Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Herry Darwanto
Pemerhati Sosial

Pemerhati masalah sosial. Bekerja sebagai pegawai negeri sipil sejak 1986 hingga 2016.

Catatan Debat Capres

Kompas.com - 09/01/2024, 18:37 WIB
Anda bisa menjadi kolumnis !
Kriteria (salah satu): akademisi, pekerja profesional atau praktisi di bidangnya, pengamat atau pemerhati isu-isu strategis, ahli/pakar di bidang tertentu, budayawan/seniman, aktivis organisasi nonpemerintah, tokoh masyarakat, pekerja di institusi pemerintah maupun swasta, mahasiswa S2 dan S3. Cara daftar baca di sini

Ia menantang Prabowo untuk menanggapi data tersebut, yang kalau perlu memanggil staf pada forum debat itu untuk menyanggahnya.

Reaksi Prabowo

Prabowo terlihat cukup kerepotan menanggapi sengatan Anies dan Ganjar. Terlihat konsentrasi Prabowo terpecah dua, yaitu antara membahas isu-isu substantif yang ditanyakan dan merespons pernyataan-pernyataan yang menyudutkan dari Anies dan Ganjar.

Emosi Prabowo tampak naik turun dalam menjawab kritik atau tuduhan dari kedua capres saingannya. Kegusaran hatinya terpantul pada raut mukanya, yang biasanya rileks.

Prabowo antara lain menyindir Anies tidak pantas bicara soal etik, perlu belajar ekonomi lagi, menunjukkan ambisi yang menggebu untuk menjadi presiden, dan suka bicara tanpa data.

Prabowo cenderung tidak tuntas dalam merespons pernyataan lawan debatnya, karena menurut dia berbagai masalah yang dipertanyakan capres lain tidak sepenuhnya merupakan kewenangan Menhan. Kementerian Keuangan dan DPR juga ikut berperan.

Kebijakan pertahanan termasuk pengadaan alutsista telah disetujui oleh DPR, termasuk oleh partai-partai yang mendukung Anies dan Ganjar. Maka atas dasar apa Anies dan Ganjar menyalahkan kebijakan pertahanan kepada Prabowo.

Selain itu, kebijakan dan realisasi pengadaan alutsista adalah rahasia negara, yang tidak bisa dibuka untuk umum. Untuk itu, Prabowo menyatakan bersedia membeberkan masalah pengadaan alutsista secara rinci dengan Anies pada forum lain.

Mengenai indeks ketahanan global yang disodorkan Ganjar, Prabowo menjawab bahwa Ganjar tidak fair karena waktunya terlalu singkat untuk menanggapi.

Walaupun sudah berusaha untuk menjawab berbagai masalah yang diangkat capres lain, Prabowo dinilai kurang memuaskan oleh publik sebagaimana tercermin dalam jajak pendapat Litbang Kompas.

Bahasa tubuh Prabowo yang menolak tuduhan, penggunaan istilah yang tidak umum, seperti “omon omon”, penyebutan gelar profesor doktor terhadap Anies yang bernada kurang bersahabat, semuanya memperlihatkan emosi Prabowo yang kurang terkendali dengan baik.

Di pihak lain, Anies dan Ganjar berbicara lebih bebas, tanpa beban, dan cenderung menimpakan kekurangan dan permasalahan di bidang pertahanan kepada Prabowo sebagai pembuat kebijakan.

Akibatnya Prabowo menerima sentimen negatif yang tinggi menurut kajian Drone Emprit.

Pelajaran bagi semua

Pelajaran yang dapat ditarik oleh peserta debat pemilu di tingkat apapun, kurang lebih sebagai berikut.

Pertama, setiap peserta debat harus pandai menjaga emosi. Ia harus bisa membedakan mana pertanyaan yang substantif dan mana pernyataan bersifat menyerang secara pribadi. Keduanya jangan dicampur aduk.

Terhadap pertanyaan substantif, peserta debat memang harus mengantisipasinya, agar mampu menjawab secara jelas. Untuk itu penguasaan masalah dan solusinya terhadap setiap topik perlu disiapkan dengan sedetail mungkin.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Isu Tambah Kementerian dan Bayang-bayang Penambahan Beban Anggaran

Isu Tambah Kementerian dan Bayang-bayang Penambahan Beban Anggaran

Nasional
Eks Wakil Ketua DPR RI Azis Syamsuddin Mangkir dari Panggilan KPK

Eks Wakil Ketua DPR RI Azis Syamsuddin Mangkir dari Panggilan KPK

Nasional
Kementan Era SYL Diduga Beri Auditor BPK Rp 5 Miliar demi Opini WTP, Anggota DPR: Memalukan

Kementan Era SYL Diduga Beri Auditor BPK Rp 5 Miliar demi Opini WTP, Anggota DPR: Memalukan

Nasional
Sekjen DPR Indra Iskandar Minta KPK Tunda Pemeriksaan

Sekjen DPR Indra Iskandar Minta KPK Tunda Pemeriksaan

Nasional
Pansel Capim KPK Masih Digodok, Komposisinya 5 Unsur Pemerintah dan 4 Wakil Masyarakat

Pansel Capim KPK Masih Digodok, Komposisinya 5 Unsur Pemerintah dan 4 Wakil Masyarakat

Nasional
Bukan Pengurus Pusat PDI-P, Ganjar Disarankan Bikin Ormas agar Tetap Eksis di Politik

Bukan Pengurus Pusat PDI-P, Ganjar Disarankan Bikin Ormas agar Tetap Eksis di Politik

Nasional
Korlantas Polri Kerahkan 1.530 Personel BKO untuk Agenda World Water Forum Bali

Korlantas Polri Kerahkan 1.530 Personel BKO untuk Agenda World Water Forum Bali

Nasional
Program Deradikalisasi BNPT Diapresiasi Selandia Baru

Program Deradikalisasi BNPT Diapresiasi Selandia Baru

Nasional
Kirim Surat Tilang Lewat WA Disetop Sementara, Kembali Pakai Pos

Kirim Surat Tilang Lewat WA Disetop Sementara, Kembali Pakai Pos

Nasional
Polri Setop Sementara Kirim Surat Tilang Lewat WhatsApp, Bakal Evaluasi Lebih Dulu

Polri Setop Sementara Kirim Surat Tilang Lewat WhatsApp, Bakal Evaluasi Lebih Dulu

Nasional
Selain Eko Patrio, PAN Juga Dorong Yandri Susanto Jadi Menteri Kabinet Prabowo-Gibran

Selain Eko Patrio, PAN Juga Dorong Yandri Susanto Jadi Menteri Kabinet Prabowo-Gibran

Nasional
Fahira Idris Kecam Serangan di Rafah, Sebut Israel dan Sekutu Aib Peradaban Umat Manusia

Fahira Idris Kecam Serangan di Rafah, Sebut Israel dan Sekutu Aib Peradaban Umat Manusia

Nasional
PELNI Buka Lowongan Kerja Nahkoda dan KKM Periode Mei 2024

PELNI Buka Lowongan Kerja Nahkoda dan KKM Periode Mei 2024

Nasional
Ungkit Kasus Firli dan Lili, ICW Ingatkan Jokowi Tak Salah Pilih Pansel Capim KPK

Ungkit Kasus Firli dan Lili, ICW Ingatkan Jokowi Tak Salah Pilih Pansel Capim KPK

Nasional
Biaya Ibadah Umrah dan Kurban SYL pun Hasil Memeras Pejabat Kementan

Biaya Ibadah Umrah dan Kurban SYL pun Hasil Memeras Pejabat Kementan

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com