Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Ulwan Fakhri
Peneliti

Peneliti humor di Institut Humor Indonesia Kini (IHIK3)

Membongkar "Clownmanship" di Pilpres 2024

Kompas.com - 23/01/2024, 12:44 WIB
Anda bisa menjadi kolumnis !
Kriteria (salah satu): akademisi, pekerja profesional atau praktisi di bidangnya, pengamat atau pemerhati isu-isu strategis, ahli/pakar di bidang tertentu, budayawan/seniman, aktivis organisasi nonpemerintah, tokoh masyarakat, pekerja di institusi pemerintah maupun swasta, mahasiswa S2 dan S3. Cara daftar baca di sini

Saat dicermati, justru dia sering menyampaikan komentar humoristis. Hanya saja, gaya humornya cenderung menyerang, melecehkan, dan merendahkan pihak-pihak lain – mulai dari lawan politiknya, media massa, bahkan kaum perempuan dan imigran, sehingga ujarannya terasa bukan seperti humor, melainkan kecaman dan ujaran kebencian.

Secara strategi retorika, Prabowo beberapa kali menunjukkan agresivitasnya lewat humor. Misalnya, saat ia bercanda di hadapan kader-kader Gerindra saat Rakornas dengan perkataan “ndasmu etik”, sebagai respons atas pertanyaan Anies Baswedan tentang pelanggaran etik di keputusan MK saat debat capres putaran pertama (15/12/23).

Atau, ketika ia meledek gagasan Ganjar Pranowo bahwa internet gratis lebih penting daripada programnya, yakni makan siang gratis untuk anak-anak (20/1/24).

Prabowo di sana menyebut pengusung program internet gratis atau capres yang merasa program internet gratis lebih bagus daripada makan siang gratis “berotak lambat” dan “tidak cocok jadi pemimpin”.

Pernyataan-pernyataan tersebut tentu menjadi kontradiktif dengan pencitraan “gemoy” yang coba dibangun oleh timnya.

Tampaknya, pencitraan yang dipilih itu berbeda dengan karakter keseharian Prabowo, sehingga dalam beberapa momen, yang bersangkutan jadi kelepasan tidak bisa mengontrol emosinya.

Terakhir, pelaku clownmanship tak ragu dan tanpa malu-malu bertingkah, bahkan bersirkus layaknya badut demi kepentingannya.

Soal ini jelas, gimmick berjoget Prabowo dan celingukan Gibran adalah teknik clownmanship untuk menutupi kampanye yang kurang substantif, mengandalkan dialog, dan mengejar viralitas di media sosial semata.

Keputusan Prabowo untuk menanggalkan identitasnya sebagai anggota militer patut diduga juga berkaitan dengan pelanggengan kepentingannya agar masyarakat tidak teringat akan rekam jejak kasus penculikan aktivis.

Di awal, penulis menggunakan konsep dari Butler agar kita waspada terhadap ciri-ciri pemimpin problematik yang mempraktikkan clownmanship untuk sekadar meraih suara.

Namun ketika disinkronkan dengan fenomena di Indonesia, ketika clownmanship bisa dijadikan riasan untuk menutupi keterbatasan pengalaman, wawasan, pelanggaran etika, hingga praktik kampanye yang kurang substantif, bisa dibilang, kitalah yang sekarang menguliahi Butler.

Sebab clownmanship di Indonesia ternyata justru lebih canggih karena sudah dipraktikkan oleh capres-cawapresnya sekaligus dan menghilirisasi.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Istana Disebut Belum Terima Draf Revisi UU Kementerian Negara

Istana Disebut Belum Terima Draf Revisi UU Kementerian Negara

Nasional
Grace dan Juri Jadi Stafsus, Ngabalin Sebut Murni karena Kebutuhan Jokowi

Grace dan Juri Jadi Stafsus, Ngabalin Sebut Murni karena Kebutuhan Jokowi

Nasional
Revisi UU Kementerian Disetujui, RUU Perampasan Aset Hilang

Revisi UU Kementerian Disetujui, RUU Perampasan Aset Hilang

Nasional
[POPULER NASIONAL] Babak Baru Kasus Vina Cirebon | 'Crazy Rich' di Antara 21 Tersangka Korupsi Timah

[POPULER NASIONAL] Babak Baru Kasus Vina Cirebon | "Crazy Rich" di Antara 21 Tersangka Korupsi Timah

Nasional
Tanggal 21 Mei 2024 Memperingati Hari Apa?

Tanggal 21 Mei 2024 Memperingati Hari Apa?

Nasional
Kemendikbud Sebut Kuliah Bersifat Tersier, Pimpinan Komisi X: Tidak Semestinya Disampaikan

Kemendikbud Sebut Kuliah Bersifat Tersier, Pimpinan Komisi X: Tidak Semestinya Disampaikan

Nasional
Wapres Minta Alumni Tebuireng Bangun Konsep Besar Pembangunan Umat

Wapres Minta Alumni Tebuireng Bangun Konsep Besar Pembangunan Umat

Nasional
Khofifah-Emil Dardak Mohon Doa Menang Pilkada Jatim 2024 Usai Didukung Demokrat-Golkar

Khofifah-Emil Dardak Mohon Doa Menang Pilkada Jatim 2024 Usai Didukung Demokrat-Golkar

Nasional
Pertamina Raih Penghargaan di InaBuyer 2024, Kado untuk Kebangkitan UMKM

Pertamina Raih Penghargaan di InaBuyer 2024, Kado untuk Kebangkitan UMKM

Nasional
Soal Isu Raffi Ahmad Maju Pilkada 2024, Airlangga: Bisa OTW ke Jateng dan Jakarta, Kan Dia MC

Soal Isu Raffi Ahmad Maju Pilkada 2024, Airlangga: Bisa OTW ke Jateng dan Jakarta, Kan Dia MC

Nasional
Cegah MERS-CoV Masuk Indonesia, Kemenkes Akan Pantau Kepulangan Jemaah Haji

Cegah MERS-CoV Masuk Indonesia, Kemenkes Akan Pantau Kepulangan Jemaah Haji

Nasional
Dari 372 Badan Publik, KIP Sebut Hanya 122 yang Informatif

Dari 372 Badan Publik, KIP Sebut Hanya 122 yang Informatif

Nasional
Jemaah Haji Indonesia Kembali Wafat di Madinah, Jumlah Meninggal Dunia Menjadi 4 Orang

Jemaah Haji Indonesia Kembali Wafat di Madinah, Jumlah Meninggal Dunia Menjadi 4 Orang

Nasional
Hari Keenam Penerbangan, 34.181 Jemaah Haji tiba di Madinah

Hari Keenam Penerbangan, 34.181 Jemaah Haji tiba di Madinah

Nasional
Jokowi Bahas Masalah Kenaikan UKT Bersama Menteri Pekan Depan

Jokowi Bahas Masalah Kenaikan UKT Bersama Menteri Pekan Depan

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com