Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Prabowo Buka Komunikasi dengan Parpol Pengusung Anies dan Ganjar, Ingin Pemerintahan Stabil

Kompas.com - 27/02/2024, 17:00 WIB
Fitria Chusna Farisa

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com - Juru Bicara Prabowo Subianto, Dahnil Anzar Simanjuntak, menyebut, Prabowo membuka komunikasi dengan banyak pihak, termasuk, partai politik di luar koalisi Prabowo-Gibran Rakabuming Raka pada Pemilu Presiden (Pilpres) 2024.

Komunikasi politik dilakukan ke semua pihak lantaran Prabowo ingin membangun pemerintahan yang stabil ke depan.

“Kita ingin membangun pemerintahan yang kuat, stabilitas politik yang terjaga, yang sudah dimulai dan dilakukan oleh Pak Jokowi,” kata Dahnil dalam program Sapa Indonesia Malam Kompas TV, Senin (26/2/2024).

“Tentu Pak Prabowo akan membangun komunikasi dengan partai-partai lain, baik itu partai yang bergabung di (pasangan capres-cawapres) nomor urut 1 maupun nomor urut 3,” lanjutnya.

Dahnil bilang, Prabowo melibatkan sejumlah pihak untuk menyusun kabinet dan menentukan arah pemerintahan ke depan.

Baca juga: Airlangga Ungkap Alasan Program Anies-Cak Imin dan Ganjar-Mahfud Tak Dibahas di Rapat Kabinet: Enggak Pakai Anggaran

Pihak-pihak tersebut, seperti, Presiden Joko Widodo, Presiden Ke-6 RI, Susilo Bambang Yudhoyono (SBY), serta partai-partai politik pengusung Prabowo-Gibran.

“Pak Prabowo pasti berdiskusi dengan banyak pihak terutama partai koalisi, dalam hal ini juga Pak Jokowi sebagai presiden yang punya pengalaman panjang selama 10 tahun, termasuk Pak SBY, termasuk ketua-ketua umum partai politik,” ujarnya.

Sejak awal, Prabowo menyatakan keinginannya untuk meneruskan kepemimpinan Jokowi. Saat ini, kata Dahnil, Prabowo tengah berkonsentrasi menentukan arah pemerintahan ke depan agar berkesinambungan dengan rezim Jokowi.

Prabowo ingin mengambil kebijakan dan model kepemimpinan yang diwariskan oleh presiden terdahulu, meneruskan yang baik dan membenahi yang kurang. Presiden terdahulu yang dimaksud bukan cuma Jokowi, tetapi juga SBY, Megawati Soekarnoputri, bahkan Soekarno.

Namun, dari Jokowi, Prabowo banyak belajar mengenai pemerintahan lantaran selama lima tahun menjabat sebagai Menteri Pertahanan Kabinet Indonesia Maju. Dahnil menyebut, Jokowi menjadi teman diskusi Prabowo.

Sejalan dengan itu, lanjut Dahnil, Prabowo banyak belajar dari SBY yang memiliki latar belakang serupa, yakni kalangan militer yang juga pimpinan partai politik.

“Tentu banyak hal yang bisa dan perlu dipelajari dari Pak SBY. Itulah kenapa beliau (Prabowo) juga intens berdiskusi dengan Pak SBY, Pak Jokowi, dan semua pemimpin-pemimpin yang punya pengalaman panjang,” katanya.

Sebagai presiden mendatang, sebut Dahnil, Prabowo berhak menyusun kabinet dan arah pemerintahannya ke depan. Namun, menurut dia, tak ada salahnya jika Ketua Umum Partai Gerindra itu melibatkan banyak pihak.

“Pak Prabowo memang punya hak prerogatif untuk menyusun pemerintahan beliau, namun tentu Pak Prabowo membuka diri dari masukan-masukan para tokoh, apalagi itu dari Pak Jokowi atau tokoh-tokoh lain,” tutur Dahnil.

Sebagaimana diketahui, pasangan Prabowo-Gibran unggul dalam Pilpres 2024 menurut hasil hitung cepat atau quick count sejumlah lembaga. Hasil hitung cepat final Litbang Kompas, misalnya, memperlihatkan perolehan suara Prabowo-Gibran mencapai 58,47 persen.

Baca juga: PKS Diprediksi Jadi Oposisi di Pemerintahan Prabowo karena Telanjur Lekat dengan Figur Anies

Halaman:
Baca tentang


Terkini Lainnya

Ungkit Kasus Firli dan Lili, ICW Ingatkan Jokowi Tak Salah Pilih Pansel Capim KPK,

Ungkit Kasus Firli dan Lili, ICW Ingatkan Jokowi Tak Salah Pilih Pansel Capim KPK,

Nasional
Biaya Ibadah Umrah dan Kurban SYL pun Hasil Memeras Pejabat Kementan

Biaya Ibadah Umrah dan Kurban SYL pun Hasil Memeras Pejabat Kementan

Nasional
SYL Sebut Perjalanan Dinas Atas Perintah Presiden untuk Kepentingan 280 Juta Penduduk

SYL Sebut Perjalanan Dinas Atas Perintah Presiden untuk Kepentingan 280 Juta Penduduk

Nasional
DKPP Sebut Anggarannya Turun saat Kebanjiran Kasus Pelanggaran Etik

DKPP Sebut Anggarannya Turun saat Kebanjiran Kasus Pelanggaran Etik

Nasional
Lima Direktorat di Kementan Patungan Rp 1 Miliar Bayari Umrah SYL

Lima Direktorat di Kementan Patungan Rp 1 Miliar Bayari Umrah SYL

Nasional
DKPP Terima 233 Aduan Pelanggaran Etik, Diprediksi Terus Bertambah Jelang Pilkada

DKPP Terima 233 Aduan Pelanggaran Etik, Diprediksi Terus Bertambah Jelang Pilkada

Nasional
KPK Bakal Usut Dugaan Oknum BPK Minta Rp 12 Miliar Terkait 'Food Estate' Ke Kementan

KPK Bakal Usut Dugaan Oknum BPK Minta Rp 12 Miliar Terkait "Food Estate" Ke Kementan

Nasional
Pejabat Kementan Tanggung Sewa 'Private Jet' SYL Rp 1 Miliar

Pejabat Kementan Tanggung Sewa "Private Jet" SYL Rp 1 Miliar

Nasional
Pejabat Kementan Tanggung Kebutuhan SYL di Brasil, AS, dan Arab Saudi

Pejabat Kementan Tanggung Kebutuhan SYL di Brasil, AS, dan Arab Saudi

Nasional
Gubernur Maluku Utara Akan Didakwa Terima Suap dan Gratifikasi Rp 106,2 Miliar

Gubernur Maluku Utara Akan Didakwa Terima Suap dan Gratifikasi Rp 106,2 Miliar

Nasional
MK Jadwalkan Putusan 'Dismissal' Sengketa Pileg pada 21-22 Mei 2024

MK Jadwalkan Putusan "Dismissal" Sengketa Pileg pada 21-22 Mei 2024

Nasional
Mahfud Ungkap Jumlah Kementerian Sudah Diminta Dipangkas Sejak 2019

Mahfud Ungkap Jumlah Kementerian Sudah Diminta Dipangkas Sejak 2019

Nasional
Tanggapi Ide Tambah Kementerian, Mahfud: Kolusinya Meluas, Rusak Negara

Tanggapi Ide Tambah Kementerian, Mahfud: Kolusinya Meluas, Rusak Negara

Nasional
[POPULER NASIONAL] Perbandingan Jumlah Kementerian Masa Megawati sampai Jokowi | Indonesia Kecam Serangan Israel ke Rafah

[POPULER NASIONAL] Perbandingan Jumlah Kementerian Masa Megawati sampai Jokowi | Indonesia Kecam Serangan Israel ke Rafah

Nasional
Tanggal 12 Mei 2024 Memperingati Hari Apa?

Tanggal 12 Mei 2024 Memperingati Hari Apa?

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com