Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
KILAS

Menko Airlangga Sebut Bonus Demografi dan SDM Unggul Jadi Aset Capai Indonesia Emas 2045

Kompas.com - 21/02/2024, 11:44 WIB
Ikhsan Fatkhurrohman Dahlan,
Mikhael Gewati

Tim Redaksi

KOMPAS.com – Pemerintah telah menyiapkan empat pilar utama untuk menyambut Indonesia Emas 2045, yakni pembangunan manusia dan penguasaan ilmu pengetahuan dan teknologi, pembangunan ekonomi berkelanjutan, pemerataan pembangunan, serta pemantapan ketahanan nasional dan tata kelola pemerintahan.

Empat pilar itu bertujuan untuk mewujudkan “Negara Nusantara yang Berdaulat, Maju, dan Berkelanjutan”.

Indonesia juga memiliki kekuatan yang harus dimanfaatkan dengan baik. Kekuatan tersebut yakni Indonesia sebagai negara dengan jumlah penduduk terbesar keempat di dunia, sehingga peluang bonus demografi harus dioptimalkan.

Tidak hanya itu, posisi Indonesia yang terletak di antara Benua Asia dan Australia serta Samudra Hindia dan Pasifik juga menguntungkannya.

Baca juga: Di Tengah Tantangan Global, Indonesia Capai Pertumbuhan Ekonomi 5,05 Persen pada 2023

Bonus demografi ini menjadi penting. Karena ini seluruh adik-adik yang hadir di sini adalah bagian dari bonus demografi,” ujar Menteri Koordinator (Menko) Bidang Perekonomian Airlangga Hartarto melalui siaran persnya, Rabu (21/2/2024).

Hal itu diungkapkan Airlangga saat memberikan sambutan pada acara Kompetisi Ekonomi (KOMPek) ke-26 Fakultas Ekonomi dan Bisnis (FEB) Universitas Indonesia (UI) di Gedung Sapta Pesona, Jakarta, Selasa (30/1/2024).

Nah, bonus demografi ini akan menjadi aset, akan menjadi nilai yang produktif, kalo sumber daya manusia (SDM)-nya unggul dan kuat,” tambah Airlangga dalam keterangan persnya, Rabu (21/2/2024).

Namun, ada sejumlah tantangan untuk mencapai visi Indonesia Emas 2045, di antaranya produktivitas SDM yang masih belum berkembang, mundurnya musim panen raya akibat perubahan iklim, serta ketidakstabilan global.

Baca juga: Penguatan Tata Kelola Diperlukan untuk Wujudkan Indonesia Kuat dan Mandiri

Airlangga juga mengatakan bahwa Indonesia perlu mengubah pendekatan dalam membangun masa depan dari reformatif ke transformatif melalui tiga area, yakni transformasi ekonomi, transformasi sosial, dan transformasi tata kelola.

“Presiden Joko Widodo (Jokowi) sudah mendorong transformasi pertumbuhan ekonomi sebesar 5 persen. Lima persen itu salah satu pertumbuhan tertinggi dibandingkan berbagai lain. Jadi, kita lebih kuat dari negara maju maupun negara berkembang,” jelas Airlangga.

Menurutnya, tingkat inflasi Indonesia masih relatif rendah yakni 2,6 persen. Ia menganalogikan pertumbuhan ekonomi layaknya naik gunung. Semakin tinggi akan makin berat, dan nafas akan semakin sulit.

Adapun, inflasi dianalogikan seperti hujan. Saat akan menaiki gunung dan terjadi hujan, maka jalan akan semakin licin.

Baca juga: Menurut Jokowi, Tantangan Ekonomi Indonesia ke Depan

Nah, ini mengapa inflasi harus rendah, pertumbuhan harus tinggi. Sehingga, jumlah orang yang punya penghasilan sesuai dengan standar hidup itu akan semakin banyak. Indonesia juga optimistis pada 2024 ini ekonomi kita bisa tumbuh 5,2 persen,” kata Airlangga.

Dalam acara yang dihadiri oleh para siswa sekolah menengah atas (SMA) dari wilayah Jakarta-Bogor-Depok-Tangerang-Bekasi (Jabodetabek), Sumatera, dan Papua tersebut, Airlangga menyampaikan bahwa saat ini pemerintah terus menggerakan dan memaksimalkan tiga mesin ekonomi untuk bisa berfungsi secara berkesinambungan. Hal tersebut dilakukan untuk mewujudkan kemakmuran dan kesejahteraan masyarakat.

Pertama, merevitalisasi dan memperbesar kapasitas mesin ekonomi konvensional sehingga terjadi peningkatan produktivitas yang tinggi. Revitalisasi mesin ini termasuk memperbesar investasi baru dan meningkatkan ekspor.

Halaman:


Terkini Lainnya

Bamsoet Sebut Golkar Siapkan Karpet Merah jika Jokowi dan Gibran Ingin Gabung

Bamsoet Sebut Golkar Siapkan Karpet Merah jika Jokowi dan Gibran Ingin Gabung

Nasional
ICW Desak KPK Panggil Keluarga SYL, Usut Dugaan Terlibat Korupsi

ICW Desak KPK Panggil Keluarga SYL, Usut Dugaan Terlibat Korupsi

Nasional
Jokowi Masih Godok Susunan Anggota Pansel Capim KPK

Jokowi Masih Godok Susunan Anggota Pansel Capim KPK

Nasional
Bamsoet Ingin Bentuk Forum Pertemukan Prabowo dengan Presiden Sebelumnya

Bamsoet Ingin Bentuk Forum Pertemukan Prabowo dengan Presiden Sebelumnya

Nasional
Senyum Jokowi dan Puan saat Jumpa di 'Gala Dinner' KTT WWF

Senyum Jokowi dan Puan saat Jumpa di "Gala Dinner" KTT WWF

Nasional
ICW Minta MKD Tegur Hugua, Anggota DPR yang Minta 'Money Politics' Dilegalkan

ICW Minta MKD Tegur Hugua, Anggota DPR yang Minta "Money Politics" Dilegalkan

Nasional
Momen Jokowi Bertemu Puan sebelum 'Gala Dinner' WWF di Bali

Momen Jokowi Bertemu Puan sebelum "Gala Dinner" WWF di Bali

Nasional
Anak SYL Percantik Diri Diduga Pakai Uang Korupsi, Formappi: Wajah Buruk DPR

Anak SYL Percantik Diri Diduga Pakai Uang Korupsi, Formappi: Wajah Buruk DPR

Nasional
Vibes Sehat, Perwira Pertamina Healing dengan Berolahraga Lari

Vibes Sehat, Perwira Pertamina Healing dengan Berolahraga Lari

Nasional
Nyalakan Semangat Wirausaha Purna PMI, Bank Mandiri Gelar Workshop “Bapak Asuh: Grow Your Business Now!”

Nyalakan Semangat Wirausaha Purna PMI, Bank Mandiri Gelar Workshop “Bapak Asuh: Grow Your Business Now!”

Nasional
Data ICW: Hanya 6 dari 791 Kasus Korupsi pada 2023 yang Diusut Pencucian Uangnya

Data ICW: Hanya 6 dari 791 Kasus Korupsi pada 2023 yang Diusut Pencucian Uangnya

Nasional
UKT Meroket, Anies Sebut Keluarga Kelas Menengah Paling Kesulitan

UKT Meroket, Anies Sebut Keluarga Kelas Menengah Paling Kesulitan

Nasional
Anies Ungkap Kekhawatirannya Mau Maju Pilkada: Pilpres Kemarin Baik-baik Nggak?

Anies Ungkap Kekhawatirannya Mau Maju Pilkada: Pilpres Kemarin Baik-baik Nggak?

Nasional
MKD DPR Diminta Panggil Putri SYL yang Diduga Terima Aliran Dana

MKD DPR Diminta Panggil Putri SYL yang Diduga Terima Aliran Dana

Nasional
Kemenag: Jemaah Umrah Harus Tinggalkan Saudi Sebelum 6 Juni 2024

Kemenag: Jemaah Umrah Harus Tinggalkan Saudi Sebelum 6 Juni 2024

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com