Lebih jauh, Ia menjelaskan bahwa Istana menyiapkan sebanyak 3.300 paket sembako untuk acara open house pada Rabu.
Menurut Yusuf, pemberian sembako dilakukan secara selektif.
"Diberikan secara selektif kepada masyarakat yang dinilai sangat membutuhkan," kata dia.
"Mekanismenya adalah setelah masyarakat halal bihalal dengan Bapak Presiden dan Ibu Negara, disiapkan pintu keluar melalui pintu samping Istana Negara ke arah Gedung Utama Sekretariat Negara, kemudian akan melewati tenda sembako," jelasnya.
Di sana, warga yang dipandang membutuhkan akan langsung diberikan sembako.
"Jadi tidak semua masyarakat diberikan (sembako) karena banyak juga masyarakat mampu yang ikut open house," tegas Yusuf.
Sementara itu, versi cerita warga mengungkapkan awal mula terjadinya ricuh saat pembagian sembako di Istana.
Seorang warga bernama Anjasari (32) menerangkan banyak warga yang pingsan demi memperoleh sembako.
Baca juga: Cerita Hana Bawa Karung Pemulung Masuk Istana, Bangga Bisa Salaman dengan Jokowi
Penyebabnya, diduga karena padatnya kondisi di lokasi dan terus berdesak-desakan.
"Orang-orang tuh pada ambil di poskonya desak-desakan. Bahkan, banyak juga yang sampai tetap enggak dapat sembakonya," tutur Anjasari saat ditemui Kompas.com, Rabu.
Cerita senada juga disampaikan oleh Moses (45) warga asal Bandung yang juga berada di lokasi ricuhnya pembagian sembako Istana.
"Tadi memang sempat kisruh juga, bahkan ada yang sampai keinjak dan pingsan," ucap Moses.
Bahkan, Moses pulang ke Bandung dengan tangan kosong karena tak kebagian jatah sembako.
"Kami pikir, dengan berhasil masuk melewati pagar, bakal kebagian makanan atau bingkisan, tapi ternyata nihil," tutur Moses.
Baca juga: Open House Jokowi Diwarnai Kekisruhan Warga yang Mengantre, Istana Minta Maaf
Salah seorang warga asal Bekasi bernama Hana (56) juga mengutarakan hal serupa.