Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Ulwan Fakhri
Peneliti

Peneliti humor di Institut Humor Indonesia Kini (IHIK3)

Membongkar "Clownmanship" di Pilpres 2024

Kompas.com - 23/01/2024, 12:44 WIB
Anda bisa menjadi kolumnis !
Kriteria (salah satu): akademisi, pekerja profesional atau praktisi di bidangnya, pengamat atau pemerhati isu-isu strategis, ahli/pakar di bidang tertentu, budayawan/seniman, aktivis organisasi nonpemerintah, tokoh masyarakat, pekerja di institusi pemerintah maupun swasta, mahasiswa S2 dan S3. Cara daftar baca di sini

Bahkan, keluarga pasien hingga tenaga medis bisa ikut diuntungkan secara psikis.

Sementara di ranah pendidikan, filosofi clown teacher juga sedang dipopulerkan untuk menciptakan atmosfer pembelajaran yang lebih progresif.

Nilai positif dari badut, seperti antusiasme hingga fleksibilitas, dianggap bermanfaat saat dipraktikkan dalam kelas (McCusker, 2023).

Kedua, digunakannya kata “statesman” atau “negarawan” amat membatasi klasifikasi tokoh yang bisa ditempeli cap clownmanship itu sendiri.

Barangkali, lebih baik diartikan politikus secara umum saja, alih-alih merujuk pada negarawan yang secara definitif merupakan figur yang ahli dalam kenegaraan atau pemimpin yang mampu mengelola masalah negara dengan kebijaksanaan dan kewibawaan.

Namun, karena penulis belum bisa menemukan padanan untuk istilah clownmanship dari fenomena yang juga masih hangat ini, tanpa ada niatan untuk merendahkan badut dan negarawan, izinkan penulis menggunakan terminologi tersebut untuk menjelaskan fenomena gawat yang terjadi secara global dan sedang menjangkiti kita ini.

Bahaya Clownmanship

Kini, clownmanship tercatat sebagai gejala destruktif humor dalam konteks perpolitikan. Dari The Trouble with Jokes (2023), clownmanship dijadikan strategi politikus untuk menutupi hal tertentu atau melepaskan diri dari tanggung jawab.

Kebetulan, tiga ciri utama clownmanship mengarah pada jejak-jejak yang ditinggalkan pasangan Prabowo-Gibran.

Pertama, tokoh clownmanship sama sekali tidak ragu dan malu untuk menutupi kurangnya pengalaman dan wawasannya – bahkan menabrak konstitusi – dengan gimmick atau pernyataan yang sama sekali tidak menyentuh substansinya.

Contohnya, setiap ditanya soal pelanggaran etik paman Gibran sekaligus ketua Mahkamah Konstitusi yang sudah dicopot, Anwar Usman – yang mengabulkan gugatan atas UU Nomor 7 tahun 2017 mengenai batas usia capres-cawapres – pasangan tersebut memilih untuk memberikan jawaban normatif: “menyerahkan kepada masyarakat”, “kalau rakyat tidak suka Prabowo-Gibran, jangan pilih!”, dan sebagainya.

Yang dipermasalahkan masyarakat sebenarnya adalah syarat pendaftarannya yang menabrak konstitusi, bukan perkara dipilih atau tidaknya di bilik suara setelah terdaftar. Sebab begitu sudah menjadi peserta resmi, tiap paslon pastinya punya peluang untuk menang.

Strategi ini mirip seperti yang dilakukan Boris Johnson sebelum menjabat sebagai Perdana Menteri Inggris.

Di periode keduanya sebagai wali kota London, ia ditanya oleh jurnalis yang ingin tahu benarkah ia politikus yang jauh dari rakyat dan tinggal di menara gading: berapa harga sebungkus roti tawar?

Johnson tampak kesulitan menjawabnya. Lalu ia pun menawarkan jawaban pengganti, “Tapi saya bisa memberi tahu Anda harga sebotol wine. Gimana kalau begitu?”

Kedua, clownmanship lekat dengan sikap dan humor yang agresif. Donald Trump, sebenarnya, bukan presiden yang anti dengan humor.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Revisi UU Kementerian Disetujui, RUU Perampasan Aset Hilang

Revisi UU Kementerian Disetujui, RUU Perampasan Aset Hilang

Nasional
[POPULER NASIONAL] Babak Baru Kasus Vina Cirebon | 'Crazy Rich' di Antara 21 Tersangka Korupsi Timah

[POPULER NASIONAL] Babak Baru Kasus Vina Cirebon | "Crazy Rich" di Antara 21 Tersangka Korupsi Timah

Nasional
Tanggal 21 Mei 2024 Memperingati Hari Apa?

Tanggal 21 Mei 2024 Memperingati Hari Apa?

Nasional
Kemendikbud Sebut Kuliah Bersifat Tersier, Pimpinan Komisi X: Tidak Semestinya Disampaikan

Kemendikbud Sebut Kuliah Bersifat Tersier, Pimpinan Komisi X: Tidak Semestinya Disampaikan

Nasional
Wapres Minta Alumni Tebuireng Bangun Konsep Besar Pembangunan Umat

Wapres Minta Alumni Tebuireng Bangun Konsep Besar Pembangunan Umat

Nasional
Khofifah-Emil Dardak Mohon Doa Menang Pilkada Jatim 2024 Usai Didukung Demokrat-Golkar

Khofifah-Emil Dardak Mohon Doa Menang Pilkada Jatim 2024 Usai Didukung Demokrat-Golkar

Nasional
Pertamina Raih Penghargaan di InaBuyer 2024, Kado untuk Kebangkitan UMKM

Pertamina Raih Penghargaan di InaBuyer 2024, Kado untuk Kebangkitan UMKM

Nasional
Soal Isu Raffi Ahmad Maju Pilkada 2024, Airlangga: Bisa OTW ke Jateng dan Jakarta, Kan Dia MC

Soal Isu Raffi Ahmad Maju Pilkada 2024, Airlangga: Bisa OTW ke Jateng dan Jakarta, Kan Dia MC

Nasional
Cegah MERS-CoV Masuk Indonesia, Kemenkes Akan Pantau Kepulangan Jemaah Haji

Cegah MERS-CoV Masuk Indonesia, Kemenkes Akan Pantau Kepulangan Jemaah Haji

Nasional
Dari 372 Badan Publik, KIP Sebut Hanya 122 yang Informatif

Dari 372 Badan Publik, KIP Sebut Hanya 122 yang Informatif

Nasional
Jemaah Haji Indonesia Kembali Wafat di Madinah, Jumlah Meninggal Dunia Menjadi 4 Orang

Jemaah Haji Indonesia Kembali Wafat di Madinah, Jumlah Meninggal Dunia Menjadi 4 Orang

Nasional
Hari Keenam Penerbangan, 34.181 Jemaah Haji tiba di Madinah

Hari Keenam Penerbangan, 34.181 Jemaah Haji tiba di Madinah

Nasional
Jokowi Bahas Masalah Kenaikan UKT Bersama Menteri Pekan Depan

Jokowi Bahas Masalah Kenaikan UKT Bersama Menteri Pekan Depan

Nasional
KIP: Indeks Keterbukaan Informasi Publik Kita Sedang-sedang Saja

KIP: Indeks Keterbukaan Informasi Publik Kita Sedang-sedang Saja

Nasional
Digelar di Bali Selama 8 Hari, Ini Rangkaian Kegiatan World Water Forum 2024

Digelar di Bali Selama 8 Hari, Ini Rangkaian Kegiatan World Water Forum 2024

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com