Gus Nadir juga menyebut, dalam forum itu KH Miftachul Achyar menyampaikan permohonan agar para pengurus untuk sekali ini bersikap sam'an wathoo'atan (mendengar dan patuh).
Padahal, kata Gus Nadir, KH Miftachul Achyar tidak pernah menyampaikan permohonan karena di lingkungan NU dengan kedudukan sebagai Rais Aam perintahnya pasti dipatuhi.
Menurut mantan Ketua Pengurus Cabang Istimewa (PCI) NU Australia-Selandia Baru ini, langkah politik PBNU itu terjadi tidak terlepas dari kedekatan mereka dengan Presiden Joko Widodo yang saat ini dinilai mendukung Prabowo dan anak sulungnyanya Gibran.
Terkait hal ini, Ketua Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU) Yahya Cholil Staquf (Gus Yahya) membantah adanya pengerahan pengurus NU di tingkat wilayah untuk memenangkan pasangan nomor urut 2 di Pilpres 2024.
Gus Yahya menilai tudingan itu hanya berupa prasangka tanpa bukti.
"Saya kira prasangka saja, tidak ada kenyataannya dan tidak ada bukti apapun bahwa itu terjadi. Jadi saya kira itu prasangka saja, enggak bisa jadi pegangan," ujar Yahya dalam jumpa pers di kantor PBNU, Jakarta, Kamis (18/1/2024).
Baca juga: Momen Langka Cak Imin, Gus Yahya, dan Kyai Said Agil Duduk Sebangku di Yogyakarta
Gus Yahya menjelaskan NU memiliki parameter yang jelas sebagai lembaga dan organisasi.
Di mana, kata dia, NU tidak terlibat kampanye atau memberi dukungan terhadap salah satu paslon di Pilpres 2024.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.