Kedua, terhadap pertanyaan yang sulit untuk dijawab, peserta debat perlu memberi respons yang jujur. Pernyataan seperti “Saya tidak mempunyai informasi yang cukup untuk menjawab masalah ini, namun saya akan usahakan untuk memberi jawaban secepatnya,“ kiranya lebih dihargai daripada respons yang panjang lebar, namun kosong.
Ketiga, tentang pertanyaan yang sifatnya menyerang pribadi tentu sulit untuk diantisipasi. Untuk itu penjawab harus pandai-pandai mengendalikan emosi agar tidak terpancing untuk mengeluarkan pernyataan yang negatif.
Ini karena orang banyak cenderung lebih mengingat ucapan yang negatif/kasar daripada pernyataan menyerang yang disampaikan secara halus atau tersamar.
Keempat, mengingat audiens debat pilpres/pilkada sangat heterogen, maka jawaban yang mudah diterima orang banyak umumnya lebih disukai daripada jawaban yang benar secara teori, namun sulit untuk dimengerti.
Bagaimanapun, jawaban berbasis data, bukti, atau pengalaman lebih diapresiasi daripada jawaban yang panjang lebar, namun tidak menyentuh persoalan yang dibahas.
Pada hemat penulis, topik debat capres ini terlalu luas untuk menghasilkan kesimpulan yang menyeluruh terhadap kemampuan setiap capres mengatasi masalah yang muncul.
Adalah sulit untuk menilai capres mana yang lebih paham terhadap setiap isu yang dibahas, dengan waktu penyampaian pendapat yang hanya beberapa menit.
Di samping itu, program-program sebaik apapun yang dipaparkan setiap calon tidak selalu mudah untuk dilaksanakan ketika seorang calon memenangi pilpres/pilkada.
Banyak hal bisa mendeviasi implementasi gagasan, seperti keterbatasan dana, koordinasi yang lemah dalam perencanaan lintas sektor, ketiadaan dukungan dari pihak-pihak terkait, perkembangan ekonomi dan geopolitik yang akan terjadi, dsb.
Namun acara debat antarkandidat tidaklah akan sia-sia, sepanjang diatur dengan baik. Acara debat yang akan datang, akan dapat lebih berguna bagi pemilih, jika topik yang dibahas lebih terbatas, waktu diskusi lebih lama, dan moderator menguasai lalu lintas perdebatan.
Selain itu, para calon perlu berbekal wawasan makro untuk membahas masalah-masalah mikro, agar dapat mendudukkan persoalan secara kontekstual dan proporsional.
Dengan berbasis data, informasi dan bukti (evidence), serta berpijak pada kejujuran dan hati yang bersih untuk mencari solusi persoalan bangsa, maka debat capres/cawapres akan berlangsung damai, membuahkan pemahaman baru, dan bermanfaat bagi calon pemilih.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.