Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Deretan Caleg Vokal di DPR yang Terancam Gagal Kembali ke Senayan

Kompas.com - 25/03/2024, 11:40 WIB
Fitria Chusna Farisa

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com - Menjadi petahana yang vokal di parlemen tak menjamin para anggota dewan dapat mempertahankan kursi anggota legislatif. Pasalnya, sejumlah calon anggota legislatif (caleg) petahana terancam gagal kembali ke Senayan.

Para petahana tersebut, ada yang merupakan petinggi partai politik (parpol), ada pula yang menempati jabatan strategis di Dewan Perwakilan Rakyat (DPR) RI.

Selain perolehan suaranya menurun, pada Pemilu 2024, para pentolan Senayan ini tersingkir oleh sejumlah pendatang baru.

Dari PDI Perjuangan, misalnya, ada nama Eriko Sotarduga dan Masinton Pasaribu. Eriko merupakan Ketua DPP PDI-P Bidang Pemuda dan Olahraga yang sudah menjabat sebagai legislator selama 3 periode, terhitung sejak tahun 2009.

Sementara, Masinton duduk sebagai anggota dewan sejak 2014. Namanya kerap jadi sorotan karena vokal bersuara, seperti ketika menggulirkan wacana hak angket terhadap Mahkamah Konstitusi (MK) pada 2023 kemarin.

Dua anggota Komisi XI DPR RI ini mencalonkan diri di daerah pemilihan (dapil) DKI Jakarta II yang mencakup Jakarta Pusat, Jakarta Selatan, dan konstituen warga negara Indonesia (WNI) di luar negeri.

Baca juga: Caleg Terancam Gagal di Dapil Jabar I: Rasyid Rajasa hingga Giring Ganesha

Dengan perolehan 368.762 suara, PDI-P hanya mendapatkan satu kursi DPR di dapil DKI Jakarta II. Jumlah tersebut berkurang satu dibandingkan Pemilu 2019, di mana PDI-P mendapatkan dua kursi yang diisi oleh Eriko dan Masinton.

Pada Pemilu 2024 ini, Eriko “hanya” mendapat 48.737 suara, sedangkan Masinton memperoleh 50.992 suara. Perolehan suara keduanya kalah dari pendatang baru yang merupakan mantan vokalis grup musik Dewa 19, Once Mekel, yang mengantongi 60.623 suara.

Sebagai caleg PDI-P dengan perolehan suara tertinggi di dapil DKI Jakarta II, Once menjadi satu-satunya caleg partai banteng yang lolos ke Senayan lewat dapil tersebut.

Masih dari PDI-P, anggota Komisi III DPR RI, Arteria Dahlan, juga tak mampu mempertahankan kursi anggota dewan. Arteria dikenal karena banyak menuai kontroversi, misalnya, pada Januari 2022, ia pernah meminta Jaksa Agung ST Burhanuddin mencopot seorang Kepala Kejaksaan Tinggi (Kajati) yang berbicara menggunakan bahasa Sunda dalam sebuah rapat.

Mencalonkan diri di dapil Jawa Timur (Jatim) VI yang meliputi Blitar, Kediri, dan Tulungagung, Arteria mengantongi 62.242 suara. Di dapil ini, PDI-P mendapat dua kursi DPR RI.

Suara tersebut jatuh ke dua caleg partai banteng dengan suara terbanyak di dapil Jatim VI, yakni Pulung Agustanto yang mendapat 165.869 suara dan petahana Sri Rahayu yang mendulang 111.284 suara.

Sementara, di dapil Jatim VII, anggota Komisi III DPR RI Fraksi PDI-P Johan Budi Sapto Pribowo juga diprediksi tak lolos ke parlemen. Johan yang merupakan mantan juru bicara Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) dan eks juru bicara presiden RI ini memperoleh 55.176 suara.

Di dapil yang meliputi Kabupaten Ngawi, Ponorogo, Trenggalek, Pacitan, dan Magetan tersebut, PDI-P secara total mendulang 444.112 suara yang dikonversi menjadi dua kursi DPR RI.

Dua kursi itu otomatis diberikan  ke dua caleg PDI-P yang mendapat suara terbanyak di dapil ini yakni, pertama, Novita Hardini dengan 148.232 suara. Novita Hardini merupakan istri dari Bupati Trenggalek Mochamad Nur Arifin.

Halaman:
Baca tentang


Terkini Lainnya

KPK Ancam Pidanakan Pihak yang Halangi Penyidikan TPPU Gubernur Malut

KPK Ancam Pidanakan Pihak yang Halangi Penyidikan TPPU Gubernur Malut

Nasional
KPK Sita Aset Gubernur Malut Rp 15 Miliar dari Nilai TPPU Rp 100 Miliar Lebih

KPK Sita Aset Gubernur Malut Rp 15 Miliar dari Nilai TPPU Rp 100 Miliar Lebih

Nasional
Mantu Jokowi Akan Maju Pilkada Sumut, PDI-P Singgung Jangan Ada 'Abuse of Power'

Mantu Jokowi Akan Maju Pilkada Sumut, PDI-P Singgung Jangan Ada "Abuse of Power"

Nasional
Menantu Jokowi Bakal Maju Pilkada Sumut, PDI-P: Jangan Terjadi Intervensi

Menantu Jokowi Bakal Maju Pilkada Sumut, PDI-P: Jangan Terjadi Intervensi

Nasional
Isu Tambah Kementerian dan Bayang-bayang Penambahan Beban Anggaran

Isu Tambah Kementerian dan Bayang-bayang Penambahan Beban Anggaran

Nasional
Eks Wakil Ketua DPR RI Azis Syamsuddin Mangkir dari Panggilan KPK

Eks Wakil Ketua DPR RI Azis Syamsuddin Mangkir dari Panggilan KPK

Nasional
Kementan Era SYL Diduga Beri Auditor BPK Rp 5 Miliar demi Opini WTP, Anggota DPR: Memalukan

Kementan Era SYL Diduga Beri Auditor BPK Rp 5 Miliar demi Opini WTP, Anggota DPR: Memalukan

Nasional
Sekjen DPR Indra Iskandar Minta KPK Tunda Pemeriksaan

Sekjen DPR Indra Iskandar Minta KPK Tunda Pemeriksaan

Nasional
Pansel Capim KPK Masih Digodok, Komposisinya 5 Unsur Pemerintah dan 4 Wakil Masyarakat

Pansel Capim KPK Masih Digodok, Komposisinya 5 Unsur Pemerintah dan 4 Wakil Masyarakat

Nasional
Bukan Pengurus Pusat PDI-P, Ganjar Disarankan Bikin Ormas agar Tetap Eksis di Politik

Bukan Pengurus Pusat PDI-P, Ganjar Disarankan Bikin Ormas agar Tetap Eksis di Politik

Nasional
Korlantas Polri Kerahkan 1.530 Personel BKO untuk Agenda World Water Forum Bali

Korlantas Polri Kerahkan 1.530 Personel BKO untuk Agenda World Water Forum Bali

Nasional
Program Deradikalisasi BNPT Diapresiasi Selandia Baru

Program Deradikalisasi BNPT Diapresiasi Selandia Baru

Nasional
Kirim Surat Tilang Lewat WA Disetop Sementara, Kembali Pakai Pos

Kirim Surat Tilang Lewat WA Disetop Sementara, Kembali Pakai Pos

Nasional
Polri Setop Sementara Kirim Surat Tilang Lewat WhatsApp, Bakal Evaluasi Lebih Dulu

Polri Setop Sementara Kirim Surat Tilang Lewat WhatsApp, Bakal Evaluasi Lebih Dulu

Nasional
Selain Eko Patrio, PAN Juga Dorong Yandri Susanto Jadi Menteri Kabinet Prabowo-Gibran

Selain Eko Patrio, PAN Juga Dorong Yandri Susanto Jadi Menteri Kabinet Prabowo-Gibran

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com