Usia 40 tahun bukan syarat utama, tetapi seorang pernah menjabat jabatan publik yang dipilih melalui pemilihan langsung.
Kedua, Kaesang menjabat ketua umum PSI secara instan, dadakan, dalam tempo dua hari menjadi anggota partai. Kemudian Kaesang menjadi ketua umum partai itu. Ini rektor sejarah “pengambilalihan” kekuasaan partai dalam waktu singkat.
Berkaitan sistem kekuasaan, terdapat teori Siklus Polybius, yaitu siklus bentuk pemerintahan dikembangkan oleh filsuf yang bernama Polybius. Pemikirannya senyampang sejalan atau mirip dengan pendapat Aristoteles.
Polybius berpendapat bahwa pemerintahan negara umumnya diawali dengan bentuk monarki, yaitu seorang raja/ratu memerintah sebagai penguasa tunggal demi kesejahteraan rakyatnya.
Efek sistem kekuasaan ini membentuk tirani karena raja dan keturunan yang menggantikan menjadikan kekuasaan untuk kepentingan keluarga, bukan kepentingan umum.
Sistem monarki memantik resistensi dari para bangsawaan yang tidak puas dengan kekuasaan raja. Mereka melawan sampai berhasil merebut kekuasaan, lalu membentuk sistem aristokrasi. Para aristokrat mulanya populis kekuasaannya.
Karena keasyikan dan menikmati kekuasaan, kuasa para aristokrat membentuk kekuasaan eksklusif yang top manajernya orang-orang kaya.
Sistem kekuasaan yang disokong segelintir bangsawan dan orang-orang kaya menciptakan ologarki.
Kuasa oligarki cenderung otoriter, atas nama kekuasaan eksklusif segelintir orang-orang kaya. Ketika otoritarian menjadi nafas kekuasaan, para idealis (intelektual, masyarakat sipil) ingin membangun sistem kekuasaan demokrasi.
Polybius menganggap demokrasi bukan pucak dari sistem kekuasaan ideal. Praktik kekuasaan ini bisa diganggu oleh kepentingan-kepentingan elite dominan, yang menyalahgunakan kekuasaan untuk korupsi, kolusi, dan nepotisme (KKN).
Suasana ini menjelma menjadi sistem oklokrasi atau kekuasaan negara yang dioperasikan oleh sekumpulan orang kuat, yang melegitimasi kekuasaannya dengan mengekang kebebasan dengan pendekatan kekerasan seperti intimidasi terhadap pihak berwenang.
Orang-orang kuat yang bisa diidentikkan dengan oligarki ingin memperpanjang kekuasaan.
Polybius menggambarkan, kehadiran para oligarki ini mendorong kekuasaan konvensional yang dikenal monarki. Jadi, sistem kekuasaan bisa berputar selayaknya cakramanggiling.
Ketika demokrasi yang dianggap sistem politik terbaik, karena sentuhan-sentuhan keserakahan kekuasaan, mengekalkan kekuasaan, bisa kembali ke sistem monarki lagi.
Pada bagian sebelumnya, tulisan ini menyinggung soal kesuksesan Jokowi membangun politik dinasti atau sistem patrimonial. Dalam proses mencapai tahapan itu, berbagai persoalan etik dan hukum menyertainya.
Apakah situasi yang tengah terjadi dalam peralihan kekuasaan 2024 sebagai indikasi sistem demokrasi menuju ke sistem kekuasaan dinasti atau patrimonial dalam teori Siklus Polybius?
Hasil hitung cepat (quick count) menunjukkan, Prabowo-Gibran mengungguli perolehan suara Anies Baswedan-Muhaimin Iskandar dan Ganjar Pranowo-Mahfud MD.
Apabila pasangan Prabowo-Gibran ditetapkan pemenang pemilu presiden 2024, mereka dilantik menjadi presiden-wapres.
Kehadiran Gibran, Kaesang, Bobby dalam siklus politik, sebagai indikasi kuat proses menuju politik dinasti atau patrimonial.
Apakah ini bagian dari kelemahan sistem demokrasi atau perilaku politik elite dominan yang gandrung mewariskan kekuasaan saja?
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.