JAKARTA, KOMPAS.com - Ketua Dewan Pembina Badan Pemenangan Pemilu (Bappilu) Partai Golkar Idrus Marham mengungkit Ridwan Kamil atau Emil yang ditunjuk menjadi Wakil Ketua Umum (Waketum) Partai Golkar, padahal belum lima tahun menjadi anggota.
Idrus merespons peluang Presiden Joko Widodo (Jokowi) menjadi Ketua Umum (Ketum) Partai Golkar.
Mulanya, Idrus menyinggung jawaban Ketum Golkar saat ini, Airlangga Hartarto yang mengatakan Jokowi pasti akan diberikan tempat terhormat bagi Jokowi jika memutuskan gabung Golkar.
Baca juga: Jokowi Cuma Senyum Saat Ditanya Lagi soal Gabung Golkar
"Pak Airlangga kan sudah berikan jawaban. Bahwa kalau seandainya Pak Jokowi mau ke Golkar, maka disiapkan tempat terhormat. Kalau bagi saya, tempat yang terhormat di situ ada dua, yakni ketum dan atau ketua dewan pembina," ujar Idrus saat ditemui di Kebayoran Baru, Jakarta Selatan, Jumat (22/3/2034) malam.
Idrus mengatakan, Wapres ke-10 dan 12 sekaligus politikus senior Golkar Jusuf Kalla (JK) mengatakan ada aturan yang harus ditaati jika Jokowi ingin masuk Golkar.
Sebab, untuk menjadi Ketum Golkar, seseorang haruslah pernah menjadi pengurus di Golkar.
"Nah lalu kan dipermasalahkan misalkan JK bahwa ada aturan. Lalu saya katakan, persoalan bagaimana kemarin juga aturannya (RK) tiba-tiba jadi waketum. Kalau di dalam aturan ART, Pasal 18, untuk jadi pengurus itu harus menjadi 5 tahun anggota. Untuk jadi ketum 5 tahun jadi pengurus," tuturnya.
Baca juga: Isu Jokowi Gabung Golkar, Jusuf Kalla: Kalau Posisi Ketua, Minimal 5 Tahun Jadi Pengurus Dulu
Lebih lanjut Idrus mengatakan, menurut mantan Ketua Umum Golkar Aburizal Bakrie, jika semua orang di dalam musyawarah nasional (munas) menghendaki, maka bukan tidak mungkin aturan tersebut berubah.
Lalu, dia juga menyinggung bahwa ada anggota kehormatan di Golkar, bukan hanya anggota biasa dan kader saja.
Idrus mengungkapkan anggota kehormatan di Golkar adalah warga negara yang memiliki jasa, peran, dan kontribusi kepada bangsa, termasuk Partai Golkar.
Maka dari itu, Idrus menilai Jokowi bisa menjadi anggota kehormatan di Golkar.
Baca juga: Jokowi Diprediksi Jadi Dewan Pembina Jika Gabung Golkar
"Pertanyaannya apakah Pak Jokowi sudah punya peran? Punya. Semua orang mengakui bahwa salah satu faktor kemenangan naiknya Golkar ini di samping tentu prestasi Airlangga untuk kapitalisasi prestasi politiknya, adalah Pak Jokowi," katanya.
"Kalau misalkan peranan Jokowi itu nyata, riil, dan diakui, dan Jokowi mau jadi anggota Golkar, maka DPP Partai Golkar bisa menetapkan di dalam rapat plenonya, bahwa ini jadi anggota. Nah kalau sudah begitu kan mulus, tidak ada masalah," imbuh Idrus.
Meski demikian, Idrus mengingatkan bahwa Jokowi sampai detik ini masih menjadi kader PDI-P.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.