“Proyek ini merupakan model teladan yang diharapkan dapat diadaptasi tidak hanya di desa-desa lain di Indonesia, tetapi juga negara-negara lainnya," ucap Rajendra.
Kunjungan lapangan ke Kampung Sidat Kaliwungu turut dihadiri National Project Coordinator IFish Yayan Hikmayani bersama Rajendra Aryal, Sekretariat GEF Operational Focal Point, beserta Penjabat (Pj) Sekretaris Daerah Cilacap mewakili Pj Bupati, dan Kepala Dinas (Kadis) Perikanan Cilacap.
Mereka melakukan pelepasan sidat hasil budi daya ukuran 150 gram sebanyak 20 kg ke Bendung Cijalu yang merupakan salah satu jalur migrasi sidat.
Pelepasan simbolis itu merupakan tindak lanjut dan langkah nyata atas komitmen bersama untuk memastikan ketersediaan sumber daya sidat secara berkelanjutan.
Pelepasliaran 2,5 persen hasil budi daya sidat ke perairan umum itu membantu meningkatkan tingkat keberlangsungan hidup sidat menjadi lebih dari 90 persen.
Baca juga: Genjot Produksi Ikan Patin di Tanah Bumbu, Kementerian KP Kembangkan SFV Seluas 157 Hektar
Tidak hanya mengedepankan budi daya berkelanjutan, proyek IFish juga mengajak peran serta koperasi perempuan di Kampung Sidat Kaliwungu untuk dapat mengolah sidat melalui pendekatan nol limbah (zero waste) yang komprehensif.
Dengan begitu, semua bagian sidat dapat digunakan secara efektif untuk mengatasi tantangan gizi, seperti stunting.
Turini, salah satu anggota koperasi perempuan kelompok binaan IFish mengatakan, dirinya dan kelompoknya mendapat bimbingan dan pendampingan dari dalam mengelola sidat.
“Saya dan perempuan anggota koperasi berperan di pengolahan sidat menjadi Unagi Kabayaki,” ujarnya yang mengolah produk sidat pada kelompok Mina Sidat Bersatu.
Dia mengatakan, proyek IFish mengajarkan cara membuat olahan sidat, seperti memanfaatkan tulang dan sirip yang tidak terpakai menjadi keripik.
Baca juga: Genjot Produksi Ikan Patin di Tanah Bumbu, Kementerian KP Kembangkan SFV Seluas 157 Hektar
Tidak hanya berhenti di pengolahan keripik, proyek IFish juga berupaya mengenalkan berbagai menu olahan dari produk sampingan produksi unagi kabayaki di Kabupaten Cilacap.
Dengan memanfaatkan produk sampingan tersebut, gizi tinggi sidat dapat lebih mudah diakses masyarakat dan diharapkan dapat membantu menuntaskan permasalahan stunting yang masih terjadi di kabupaten tersebut.
Upaya tersebut juga diharapkan dapat membuka akses lebih luas terhadap pendapatan yang adil bagi kaum perempuan di Cilacap.
Proyek IFish senilai 6,1 juta dollar AS tersebut merupakan ikhtiar dan inisiatif Kementerian KP dan FAO untuk mengarusutamakan konservasi keanekaragaman hayati dan penggunaan berkelanjutan dalam praktik perikanan darat.
Salah satunya dijalankan di ekosistem air tawar bernilai konservasi tinggi yang didukung Global Environment Facility (GEF).
Baca juga: Lewat SFV, Balai Kementerian KP di Gondol Sukses Tingkatkan PNBP Jadi Rp 788 Juta
Kabupaten Cilacap merupakan salah satu dari lima area demonstrasi di Indonesia dalam proyek IFish yang dipilih karena populasi sidat yang signifikan. Saat ini, sidat berada di bawah status perlindungan terbatas.
Lokasi tersebut berfungsi sebagai model penting untuk mencapai tujuan proyek dalam melindungi ekosistem air tawar bernilai konservasi tinggi dan keanekaragaman hayati serta berkontribusi pada ketahanan pangan dan penghidupan masyarakat lokal.
Upaya pelepasliaran itu juga sejalan dengan kebijakan Menteri KP Sakti Wahyu Trenggono yang terus mendorong pengembangan budi daya perikanan berkelanjutan.
Dalam berbagai kesempatan, Menteri Trenggono menyampaikan pentingnya praktik budi daya yang dilaksanakan dengan memperhatikan aspek keberlanjutan sumberdaya dan kesehatan lingkungan.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.