Kedua, menumbuhkan mesin ekonomi baru yang nantinya berfungsi sebagai akselerator pertumbuhan pada masa depan. Hal ini mencakup penerapan aplikasi digital dan kecerdasan buatan (artificial intelligence), pengembangan industri semikonduktor, serta pengembangan ekonomi hijau dan energi terbarukan demi menciptakan lapangan kerja baru sekaligus mencapai target Net Zero Emission (NZE) 2060.
Baca juga: Universitas Al-Azhar Bersama Lazis ASFA Sepakat Lahirkan SDM Unggul
Ketiga, menyempurnakan mesin ekonomi Pancasila. Mesin ekonomi berkeadilan ini bisa dicapai dengan meningkatkan partisipasi masyarakat dan menjaga kesinambungan sosial ekonomi.
Mesin ekonomi ini juga menjaga aspek kesehatan, pendidikan, pekerjaan yang layak, penyempurnaan program penghapusan kemiskinan ekstrem, pemberian bantuan sosial dan pemberdayaan masyarakat kelas menengah bawah dan usaha kecil menengah (UKM), sehingga tepat sasaran dan mampu mengikis kemiskinan dan ketimpangan.
“Nah, kalau ASEAN kita sedang siapkan yang namanya Digital Economy Framework Agreement (DEFA), ekosistem digital ASEAN ada interoperability,” ungkap Airlangga.
“Jadi nanti adik-adik semua kalau mau ke luar negeri, bisa belanja pakai QR code, tidak perlu konversi dollar Amerika Serikat (AS). Nah, itu akan semakin terintegrasi ekonomi di ASEAN. Semuanya juga untuk masa depan adik-adik semua,” tutupnya.
Baca juga: Perekonomian Sulawesi Tumbuh 6,44 Persen, Airlangga Minta Pemda Dukung Pertumbuhan Ekonomi Nasional
Pada kesempatan tersebut, turut hadir Deputi Bidang Koordinasi Perniagaan dan Industri Ali Murtopo, Wakil Dekan 1 FEB UI Arief Wibisono Lubis, Ketua Badan Eksekutif Mahasiswa (BEM) FEB UI Dhika Hikmal, dan Puteri Indonesia 2023 Farhana Nariswari Wisandana.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.