting Katakan biar Ketemu Mereka Dulu

Di sisi lain, istana nampak membuka pintu ketika ditanya awak media kemungkinan Jokowi bertemu dengan Megawati.

Koordinator Staf Khusus (Stafsus) Presiden Ari Dwipayana mengatakan tengah mencari waktu yang tepat untuk pertemuan keduanya.

“Terkait silaturahmi dengan Ibu Megawati sedang dicarikan waktu yang tepat. Lagian ini masih di bulan syawal, bulan syawal adalah bulan yang paling tepat untuk mempererat silaturahmi,” ujar Ari dalam keterangannya, Jumat.

Sementara itu, PDI-P nampak menunjukan resistensi.

Pertama, Sekretaris Jenderal PDI-P Hasto Kristiyanto yang mengatakan Jokowi lebih baik bertemu dengan anak ranting partai banteng lebih dulu ketimbang Megawati.

“Karena mereka juga jadi benteng bagi Ibu Megawati Soekarnoputri," sebut Hasto.

Ia juga menyinggung penyalahgunaan kekuasaan dalam Pemilu 2024 yang justru dilakukan oleh Jokowi.

Baca juga: Sekjen PDI-P Sebut Pemilu 2024 Jadi Puncak Penyalahgunaan Kekuasaan Jokowi

Dihubungi terpisah soal kemungkinan silaturahim Jokowi dan Megawati, politikus muda PDI-P Aryo Seno Bagaskoro malah menganalogikan adanya pagar pembatas untuk kader yang tak patuh terhadap prinsip-prinsip kepartaian.

Ia menyampaikan, Megawati selalu mengajarkan pada para kadernya untuk memegang prinsip satu kata satu perbuatan.

“Nah hal-hal semacam ini yang sebenarnya mendefinisikan kader atau bukan. Jika itu dilanggar, itulah yang bisa menciptakan 'pagar pembatas'," kata Seno.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Halaman:


Terkini Lainnya

Berjasa dalam Kemitraan Indonesia-Korsel, Menko Airlangga Raih Gelar Doktor Honoris Causa dari GNU

Berjasa dalam Kemitraan Indonesia-Korsel, Menko Airlangga Raih Gelar Doktor Honoris Causa dari GNU

Nasional
Nadiem Ingin Datangi Kampus Sebelum Revisi Aturan yang Bikin UKT Mahal

Nadiem Ingin Datangi Kampus Sebelum Revisi Aturan yang Bikin UKT Mahal

Nasional
Saksi Kemenhub Sebut Pembatasan Kendaraan di Tol MBZ Tak Terkait Kualitas Konstruksi

Saksi Kemenhub Sebut Pembatasan Kendaraan di Tol MBZ Tak Terkait Kualitas Konstruksi

Nasional
Puan Maharani: Parlemen Dunia Dorong Pemerintah Ambil Langkah Konkret Atasi Krisis Air

Puan Maharani: Parlemen Dunia Dorong Pemerintah Ambil Langkah Konkret Atasi Krisis Air

Nasional
Hari ke-10 Keberangkatan Haji: 63.820 Jemaah Tiba di Madinah, 7 Orang Wafat

Hari ke-10 Keberangkatan Haji: 63.820 Jemaah Tiba di Madinah, 7 Orang Wafat

Nasional
Jokowi: Butuh 56 Bangunan Penahan Lahar Dingin Gunung Marapi, Saat Ini Baru Ada 2

Jokowi: Butuh 56 Bangunan Penahan Lahar Dingin Gunung Marapi, Saat Ini Baru Ada 2

Nasional
Kapal Perang Perancis FREMM Bretagne D655 Bersandar di Jakarta, Prajurit Marinir Berjaga

Kapal Perang Perancis FREMM Bretagne D655 Bersandar di Jakarta, Prajurit Marinir Berjaga

Nasional
Erupsi Gunung Ibu, BNPB Kirim 16 Juta Ton Bantuan Logistik untuk 1.554 Pengungsi

Erupsi Gunung Ibu, BNPB Kirim 16 Juta Ton Bantuan Logistik untuk 1.554 Pengungsi

Nasional
Pesawat Terlambat Bisa Pengaruhi Layanan Jemaah Haji di Makkah

Pesawat Terlambat Bisa Pengaruhi Layanan Jemaah Haji di Makkah

Nasional
Indonesia-Vietnam Kerja Sama Pencarian Buron hingga Perlindungan Warga Negara

Indonesia-Vietnam Kerja Sama Pencarian Buron hingga Perlindungan Warga Negara

Nasional
Survei IDEAS: Penghasilan 74 Persen Guru Honorer di Bawah Rp 2 Juta

Survei IDEAS: Penghasilan 74 Persen Guru Honorer di Bawah Rp 2 Juta

Nasional
Dewas KPK Tunda Putusan Sidang Etik Wakil Ketua KPK Nurul Ghufron

Dewas KPK Tunda Putusan Sidang Etik Wakil Ketua KPK Nurul Ghufron

Nasional
Jokowi Minta Relokasi Rumah Warga Terdampak Banjir di Sumbar Segera Dimulai

Jokowi Minta Relokasi Rumah Warga Terdampak Banjir di Sumbar Segera Dimulai

Nasional
JK Sampaikan Duka Cita Wafatnya Presiden Iran Ebrahim Raisi

JK Sampaikan Duka Cita Wafatnya Presiden Iran Ebrahim Raisi

Nasional
PKS: Kami Berharap Pak Anies Akan Dukung Kader PKS Sebagai Cagub DKJ

PKS: Kami Berharap Pak Anies Akan Dukung Kader PKS Sebagai Cagub DKJ

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com