Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

[GELITIK NASIONAL] Janji-janji dan Ambisi Tiga Capres-Cawapres di Kampanye Terakhir...

Kompas.com - 12/02/2024, 05:15 WIB
Fitria Chusna Farisa

Editor

JAKARTA, KOMPAS.com - Selamat pagi pembaca setia Kompas.com, semangat pagi. Mengawali hari ini, kami suguhkan ulasan peristiwa politik penting yang terjadi sepekan kemarin. Sebab, sejumlah manuver politik terlalu menarik untuk dilewatkan begitu saja oleh pembaca setia.

Pekan lalu menjadi pekan penutup masa kampanye Pemilu Presiden (Pilpres) 2024. Masa kampanye yang dimulai pada 28 November 2023, resmi berakhir pada Sabtu, 10 Februari 2024.

Terhitung sejak 11 Februari hingga 13 Februari 2024, tahapan pemilu memasuki masa tenang. Setelahnya, pada 14 Februari 2024, akan digelar pemungutan suara secara serentak.

Menutup masa kampanye, tiga pasangan calon presiden (capres) dan calon wakil presiden (cawapres) peserta Pilpres 2024 menggelar kampanye akbar di wilayah yang berbeda-beda. Janji-janji politik dan harapan pun diserukan di hadapan massa untuk yang terakhir kalinya.

1. Anies-Muhaimin

Pada hari terakhir kampanye, pasangan capres-cawapres nomor urut 1, Anies Baswedan-Muhaimin Iskandar, menggelar kampanye bertajuk “Kumpul Akbar Ber1 Berani Berubah” di Jakarta International Stadium (JIS), Jakarta Utara.

Sejak pagi, massa telah memadati stadion berkapasitas 82.000 tempat duduk itu. Massa juga memadati lapangan JIS yang diperkirakan mampu menampung 10.000 orang, serta area di luar stadion di sekitar JIS.

Baca juga: Anies: Bila Mereka Melakukan Kecurangan, Kita Siap untuk Melawan

Anies bercerita bahwa lautan massa sempat menghambat perjalanannya menuju JIS. Dia membutuhkan waktu kurang lebih dua jam perjalanan untuk sampai ke stadion. Padahal, mantan Gubernur DKI Jakarta itu menginap di hotel kawasan Ancol yang berjarak sekitar tiga kilometer dari JIS.

Sementara, Muhaimin mengaku harus berjalan hingga 3,5 kilometer untuk masuk ke area JIS, lantaran jalanan menuju JIS dipadati massa.

Rangkaian acara kampanye Anies-Muhaimin sedianya dimulai pada pukul 06.30 WIB. Namun, massa telah menyemut sebelum pukul 05.00 WIB. Anies dan Muhaimin sendiri baru berpidato menjelang siang hari, sekitar pukul 10.30 WIB.

Dalam pidatonya, Anies menyebut bahwa dirinya akan melawan jika terjadi indikasi kecurangan Pemilu 2024. Namun, jika pemilu berjalan adil, Anies mengaku akan tetap menjaga sikap damai.

"Kita hadapi dengan kecintaan sebagai warga Indonesia sebagai anak bangsa, tetapi bila mereka melakukan kecurangan, bila mereka tidak menjalankan yang adil maka kita siap untuk melawan," katanya.

“Kita mengirimkan pesan kepada semua, rakyat Indonesia menginginkan praktek demokrasi yang mengandalkan kepada keadilan, yang mengandalkan kepada keterbukaan, yang mengandalkan kepada tingginya penghormatan kepada etika," ujar Anies.

Baca juga: Anies Sebut Mimpi Tinggi Anak Muda Terhalang Fenomena Sandwich Generation

Mantan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan (Mendikbud) ini menyebut, etika menjadi nomor satu dalam gerakan perubahan yang ia usung bersama Muhaimin. Ia berjanji akan mengembalikan etika dalam bernegara jika kelak terpilih sebagai presiden.

"Ini semua kita kerjakan dengan kesadaran penuh, bahwa perjuangan ini tidak bisa dikerjakan sendirian," kata Anies.

"Karena itu, kepada semua yang hadir di sini, kita ingin membawa pesan perubahan yang ingin kita bawa diiringi dengan perasaan cinta kasih, dengan perasaan Rahim dan Rahman, perasaan merangkul semua, perasaan welas asih," ujarnya lagi.

Halaman:


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com