Lembaga Indo Barometer menyebutkan jika PDI Perjuangan mencapreskan Jokowi, maka suaranya akan menembus 35,8 persen.
Lembaga CSIS merilis soal suara PDI Perjuangan akan di atas 30 persen jika pencalonan Jokowi dilakukan oleh PDI Perjuangan.
Pada Maret 2014, Jokowi akhirnya resmi dicapreskan oleh PDI Perjuangan. Namun efek ekor jas yang diharapkan atas pencalonan Jokowi oleh PDI Perjuangan tidak terjadi karena pada Pileg 9 April 2014 suara PDI Perjuangan hanya 18,95 persen (109 kursi) di DPR.
Situasi ini tentu menjadi sangat rumit mengingat sosok Jokowi yang diharapkan bisa menaikkan suara partai secara signifikan sebenarnya tidak terjadi.
Pun dengan Pileg 2019, suara PDI Perjuangan tidak mengalami kenaikan signifikan mengingat telah 5 (lima) tahun berkuasa, yaitu 19,33 persen atau 128 kursi di DPR serta lagi-lagi suara PDI Perjuangan belum mampu menyentuh angka 20 persen.
Melihat fakta politik ini, pidato Mega dalam HUT-51 PDI Perjuangan sejatinya sangat relevan bahwa partai berlambang banteng itu besar bukan karena jabatan presiden atau jabatan menteri para kadernya, tapi karena rakyat.
PDI Perjuangan bertumpu pada prinsip tertib ideologi, tertib organisasi, kaderisasi yang efektif hingga kemampuan partai dalam merawat suara akar rumput.
Tentu hal ini akan diuji kembali pada 14 Februari 2024 mendatang, dengan asumsi bila suara partai berlambang banteng itu konstan atau mengalami kenaikan, maka efek elektoral Jokowi benar-benar tidak ada pengaruhnya terhadap PDI Perjuangan.
Sebaliknya, bila suara PDI Perjuangan di Pemilu 2024 terjun bebas dari hasil Pemilu 2019, maka tesis faktor Jokowi sebagai sosok utama kenaikan PDI Perjuangan adalah benar.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.