Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Jadi Hakim MK, Arsul Sani Minta Tak Adili Sengketa yang Libatkan PPP

Kompas.com - 10/01/2024, 14:29 WIB
Vitorio Mantalean,
Ihsanuddin

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Hakim konstitusi terpilih, Arsul Sani, mengaku akan meminta Mahkamah Konstitusi (MK) tidak melibatkan dirinya dalam perselisihan hasil pemilu (PHPU) yang melibatkan Partai Persatuan Pembangunan (PPP).

Hal itu untuk menghindari munculnya konflik kepentingan. 

Sebab, Arsul merupakan salah satu tokoh senior PPP.

Ia baru mengundurkan diri dari partai berlambang ka'bah itu setelah terpilih sebagai hakim konstitusi.

"Saya juga secara informal, karena belum (dilantik), ingin juga nanti kalau memang saya sudah efektif (menjabat), sudah mengucapkan sumpah sebagai hakim, meminta agar dalam sengketa PHPU, sepanjang yang menyangkut PPP, saya tidak ikut," kata Arsul di Gedung MK, Rabu (10/1/2024).

"Saya tidak boleh ikut," tegasnya.

Baca juga: Jadi Hakim MK, Arsul Sani Sampaikan Pengunduran Diri dari PPP

Arsul meminta dirinya tak terlibat mengadili ataupun memutuskan perkara baik PPP selaku pemohon atau termohon.

Ia menegaskan, hal ini demi menjamin imparsialitas dan independensi.

Ia berujar, sikap ini akan ia deklarasikan secara resmi dalam acara pisah sambut dirinya dengan hakim konstitusi Wahiduddin Adams yang ia gantikan karena memasuki usia pensiun per 17 Januari nanti.

"Saya akan meminta demikian, dan saya yakin pasti para Yang Mulia (hakim) di sini sudah memikirkan itu," ucap dia.

Baca juga: Penetapan Arsul Sani Jadi Hakim MK oleh DPR Dinilai Terburu-buru dan Tak Transparan

Akan tetapi, permintaan yang sama tidak Arsul layangkan terkait sengketa hasil pilpres, meski PPP mengusung calon presiden dan wakil presiden nomor urut 3, Ganjar Pranowo-Mahfud MD.

Terkait sengketa pilpres, ia akan menyerahkan kepada hakim lain apakah dirinya boleh turut mengadili dan memutus atau tidak

"Apa pun yang diputuskan oleh 8 Yang Mulia yang lain itu saya sami'na wa atho'na. Hanya memang kalai khusus yang terkait dengan PPP saya minta (tidak dilibatkan). Karena itu terlalu lekat," ujar Arsul.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Anggap Wajar Prabowo Wacanakan 41 Kementerian, Demokrat: Untuk Respons Tantangan Bangsa

Anggap Wajar Prabowo Wacanakan 41 Kementerian, Demokrat: Untuk Respons Tantangan Bangsa

Nasional
PAN Gelar Rakornas Pilkada Serentak, Prabowo Subianto Bakal Hadir

PAN Gelar Rakornas Pilkada Serentak, Prabowo Subianto Bakal Hadir

Nasional
KPK Ancam Pidanakan Pihak yang Halangi Penyidikan TPPU Gubernur Malut

KPK Ancam Pidanakan Pihak yang Halangi Penyidikan TPPU Gubernur Malut

Nasional
KPK Sita Aset Gubernur Malut Rp 15 Miliar dari Nilai TPPU Rp 100 Miliar Lebih

KPK Sita Aset Gubernur Malut Rp 15 Miliar dari Nilai TPPU Rp 100 Miliar Lebih

Nasional
Mantu Jokowi Akan Maju Pilkada Sumut, PDI-P Singgung Jangan Ada 'Abuse of Power'

Mantu Jokowi Akan Maju Pilkada Sumut, PDI-P Singgung Jangan Ada "Abuse of Power"

Nasional
Menantu Jokowi Bakal Maju Pilkada Sumut, PDI-P: Jangan Terjadi Intervensi

Menantu Jokowi Bakal Maju Pilkada Sumut, PDI-P: Jangan Terjadi Intervensi

Nasional
Isu Tambah Kementerian dan Bayang-bayang Penambahan Beban Anggaran

Isu Tambah Kementerian dan Bayang-bayang Penambahan Beban Anggaran

Nasional
Eks Wakil Ketua DPR RI Azis Syamsuddin Mangkir dari Panggilan KPK

Eks Wakil Ketua DPR RI Azis Syamsuddin Mangkir dari Panggilan KPK

Nasional
Kementan Era SYL Diduga Beri Auditor BPK Rp 5 Miliar demi Opini WTP, Anggota DPR: Memalukan

Kementan Era SYL Diduga Beri Auditor BPK Rp 5 Miliar demi Opini WTP, Anggota DPR: Memalukan

Nasional
Sekjen DPR Indra Iskandar Minta KPK Tunda Pemeriksaan

Sekjen DPR Indra Iskandar Minta KPK Tunda Pemeriksaan

Nasional
Pansel Capim KPK Masih Digodok, Komposisinya 5 Unsur Pemerintah dan 4 Wakil Masyarakat

Pansel Capim KPK Masih Digodok, Komposisinya 5 Unsur Pemerintah dan 4 Wakil Masyarakat

Nasional
Bukan Pengurus Pusat PDI-P, Ganjar Disarankan Bikin Ormas agar Tetap Eksis di Politik

Bukan Pengurus Pusat PDI-P, Ganjar Disarankan Bikin Ormas agar Tetap Eksis di Politik

Nasional
Korlantas Polri Kerahkan 1.530 Personel BKO untuk Agenda World Water Forum Bali

Korlantas Polri Kerahkan 1.530 Personel BKO untuk Agenda World Water Forum Bali

Nasional
Program Deradikalisasi BNPT Diapresiasi Selandia Baru

Program Deradikalisasi BNPT Diapresiasi Selandia Baru

Nasional
Kirim Surat Tilang Lewat WA Disetop Sementara, Kembali Pakai Pos

Kirim Surat Tilang Lewat WA Disetop Sementara, Kembali Pakai Pos

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com