Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Soal Isu NU Dikerahkan Dukung Prabowo, Timnas: Banyak Tokoh NU yang Dukung Amin

Kompas.com - 23/01/2024, 19:05 WIB
Rahel Narda Chaterine,
Icha Rastika

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Asisten Pelatih Timnas Anies-Muhaimin (Amin), Tamsil Linrung yakin Nahdlatul Ulama (NU) masih netral terkait Pemilihan Umum (Pemilu) 2024.

Tamsil mengatakan ini ketika ditanyakan soal adanya isu NU dimobilisasi untuk mendukung capres-cawapres nomor urut 2, Prabowo Subianto-Mahfud MD.

Menurut Tamsil, tidak ada edaran soal mobilisasi dukungan di NU. Malahan, kata Tamsil, banyak tokoh NU yang mendukung capres-cawapres nomor 1, Anies Baswedan-Muhaimin Iskandar.

"Apalagi tidak ada edaran saya kira tidak ada (mobilisasi dukungan)," kata Tamsil di Rumah Koalisi Perubahan, Jakarta Selatan, Selasa (23/1/2024).

"Faktanya di bawah itukan kita lihat begitu banyaknya tokoh-tokoh NU yang mendukung Amin, meskipun mungkin teman-teman mempertanyakan karena ada tokoh yang kemudian dipecat," ucap dia.

Baca juga: Soal Kedekatan dengan Kubu Ganjar, Timnas Amin Akui Banyak Kecocokan

Sepengetahuan Tamsil, Pengurus Besar NU (PBNU) juga selalu mengeluarkan edaran yang netral terkait pemilu.

Akan tetapi, ia tak memungkiri jika ada gerakan di bawah yang cenderung bersifat tidak netral.

Namun begitu, anggota DPR RI dari Fraksi PKS ini juga optimistis bahwa suara NU di luar Pulau Jawa memihak ke Anies-Muhaimin.

"Tetapi hasil survei kami NU itu khususnya di luar jawa itu 100 persen ke Amin ke Anies, kalau di Jawa memang masih 50:50, khususnya di Jawa Timur," tutur dia.

Sebelumnya, isu NU dimobilisasi mendukung paslon tertentu pada pilpres diungkap cendekiawan NU Nadirsyah Hosen atau Gus Nadir.

Gus Nadir mengungkapkan, struktural PBNU mendapat arahan untuk memberikan dukungan pada capres-cawapres nomor urut 2 Prabowo Subianto-Gibran Rakabuming Raka.

Baca juga: Pengurus NU Diduga Dimobilisasi Dukung Prabowo, Ganjar: Saya Yakin PBNU Bisa Jaga Netralitas

Gus Nadir mengatakan, arahan itu disampaikan langsung oleh Ketua PBNU Yahya Cholil Staquf atau Gus Yahya dan Rais Aam PBNU KH Miftachul Achyar di Hotel Bumi, Surabaya.

Pengurus yang dikumpulkan mulai dari Rais Syuriyah, Ketua Tanfdiziyah sampai ketua cabang dan wilayah.

Meski tidak ada keputusan resmi yang dituangkan dalam surat berkop PBNU namun arahan itu jelas.

"Tapi yang dikumpulkan jelas pengurus, sehingga kemudian secara massif struktur itu diperintahkan untuk mendukung 02," kata Gus Nadir dalam wawancara Program GASPOL yang tayang di YouTube Kompas.com, Sabtu (20/1/2024).

Gus Nadir juga menyebut, dalam forum itu KH Miftachul Achyar menyampaikan permohonan agar para pengurus untuk sekali ini bersikap sam'an wathoo'atan (mendengar dan patuh).


Padahal, kata Gus Nadir, KH Miftachul Achyar tidak pernah menyampaikan permohonan karena di lingkungan NU dengan kedudukan sebagai Rais Aam perintahnya pasti dipatuhi.

Menurut mantan Ketua Pengurus Cabang Istimewa (PCI) NU Australia-Selandia Baru ini, langkah politik PBNU itu terjadi tidak terlepas dari kedekatan mereka dengan Presiden Joko Widodo yang saat ini dinilai mendukung Prabowo dan anak sulungnyanya Gibran.

Bantahan Gus Yahya

Terkait hal ini, Ketua Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU) Yahya Cholil Staquf (Gus Yahya) membantah adanya pengerahan pengurus NU di tingkat wilayah untuk memenangkan pasangan nomor urut 2 di Pilpres 2024.

Gus Yahya menilai tudingan itu hanya berupa prasangka tanpa bukti.

"Saya kira prasangka saja, tidak ada kenyataannya dan tidak ada bukti apapun bahwa itu terjadi. Jadi saya kira itu prasangka saja, enggak bisa jadi pegangan," ujar Yahya dalam jumpa pers di kantor PBNU, Jakarta, Kamis (18/1/2024).

Baca juga: Momen Langka Cak Imin, Gus Yahya, dan Kyai Said Agil Duduk Sebangku di Yogyakarta

Gus Yahya menjelaskan NU memiliki parameter yang jelas sebagai lembaga dan organisasi.

Di mana, kata dia, NU tidak terlibat kampanye atau memberi dukungan terhadap salah satu paslon di Pilpres 2024.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Baca tentang


Terkini Lainnya

Berkaca Kecelakaan di Ciater, Polisi Imbau Masyarakat Cek Dulu Izin dan Kondisi Bus Pariwisata

Berkaca Kecelakaan di Ciater, Polisi Imbau Masyarakat Cek Dulu Izin dan Kondisi Bus Pariwisata

Nasional
Dugaan SYL Memeras Anak Buah dan Upaya KPK Hadirkan 3 Dirjen Kementan Jadi Saksi

Dugaan SYL Memeras Anak Buah dan Upaya KPK Hadirkan 3 Dirjen Kementan Jadi Saksi

Nasional
Jokowi Santap Nasi Goreng dan Sapa Warga di Sultra

Jokowi Santap Nasi Goreng dan Sapa Warga di Sultra

Nasional
Prabowo Klaim Serasa Kubu 'Petahana' saat Pilpres dan Terbantu Gibran

Prabowo Klaim Serasa Kubu "Petahana" saat Pilpres dan Terbantu Gibran

Nasional
Prabowo Mengaku Diuntungkan 'Efek Jokowi' dalam Menangkan Pilpres

Prabowo Mengaku Diuntungkan "Efek Jokowi" dalam Menangkan Pilpres

Nasional
Bantah Menang Pilpres Akibat Bansos, Prabowo: Tuduhan Kosong

Bantah Menang Pilpres Akibat Bansos, Prabowo: Tuduhan Kosong

Nasional
[POPULER NASIONAL] Reaksi Usai Prabowo Tak Mau Pemerintahannya Diganggu | Auditor BPK Minta 'Uang Pelicin' ke Kementan

[POPULER NASIONAL] Reaksi Usai Prabowo Tak Mau Pemerintahannya Diganggu | Auditor BPK Minta "Uang Pelicin" ke Kementan

Nasional
Sejarah Hari Buku Nasional

Sejarah Hari Buku Nasional

Nasional
Tanggal 15 Mei 2024 Memperingati Hari Apa?

Tanggal 15 Mei 2024 Memperingati Hari Apa?

Nasional
UPDATE BNPB: 19 Orang Meninggal akibat Banjir Bandang di Agam Sumbar

UPDATE BNPB: 19 Orang Meninggal akibat Banjir Bandang di Agam Sumbar

Nasional
KNKT Investigasi Kecelakaan Bus Rombongan Siswa di Subang, Fokus pada Kelayakan Kendaraan

KNKT Investigasi Kecelakaan Bus Rombongan Siswa di Subang, Fokus pada Kelayakan Kendaraan

Nasional
Partai Buruh Berniat Gugat Aturan Usung Calon Kepala Daerah ke MK

Partai Buruh Berniat Gugat Aturan Usung Calon Kepala Daerah ke MK

Nasional
Cerita Sulitnya Jadi Ketua KPK, Agus Rahardjo: Penyidik Tunduk ke Kapolri, Kejaksaan, Sampai BIN

Cerita Sulitnya Jadi Ketua KPK, Agus Rahardjo: Penyidik Tunduk ke Kapolri, Kejaksaan, Sampai BIN

Nasional
Jemaah Haji Mulai Diberangkatkan, Fahira Idris: Semoga Sehat, Selamat, dan Mabrur

Jemaah Haji Mulai Diberangkatkan, Fahira Idris: Semoga Sehat, Selamat, dan Mabrur

Nasional
Jemaah Haji Gelombang Pertama Tiba di Madinah, Disambut Meriah

Jemaah Haji Gelombang Pertama Tiba di Madinah, Disambut Meriah

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com