Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Jannus TH Siahaan
Doktor Sosiologi

Doktor Sosiologi dari Universitas Padjadjaran. Pengamat sosial dan kebijakan publik. Peneliti di Indonesian Initiative for Sustainable Mining (IISM). Pernah berprofesi sebagai Wartawan dan bekerja di industri pertambangan.

Refleksi Politik di Ramadhan: Menyambut Oposisi Penjaga Demokrasi

Kompas.com - 13/03/2024, 11:07 WIB
Anda bisa menjadi kolumnis !
Kriteria (salah satu): akademisi, pekerja profesional atau praktisi di bidangnya, pengamat atau pemerhati isu-isu strategis, ahli/pakar di bidang tertentu, budayawan/seniman, aktivis organisasi nonpemerintah, tokoh masyarakat, pekerja di institusi pemerintah maupun swasta, mahasiswa S2 dan S3. Cara daftar baca di sini

Jika perlawanan memang harus berlanjut, maka mari lanjutkan dengan cara yang etis dan konstitusional. Menjadi oposisi bukanlah pilihan politik yang buruk. Justru oposisi harus menjadi penentu kualitas demokrasi kita di negeri ini untuk lima tahun mendatang.

Empat puluhan persen suara yang memilih Ganjar Pranowo dan Anies Baswedan adalah angka yang signifikan untuk mengoposisi kedigdayaan pemerintahan Prabowo Subianto -Gibran Rakabuming Raka pasca-Oktober 2024 nanti.

Semua suara tersebut telah dipercayakan pemiliknya untuk Ganjar dan Anies, meskipun keduanya belum beruntung dalam memenangkan kontestasi kali ini.

Artinya, semua suara tersebut adalah suara yang tidak mendukung Prabowo-Gibran. Karena itu, tidak mengompromikan suara tersebut dengan pemenang alias mengonversinya ke dalam kekuatan oposisi adalah jalan terbaik dan paling tepat kalau tidak dikatakan bijaksana.

Boleh jadi sebagian partai yang mendukung Ganjar dan Anies berpaling kepada pemerintah. Namun 40 persenan suara yang memilih Ganjar dan Anies adalah pemilih Ganjar dan Anies yang tak salah jika dilabuhkan pada opsi oposisi.

Dengan jumlah suara yang signifikan tersebut, jika dikonversikan ke dalam gerakan oposisi publik, sudah lebih dari cukup untuk memastikan bahwa hukum akan berjalan baik di negeri ini agar tidak terjadi tirani. Dan memang itulah urgensinya oposisi.

Pemenang kontestasi semestinya menerima kemungkinan lahirnya oposisi besar. Tidak perlu jumawa atas kemenangan tempo hari, lalu mengobral kavling-kavling kekuasaan kepada lawan politik agar terbentuk koalisi raksasa. Karena ambisi koalisi besar mengandung celah tirani di dalamnya.

Pemenang justru harus menyisakan celah yang cukup lega untuk oposisi berlaga sebagai bukti bahwa Prabowo-Gibran memang tidak sedang membuahi bibit-bibit tirani dan otoritarianisme yang acapkali dikhawatirkan publik.

Prabowo-Gibran harus merangkul oposisi sebagai bagian penting dalam relasi rivalitas konstitusional, bukan sebagai musuh rakyat.

Pengakuan atas signifikansi oposisi adalah bentuk kedewasaan berpolitik dan berdemokrasi. Jadi oposisi bukan "gaya-gayaan" politik. Oposisi bukanlah bentuk politik kebarat-baratan. Karena itu, tak perlu dipertentangkan dengan semangat musyawarah mufakat ala Indonesia.

Oposisi juga bagian dari politik kekeluargaan, di mana perbedaan dirajut dengan etika kekeluargaan, tanpa harus saling menjatuhkan dan mengecilkan peran masing-masing. Tak ada anggota keluarga yang benar-benar sama, sekalipun lahir dari rahim yang sama.

Semua anggota keluarga menerima nasibnya masing-masing dan mengemban tanggung jawab yang tidak sama. Jadi jangan sampai atas nama kekeluargaan, keseragaman harus dipaksakan.

Justru dengan menyamakan kekeluargaan dengan keseragaman adalah kesalahan fatal dalam memaknai nilai kekeluargaan.

Artinya, demokrasi dengan semangat kekeluargaan tidak mesti mengharamkan oposisi. Tali persaudaraan memang harus dijaga agar keluarga besar bernama Indonesia tetap berjaya. Di dalam Indonesia itu sendiri, terdapat falsafah historis yang berbunyi Bhinneka Tunggal Ika.

Nah, dalam konteks itulah oposisi harus ada. Oposisi adalah bagian dari Bhinneka Tunggal Ika, yang bertujuan menguatkan kekeluargaan Indonesia dan menjaga eksistensi negara bangsa Indonesia yang beraneka ragam.

Halaman:
Baca tentang
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Isu Tambah Kementerian dan Bayang-bayang Penambahan Beban Anggaran

Isu Tambah Kementerian dan Bayang-bayang Penambahan Beban Anggaran

Nasional
Eks Wakil Ketua DPR RI Azis Syamsuddin Mangkir dari Panggilan KPK

Eks Wakil Ketua DPR RI Azis Syamsuddin Mangkir dari Panggilan KPK

Nasional
Kementan Era SYL Diduga Beri Auditor BPK Rp 5 Miliar demi Opini WTP, Anggota DPR: Memalukan

Kementan Era SYL Diduga Beri Auditor BPK Rp 5 Miliar demi Opini WTP, Anggota DPR: Memalukan

Nasional
Sekjen DPR Indra Iskandar Minta KPK Tunda Pemeriksaan

Sekjen DPR Indra Iskandar Minta KPK Tunda Pemeriksaan

Nasional
Pansel Capim KPK Masih Digodok, Komposisinya 5 Unsur Pemerintah dan 4 Wakil Masyarakat

Pansel Capim KPK Masih Digodok, Komposisinya 5 Unsur Pemerintah dan 4 Wakil Masyarakat

Nasional
Bukan Pengurus Pusat PDI-P, Ganjar Disarankan Bikin Ormas agar Tetap Eksis di Politik

Bukan Pengurus Pusat PDI-P, Ganjar Disarankan Bikin Ormas agar Tetap Eksis di Politik

Nasional
Korlantas Polri Kerahkan 1.530 Personel BKO untuk Agenda World Water Forum Bali

Korlantas Polri Kerahkan 1.530 Personel BKO untuk Agenda World Water Forum Bali

Nasional
Program Deradikalisasi BNPT Diapresiasi Selandia Baru

Program Deradikalisasi BNPT Diapresiasi Selandia Baru

Nasional
Kirim Surat Tilang Lewat WA Disetop Sementara, Kembali Pakai Pos

Kirim Surat Tilang Lewat WA Disetop Sementara, Kembali Pakai Pos

Nasional
Polri Setop Sementara Kirim Surat Tilang Lewat WhatsApp, Bakal Evaluasi Lebih Dulu

Polri Setop Sementara Kirim Surat Tilang Lewat WhatsApp, Bakal Evaluasi Lebih Dulu

Nasional
Selain Eko Patrio, PAN Juga Dorong Yandri Susanto Jadi Menteri Kabinet Prabowo-Gibran

Selain Eko Patrio, PAN Juga Dorong Yandri Susanto Jadi Menteri Kabinet Prabowo-Gibran

Nasional
Fahira Idris Kecam Serangan di Rafah, Sebut Israel dan Sekutu Aib Peradaban Umat Manusia

Fahira Idris Kecam Serangan di Rafah, Sebut Israel dan Sekutu Aib Peradaban Umat Manusia

Nasional
PELNI Buka Lowongan Kerja Nahkoda dan KKM Periode Mei 2024

PELNI Buka Lowongan Kerja Nahkoda dan KKM Periode Mei 2024

Nasional
Ungkit Kasus Firli dan Lili, ICW Ingatkan Jokowi Tak Salah Pilih Pansel Capim KPK

Ungkit Kasus Firli dan Lili, ICW Ingatkan Jokowi Tak Salah Pilih Pansel Capim KPK

Nasional
Biaya Ibadah Umrah dan Kurban SYL pun Hasil Memeras Pejabat Kementan

Biaya Ibadah Umrah dan Kurban SYL pun Hasil Memeras Pejabat Kementan

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com