Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Mukhijab
Dosen Universitas Widya Mataram Yogyakarta

Dr. Mukhijab, MA, dosen pada Program Studi Ilmu Sosiologi Fakultas Ilmu Sosial Politik Universitas Widya Mataram Yogyakarta.

Dinasti Bush Versus Dinasti Jokowi

Kompas.com - 16/02/2024, 09:22 WIB
Anda bisa menjadi kolumnis !
Kriteria (salah satu): akademisi, pekerja profesional atau praktisi di bidangnya, pengamat atau pemerhati isu-isu strategis, ahli/pakar di bidang tertentu, budayawan/seniman, aktivis organisasi nonpemerintah, tokoh masyarakat, pekerja di institusi pemerintah maupun swasta, mahasiswa S2 dan S3. Cara daftar baca di sini

DARAH biru (DB) berkonotasi pada keturunan keluarga kerajaan, kesultanan, atau disebut ningrat.

Dalam rekrutmen politik, istilah ini melahirkan sistem kepemimpinan aristoratik atau kepemimpinan oleh segelintir orang-orang berkelas tinggi, kaya (oligarki), dan kepemimpinan patrimonialistik, atau suatu kepemimpinan berbasis pada keluarga (genealogis) yang bermuara pada sistem monarki (kepemimpinan kerajaan), dan kepemimpinan yang diwariskan dari kalangan keluarga biasa yang memiliki kekuatan modal ekonomi dan politik (politik dinasti).

Dalam regenerasi kepemimpinan presiden Amerika Serikat (AS), istilah DB digunakan untuk menandai kepemimpinan berbasis pada genealogis dalam pengertian yang berkonotasi positif.

Yakni seseorang yang terpilih menjadi presiden dan memiliki garis keturunan dengan pejabat presiden tertentu pada masa kepemimpinan sebelumnya.

Regenerasi ini populer dengan politik dinasti. Para pakar dan penulis AS menyebut situasi ini sebagai darah biru politik.

Para presiden berdarah biru politik AS periode 1980-2010 adalah George H. W. Bush (Presiden AS 1989–1993), George W. Bush (Presiden AS 2001–2009), Nelson A. Rockefeller (Wakil Presiden AS 1974–1977).

Terdapat nama pejabat darah biru lainnya: John Kerry (Menlu AS 2009–2017, Utusan Khusus Presiden AS untuk Iklim, 2021), Bob Dole (Ketua Senat AS 1985–1987, 1995–1996), John McCain (Ketua Senat AS 1987–2018). Mereka dari kalangan Partai Republik.

Berbeda halnya dengan para presiden dan pejabat tinggi dari Partai Demokrat, umumnya dari kalangan politisi karier biasa, yang merintis karier politik secara mandiri, tidak mengekor orangtua atau kerabat, seperti Jimmy Carter (Presiden AS 1977–1981), Walter Mondale (Wakil Presiden AS 1977–1981, Bill Clinton (Presiden AS 1993–2001, Al Gore (Wakil), presiden AS 1993–2001), Barack Obama (Presiden AS 2009–2017).

Dalam Konstitusi AS terdapat adagium, pemimpin dihasilkan dari ballot atau akumulasi surat suara pemilih bukan atas dasar keturunan atau hubungan darah (blood).

Dengan kata lain, rakyat AS tidak menoleransi politik dinasti. Faktanya, dinasti politik terjadi di negeri yang disebut kampiun demokrasi.

Keluarga Presiden Bush sebagai contoh ideal. Titik kuantum darah biru politik keluarga Bush dimulai oleh kakek mereka, Prescott Sheldon Bush.

Para penulis dan kolumnis menandai dia sebagai pencipta dinasti politik keluarga Bush di Partai Republik. Lulusan Universitas Yale, awalnya pebisnis. Di antara perusahaannya Brown Brothers Harriman & Co. (BBH), Union Banking Corporation (UBC).

Pengalaman berorganisasi pada masa mudanya, seperti Pesident Asosiasi Golf AS, anggota kelompok rahasia Yale, Skull and Bones, anggota Yunior Garda Nasional Connecticut, kapten artileri angkatan darat AS pada Perang Dunia I, menjadi modal sosial untuk masuk dunia politik.

Awalnya Bush menjabat Ketua Keuangan Komite Partai Republik Connecticut (1940-an). Karier politiknya mulai menanjak.

Diawali dengan terpilih menjadi perwakilan Connecticut di Senat AS. Ketika putranya, George H.W. Bush mulai mapan karier politiknya, Prescott Sheldon Bush memilih untuk tidak mencalonkan diri kembali dalam pemilihan anggota Senat AS 1962.

Prescott Bush memiliki lima anak, Prescott Jr. (1922–2010), George Herbert Walker (HW) (1924–2018), Nancy (1926–2021), Jonathan (1931–2021), and William "Bucky" (1938–2018).

George HW Bush mengikuti jejak meniti karier politik. Saat ayahnya mundur dari panggung politik, jabatannya duta besar AS untuk PBB.

Lulus dari Universitas Yale, Bush Junior menolak menjadi bayang-bayang bisnis ayahnya, dia membuka bisnis sektor energi Overbey Oil Development Company (1951), Zapata Petroleum Corporation (1953), dan Zapata Off-Shore Company (1954).

Mulai aktif di Partai Republik Houston, 1959, Bush ikut pemilihan senat dan terpilih pada 1966, diangkat oleh Presiden Richard M. Nixon menjadi duta besar AS untuk PBB (1971–1972), Ketua Komite Nasional Partai Republik dalam skandal Watergate, 1973,Direktur CIA (1976), Presiden AS (2001–2009).

George HW Bush memiliki lima anak, George Walker, John Ellis "Jeb", Neil, Marvin, and Dorothy "Doro".

George Walter (W) Bush lulus dari Yale University, berbisnis energi, aktif berpolitik dengan bendera Partai Republik, menjabat Gubernur Texas (1995–2000), dan Presiden AS ke-43 (2001–2009).

Darah biru Indonesia

Dua putra Presiden BJ Habibie (21 Mei 1998 – 20 Oktober 1999), Ilham Akbar Habibie dan Thareq Kemal Habibie bergeming dari gegap-gempita manuver politik anak-anak presiden dan mantan presiden.

Mereka terkesan dalam situasi steril dari hingar-bingar politik, sibuk dengan kegiatan bisnis dan sosial masing-masing.

Andikata mereka minat ke arena politik, kapasitas dan kapabilitas keilmuan dan moralitas mereka sangat memadai.

Ilham Habibie, lulusan summa cum laude sejak sarjana sampai doctor di Technical University of Munich, Jerman, pernah mengikuti jejak ayahnya, bukan di bidang politik, tetapi mengaplikasikan kapasitas keilmuannya sebagai ahli produksi pesawat N-2130 saat awal dia bergabung di PT Dirganta Indonesia (PT DI) 1996.

Kapasitasnya yang mumpuni menjadikannya dipercaya menjadi Direktur Satuan Usaha Pesawat Terbang (SUPT), Direktur Operasi dan Niaga, Kepala Program N-2130, dan Direktur Komersial.

Posisinya sempat dipersoalkan oleh Menteri Riset dan Teknologi masa Presiden Abdurrahman Wahid (Gus Dur). Akhirnya mengundurkan diri dari PTDI pada 11 Juni 2003.

Ilham memilih berdikari, mengembangkan bisnis profesional dengan kendaraan PT Ilthabi Rekatama, PT ILTHABI Bara Utama, PT. Pollux Barelang Mega Superblok Meisterstadt Batam, PT Regio Aviasi Industri, perusahaan pembuat pesawat terbang dan didirikan bersama sang ayah, B.J. Habibie.

Tidak sebatas kegiatan bisnis, kegiatan sosial ditekuninya seperti mengelola Habibie Center, yang mengurus pengembangan pemikiran dan pemberdayaan pendidikan seperti program beasiswa pelajar dan mahasiswa berpretasi.

Adik Ilham, Thareq Kemal Habibie, tidak beda jauh dengan kakaknya, memilih aktivitas bisnis sebagai kegiatan rutinnya. Dibanding kakaknya, Thareq lebih banyak di belakang layar, jarang tampil di depan publik Indonesia.

Kesibukan mereka dengan bisnis menjauhkan dari arena politik. Ini sedikit anomali. Para pengusaha yang ingin lebih eksis dan menguatkan jaringan bisnis dan politik mendekat serta bergaul dengan relasi-relasi politik.

Dengan bisnis yang banyak berkaitan dengan relasi-relasi internasional, Ilham dan Thareq tidak terlalu sibuk dengan relasi-relasi jejaring lokal.

Berbeda dengan anak-anak presiden dan mantan presiden lainnya, yang menekuni profesi politik. Para anak presiden pertama ini sangat aktif di arena politik seperti Megawati (PDIP), Sukmawati Soekarnoputri (PNI, Gerindra).

Sejumlah anak lainnya sempat berpolitik. Megawati menjadi presiden (23 Juli 2001 sampai 20 Oktober 2004).

Anak-anak presiden kedua, Soeharto, terdapat Siti Hardijanti Rukmana, Bambang Trihatmodjo, Tommy Soeharto berpolitik dengan kendaraan Golkar, Partai Berkarya, Partai Swara Rakyat Indonesia.

Putri Presiden Abdurrahman Wahid sempat aktif di PKB. Putri presiden ke empat ini, belakangan menjadi selebriti politik, Zannuba Ariffah Chafsoh (Yenny Wahid).

Keluarga presiden ke lima, Megawati Soekarnoputri, sibuk menjadi pengurus PDIP, Puan Maharani dan Prananda Prabowo.

Anak-anak presiden ke enam, Susilo Bambang Yudhoyono, aktif bersama ayahnya membesarkan Partai Demokrat, Agus Harimurti Yudhoyono (AHY) dan Edie Baskoro Yudhoyono (Ibas).

Kemudian anak-anak dan menantu Presiden Joko Widodo (Jokowi) mengikuti jejak ayah mereka, Gibran Rakabuning Raka (anggota PDIP, lalu keluar partai), Kaesang Pangarep (PSI), menantu Jokowi Muhammad Bobby Afif Nasution (anggota PDIP lalu keluar partai dan Wali Kota Medan).

Presiden Jokowi paling sukses membangun dinasti politik. Keberhasilan ini menjadi perdebatan dalam beberapa hal.

Pertama, proses politik dinasti cenderung instan. Gibran bisa mencalonkan wapres atas jasa Mahkamah Konstitusi (MK).

Terdapat pamannya, Anwar Usman, yang berperan besar memengaruhi putusan hakim konstitusi untuk mengubah syarat usia capres-cawapres.

Pasal 169 huruf q Undang-Undang Nomor 7 Tahun 2017 tentang Pemilihan Umum yang menyatakan, capres-cawapres berusia paling rendah 40 tahun.

Karena keputusan MK, aturan itu berubah. Syarat usia pencalonan presiden-wapres 40 tahun dan di bawah 40 tahun yang sama-sama dipilih melalui pemilu seperti jabatan Gubernur (30 tahun), Bupati, dan Walikota (25 tahun), serta anggota DPR, anggota DPD, dan anggota DPRD (21 tahun).

Usia 40 tahun bukan syarat utama, tetapi seorang pernah menjabat jabatan publik yang dipilih melalui pemilihan langsung.

Kedua, Kaesang menjabat ketua umum PSI secara instan, dadakan, dalam tempo dua hari menjadi anggota partai. Kemudian Kaesang menjadi ketua umum partai itu. Ini rektor sejarah “pengambilalihan” kekuasaan partai dalam waktu singkat.

Siklus Polybius

Berkaitan sistem kekuasaan, terdapat teori Siklus Polybius, yaitu siklus bentuk pemerintahan dikembangkan oleh filsuf yang bernama Polybius. Pemikirannya senyampang sejalan atau mirip dengan pendapat Aristoteles.

Polybius berpendapat bahwa pemerintahan negara umumnya diawali dengan bentuk monarki, yaitu seorang raja/ratu memerintah sebagai penguasa tunggal demi kesejahteraan rakyatnya.

Efek sistem kekuasaan ini membentuk tirani karena raja dan keturunan yang menggantikan menjadikan kekuasaan untuk kepentingan keluarga, bukan kepentingan umum.

Sistem monarki memantik resistensi dari para bangsawaan yang tidak puas dengan kekuasaan raja. Mereka melawan sampai berhasil merebut kekuasaan, lalu membentuk sistem aristokrasi. Para aristokrat mulanya populis kekuasaannya.

Karena keasyikan dan menikmati kekuasaan, kuasa para aristokrat membentuk kekuasaan eksklusif yang top manajernya orang-orang kaya.

Sistem kekuasaan yang disokong segelintir bangsawan dan orang-orang kaya menciptakan ologarki.

Kuasa oligarki cenderung otoriter, atas nama kekuasaan eksklusif segelintir orang-orang kaya. Ketika otoritarian menjadi nafas kekuasaan, para idealis (intelektual, masyarakat sipil) ingin membangun sistem kekuasaan demokrasi.

Polybius menganggap demokrasi bukan pucak dari sistem kekuasaan ideal. Praktik kekuasaan ini bisa diganggu oleh kepentingan-kepentingan elite dominan, yang menyalahgunakan kekuasaan untuk korupsi, kolusi, dan nepotisme (KKN).

Suasana ini menjelma menjadi sistem oklokrasi atau kekuasaan negara yang dioperasikan oleh sekumpulan orang kuat, yang melegitimasi kekuasaannya dengan mengekang kebebasan dengan pendekatan kekerasan seperti intimidasi terhadap pihak berwenang.

Orang-orang kuat yang bisa diidentikkan dengan oligarki ingin memperpanjang kekuasaan.

Polybius menggambarkan, kehadiran para oligarki ini mendorong kekuasaan konvensional yang dikenal monarki. Jadi, sistem kekuasaan bisa berputar selayaknya cakramanggiling.

Ketika demokrasi yang dianggap sistem politik terbaik, karena sentuhan-sentuhan keserakahan kekuasaan, mengekalkan kekuasaan, bisa kembali ke sistem monarki lagi.

Pada bagian sebelumnya, tulisan ini menyinggung soal kesuksesan Jokowi membangun politik dinasti atau sistem patrimonial. Dalam proses mencapai tahapan itu, berbagai persoalan etik dan hukum menyertainya.

Apakah situasi yang tengah terjadi dalam peralihan kekuasaan 2024 sebagai indikasi sistem demokrasi menuju ke sistem kekuasaan dinasti atau patrimonial dalam teori Siklus Polybius?

Hasil hitung cepat (quick count) menunjukkan, Prabowo-Gibran mengungguli perolehan suara Anies Baswedan-Muhaimin Iskandar dan Ganjar Pranowo-Mahfud MD.

Apabila pasangan Prabowo-Gibran ditetapkan pemenang pemilu presiden 2024, mereka dilantik menjadi presiden-wapres.

Kehadiran Gibran, Kaesang, Bobby dalam siklus politik, sebagai indikasi kuat proses menuju politik dinasti atau patrimonial.

Apakah ini bagian dari kelemahan sistem demokrasi atau perilaku politik elite dominan yang gandrung mewariskan kekuasaan saja?

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Baca tentang
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Pengamat Usul Anggota BPK Diseleksi Panitia Independen Agar Tak Dimanfaatkan Parpol

Pengamat Usul Anggota BPK Diseleksi Panitia Independen Agar Tak Dimanfaatkan Parpol

Nasional
KPU Tak Masalah Caleg Terpilih Dilantik Belakangan Usai Kalah Pilkada

KPU Tak Masalah Caleg Terpilih Dilantik Belakangan Usai Kalah Pilkada

Nasional
Zulhas: Katanya PAN Cuma Bisa Joget-joget, Eh Capres yang Menang Bisa Joget

Zulhas: Katanya PAN Cuma Bisa Joget-joget, Eh Capres yang Menang Bisa Joget

Nasional
Prabowo Bilang Ada Partai Klaim Sosok Bung Karno, Budiman Sudjatmiko: Bukan Diskreditkan PDI-P

Prabowo Bilang Ada Partai Klaim Sosok Bung Karno, Budiman Sudjatmiko: Bukan Diskreditkan PDI-P

Nasional
Ketua KPU: Caleg Terpilih Tak Perlu Mundur jika Maju Pilkada 2024

Ketua KPU: Caleg Terpilih Tak Perlu Mundur jika Maju Pilkada 2024

Nasional
Zulhas dan Elite PAN Temui Jokowi di Istana, Mengaku Tak Bahas Kursi Kabinet

Zulhas dan Elite PAN Temui Jokowi di Istana, Mengaku Tak Bahas Kursi Kabinet

Nasional
Demokrat Tak Khawatir Jatah Kursi Menteri, Sebut Prabowo Kerap Diskusi dengan SBY

Demokrat Tak Khawatir Jatah Kursi Menteri, Sebut Prabowo Kerap Diskusi dengan SBY

Nasional
PAN Lempar Kode soal Jatah Menteri, Demokrat: Prabowo yang Punya Hak Prerogatif

PAN Lempar Kode soal Jatah Menteri, Demokrat: Prabowo yang Punya Hak Prerogatif

Nasional
Zulhas Bawa 38 DPW PAN Temui Jokowi: Orang Daerah Belum Pernah ke Istana, Pengen Foto

Zulhas Bawa 38 DPW PAN Temui Jokowi: Orang Daerah Belum Pernah ke Istana, Pengen Foto

Nasional
Golkar, PAN dan Demokrat Sepakat Koalisi di Pilkada Kabupaten Bogor

Golkar, PAN dan Demokrat Sepakat Koalisi di Pilkada Kabupaten Bogor

Nasional
Ajakan Kerja Sama Prabowo Disebut Buat Membangun Kesepahaman

Ajakan Kerja Sama Prabowo Disebut Buat Membangun Kesepahaman

Nasional
Kubu Prabowo Ungkap Dirangkul Tak Berarti Masuk Kabinet

Kubu Prabowo Ungkap Dirangkul Tak Berarti Masuk Kabinet

Nasional
Pusat Penerbangan TNI AL Akan Pindahkan 6 Pesawat ke Tanjung Pinang, Termasuk Heli Anti-kapal Selam

Pusat Penerbangan TNI AL Akan Pindahkan 6 Pesawat ke Tanjung Pinang, Termasuk Heli Anti-kapal Selam

Nasional
Duet Khofifah-Emil Dardak di Pilkada Jatim Baru Disetujui Demokrat, Gerindra-Golkar-PAN Belum

Duet Khofifah-Emil Dardak di Pilkada Jatim Baru Disetujui Demokrat, Gerindra-Golkar-PAN Belum

Nasional
Panglima TNI Kunjungi Markas Pasukan Khusus AD Australia di Perth

Panglima TNI Kunjungi Markas Pasukan Khusus AD Australia di Perth

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com