Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

[GELITIK NASIONAL] Janji-janji dan Ambisi Tiga Capres-Cawapres di Kampanye Terakhir...

Kompas.com - 12/02/2024, 05:15 WIB
Fitria Chusna Farisa

Editor

"Melawanlah dengan cara yang benar, melawanlah dengan ketenangan, bagaimana caranya? Tidak sulit. Anda cukup datang 14 Februari dan menentukan pilihan untuk mencoblos nomor berapa? Nomor berapa? Nomor berapa?" kata Ganjar yang dijawab "nomor 3" oleh para pendukungnya.

"Itulah perlawanan sejati yang bisa ditunjukkan oleh rakyat, karena kami tidak bisa mengerahkan kekuatan, kami tidak bisa menggerakkan aparatur," ujar dia.

Sebaliknya, Ganjar menyebut bahwa pihaknya hanya memiliki hati nurani dan keikhlasan untuk menentukan kepemimpinan ke depan.

"Dan itu adalah suara panjenengan semuanya. Terima kasih, terima kasih Solo, terima kasih Jawa Tengah," ucap Ganjar.

Dari Solo, Ganjar-Mahfud bergerak ke Semarang. Mantan Gubernur Jawa Tengah dua periode itu yakin dirinya dan Mahfud bakal menang di Jateng yang dikenal sebagai “kandang banteng”.

"Kalau kita melihat hari ini di Jawa Tengah, insya Allah (menang) mutlak, kandang banteng akan menunjukkan (kemenangan)," kata politikus PDI Perjuangan itu.

Baca juga: Gelar Hajatan Rakyat di Solo dan Semarang, Ganjar-Mahfud Diarak Kirab Budaya

Sementara, Mahfud yang juga turut berpidato, berjanji akan menyelesaikan semua persoalan yang dihadapi masyarakat jika dia dan Ganjar terpilih sebagai pemimpin RI selanjutnya. Apalagi, katanya, tengah terjadi krisis demokrasi di Indonesia.

"Ada banyak pelajaran tentang arah perjalanan bangsa ini, ada masalah utama yang kami lihat menjadi kegelisahan orang banyak di Indonesia, yaitu tabir gelap demokrasi dan hilangnya keadilan ekonomi. Demokrasi Indonesia tengah mengalami krisis dan terancam eksistensinya," kata Mahfud dalam hajatan rakyat di Lapangan Pancasila Simpang Lima, Kota Semarang, Jawa Tengah, Sabtu (10/2/2024).

Mantan Menteri Koordinator Bidang Politik, Hukum, dan Keamanan (Menko Polhukam) itu menyinggung tentang maraknya korupsi, penyalahgunaan hukum, hingga pelanggaran konstitusi. Ia juga menyentil sejumlah problem, seperti akses kesehatan yang tidak merata, minimnya lapangan kerja, sulitnya akses pendidikan, hingga harga bahan pokok yang melambung.

"Jawabannya tegas, semua yang tidak beres itu harus dihentikan mulai sekarang. Ya, sekarang kita tabrak! Kita seruduk! Kita tabrak dan seruduk semua penghalang yang menyebabkan kegelapan demokrasi dan ketidakadilan ekonomi di Indonesia ini," tegas eks Ketua Mahkamah Konstitusi (MK) ini.

 

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Halaman:


Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com