Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
KILAS

Kepala BKKBN Optimistis Stunting di TTS Bakal Turun lewat Pemanfaatan Sumber Pangan dan Kontrasepsi

Kompas.com - 21/03/2024, 21:15 WIB
Dwi NH,
A P Sari

Tim Redaksi

"Kami mengharapkan dukungan untuk peningkatan penyerapan, dengan alokasi sebesar Rp 6,3 miliar pada 2024 ini. Kita mendorong peningkatan kegiatan vasektomi, tubektomi, dan kegiatan terkait stunting dari anggaran ini," ajak Dokter Hasto.

Baca juga: Realisasi Anggaran Bansos Meroket, Risma: Tanya Bu Sri Mulyani

Untuk memudahkan akses pelayanan KB yang terlalu jauh di TTS, ia juga meminta agar bidan praktik swasta dapat melakukan memo of understanding (MoU) dengan Dinas KB, sehingga mereka dapat mengakses alat kontrasepsi dari BKKBN secara gratis.

"Sehingga suntik ada, susuknya ada, implan ada, dan bidan mendapatkan ongkos jasa medis," tambahnya.

Dokter Hasto juga menekankan pentingnya edukasi mengenai efek samping penggunaan alat kontrasepsi oleh para pendamping keluarga.

"Orang yang dipasang KB mungkin menstruasinya sedikit atau bahkan tidak keluar. Jadi, jangan pernah menganggap kalau tidak menstruasi maka darah kotornya tidak keluar, itu adalah anggapan keliru," tuturnya.

Baca juga: 7 Gejala dan Penyebab Menstruasi Tidak Teratur

Kabupaten terluas

Pada kesempatan yang sama, Penjabat (Pj) Sekretaris Daerah (Sekda) Kabupaten TTS Yohanis Lakapu mengungkapkan bahwa prevalensi stunting di wilayahnya mencapai 22,3 persen.

Pada 2023, Kabupaten TTS berhasil mencapai jumlah peserta KB modern sebesar 50 persen, melebihi rerata Provinsi NTT sebesar 8,5 poin.

"Peserta KB aktif yang jumlahnya sedikit pun kadangkala tidak aktif. Oleh karena itu,  petugas harus selalu mengingatkan para peserta. Kalau tidak diingatkan, mereka lupa untuk kembali sehingga terjadi kehamilan baru," ucap Yohanis mewakili Penjabat (Pj) Bupati Kabupaten TTS,

Kabupaten TTS, yang merupakan kabupaten terluas di NTT menghadapi kendala karena jumlah petugas KB yang terbatas, hanya sekitar 38 orang.

Baca juga: Kader KB di Palopo Geruduk Kantor BPMPKB, Minta Dibayarkan Honornya?

Sebagai mantan Penyuluh Lapangan Keluarga Berencana (PLKB), Yohanis berharap agar BKKBN dapat memberikan perhatian khusus untuk mengatasi kekurangan tenaga ini dengan mengutamakan putra dan putri dari Kabupaten TTS.

Dalam rangkaian acara yang sama, dilakukan juga pelayanan KB Metode Kontrasepsi Jangka Panjang (MKJP) yang menyasar akseptor implan sejumlah 96 orang.

Dokter Hasto pun menyempatkan diri untuk mengunjungi salah satu lokasi pelayanan KB di PMB yang memiliki 15 akseptor implan.

"Perlu dipertahankan agar jumlahnya terus meningkat, dan bagi yang telah memasang implan, diingatkan untuk melakukan kontrol secara berkala. Juga perlu dilakukan MoU dengan BKKBN agar bidan dapat memperoleh alat kontrasepsi (alkon) secara gratis," ucapnya kepada bidan yang bertugas.

Baca juga: 5 Jenis Alat Kontrasepsi dan Efektivitasnya dalam Mencegah Kehamilan

Meninjau KB ke TTU

Dalam rangkaian kegiatan pada hari yang sama, Dokter Hasto melakukan kunjungan kerja (kunker) di Kantor Dinas Pengendalian Penduduk dan Keluarga Berencana (DP2KB) Kabupaten Timor Tengah Utara (TTU).

Halaman:
Baca tentang


Terkini Lainnya

Megawati Cermati 'Presidential Club' yang Digagas Prabowo

Megawati Cermati "Presidential Club" yang Digagas Prabowo

Nasional
Anwar Usman Dilaporkan ke MKMK, Diduga Sewa Pengacara Sengketa Pileg untuk Lawan MK di PTUN

Anwar Usman Dilaporkan ke MKMK, Diduga Sewa Pengacara Sengketa Pileg untuk Lawan MK di PTUN

Nasional
Pascaerupsi Gunung Ruang, BPPSDM KP Lakukan “Trauma Healing” bagi Warga Terdampak

Pascaerupsi Gunung Ruang, BPPSDM KP Lakukan “Trauma Healing” bagi Warga Terdampak

Nasional
Momen Jokowi Bersimpuh Sambil Makan Pisang Saat Kunjungi Pasar di Sultra

Momen Jokowi Bersimpuh Sambil Makan Pisang Saat Kunjungi Pasar di Sultra

Nasional
Jokowi Jelaskan Alasan RI Masih Impor Beras dari Sejumlah Negara

Jokowi Jelaskan Alasan RI Masih Impor Beras dari Sejumlah Negara

Nasional
Kecelakaan Bus di Subang, Kompolnas Sebut PO Bus Bisa Kena Sanksi jika Terbukti Lakukan Kesalahan

Kecelakaan Bus di Subang, Kompolnas Sebut PO Bus Bisa Kena Sanksi jika Terbukti Lakukan Kesalahan

Nasional
Jokowi Klaim Kenaikan Harga Beras RI Lebih Rendah dari Negara Lain

Jokowi Klaim Kenaikan Harga Beras RI Lebih Rendah dari Negara Lain

Nasional
Layani Jemaah Haji, KKHI Madinah Siapkan UGD dan 10 Ambulans

Layani Jemaah Haji, KKHI Madinah Siapkan UGD dan 10 Ambulans

Nasional
Saksi Sebut Kumpulkan Uang Rp 600 juta dari Sisa Anggaran Rapat untuk SYL Kunjungan ke Brasil

Saksi Sebut Kumpulkan Uang Rp 600 juta dari Sisa Anggaran Rapat untuk SYL Kunjungan ke Brasil

Nasional
Soal Posisi Jampidum Baru, Kejagung: Sudah Ditunjuk Pelaksana Tugas

Soal Posisi Jampidum Baru, Kejagung: Sudah Ditunjuk Pelaksana Tugas

Nasional
KPK Diusulkan Tidak Rekrut Penyidik dari Instansi Lain, Kejagung Tak Masalah

KPK Diusulkan Tidak Rekrut Penyidik dari Instansi Lain, Kejagung Tak Masalah

Nasional
Jokowi Tekankan Pentingnya Alat Kesehatan Modern di RS dan Puskesmas

Jokowi Tekankan Pentingnya Alat Kesehatan Modern di RS dan Puskesmas

Nasional
100.000-an Jemaah Umrah Belum Kembali, Beberapa Diduga Akan Berhaji Tanpa Visa Resmi

100.000-an Jemaah Umrah Belum Kembali, Beberapa Diduga Akan Berhaji Tanpa Visa Resmi

Nasional
KPU Bantah Lebih dari 16.000 Suara PPP Hilang di Sumut

KPU Bantah Lebih dari 16.000 Suara PPP Hilang di Sumut

Nasional
Tata Kelola Makan Siang Gratis

Tata Kelola Makan Siang Gratis

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com