Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Ganjar Ajak Nelayan Urus Izin Kapal secara Daring Lewat KTP Sakti

Kompas.com - 04/01/2024, 19:41 WIB
Vitorio Mantalean,
Dani Prabowo

Tim Redaksi

REMBANG, KOMPAS.com – Calon presiden nomor urut 3, Ganjar Pranowo, mengajak para nelayan menggunakan KTP Sakti dalam pengurusan perizinan kapal nelayan secara daring.

Hal ini disampaikan Ganjar ketika menerima keluhan sejumlah nelayan di Rembang, Jawa Tengah, terkait pengurusan izin kapal yang disebut memakan waktu berbulan-bulan .

Nelayan juga mengeluhkan proses perizinan yang dianggap berbelit-belit dan lama serta membuat bingung.

“Nanti yang perizinan kita tangani dengan KTP Sakti, tapi harus tetap elektronik ya, biar izinnya bisa dipercepat. Kalau tidak online, bisa lama,” ujar Ganjar di Tempat Pelelangan Ikan (TPI) Karanganyar, Rembang, Kamis (4/1/2024).

Baca juga: Ganjar Klaim KTP Sakti Solusi Pemerataan Penyaluran Bantuan Pendidikan

Sebagai informasi, KTP Sakti merupakan salah satu program andalan calon presiden nomor urut 3, Ganjar Pranowo-Mahfud MD seandainya terpilih pada Pilpres 2024.

Melalui program itu, Ganjar hendak menggabungkan seluruh program bantuan yang saat ini menggunakan kartu-kartu berbeda. Ia juga berharap program ini dapat mewujudkan Satu Data Indonesia.

Eks Gubernur Jawa Tengah itu menegaskan, dengan program ini, maka akurasi data bisa lebih terjamin guna memastikan penyaluran bantuan tepat sasaran, termasuk bantuan untuk para nelayan.

Dalam acara yang sama, politikus PDI-P itu juga meluncurkan program pemutihan utang yang akan diwujudkan lewat penghapusan kredit macet nelayan terhadap Kredit Usaha Rakyat (KUR).

Baca juga: Ada 2 Panelis dari Unhan di Debat Capres, TPN Ganjar-Mahfud: Mudah-mudahan Tidak Ada yang Bocor

Ia menyebut bahwa dana program pemutihan utang nelayan yang ia canangkan kemungkinan menyedot dana sekitar 3-4 kali lebih kecil ketimbang program sejenis untuk kalangan petani.

“Sekitar Rp 190-an miliar kalo tidak salah, (bisa) lebih kecil lagi. Karena jumlah nelayan 2,2 juta orang,” kata Ganjar.

Ganjar mengungkapkan, nelayan menghadapi berbagai tekanan ekonomi yang membuat produktivitas mereka tidak sesuai harapan.

Ada persoalan seperti keterbatasan kuota subsidi solar bagi nelayan dengan kapal 3-5 gross tonnage (GT) yang membuat kemampuan melaut juga ikut terbatas.

Hal lain yang juga menjadi problem adalah pola jual-beli di pelelangan ikan. Nelayan yang ia temui mengaku, hasil penjualan ikan kerapkali baru diterima sebulan setelah transaksi.

Baca juga: TKN Prabowo-Gibran: Musuh Kita Bukan Anies-Muhaimin Maupun Ganjar-Mahfud Melainkan Kemiskinan

Ganjar menuturkan, nelayan yang ia temui tak selalu meminjam dalam jumlah besar, namun ternyata juga kesulitan untuk melunasinya karena faktor-faktor tadi.

"Maka rasanya mereka mesti dibantu. Tadi saya bertemu (nelayan), pinjamnya, bayangkan, cuma Rp 9 juta dan sekarang kondisinya keluarganya sangat sulit," kata politikus PDI-P tersebut.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Prabowo: Kalau Tak Mau Kerja Sama, Jangan Ganggu, Kami Mau Kerja...

Prabowo: Kalau Tak Mau Kerja Sama, Jangan Ganggu, Kami Mau Kerja...

Nasional
PAN Doa Dapat Banyak Jatah Menteri, Prabowo: Masuk Itu Barang

PAN Doa Dapat Banyak Jatah Menteri, Prabowo: Masuk Itu Barang

Nasional
KPK Cegah Pengusaha Muhaimin Syarif ke Luar Negeri Terkait Kasus Gubernur Malut

KPK Cegah Pengusaha Muhaimin Syarif ke Luar Negeri Terkait Kasus Gubernur Malut

Nasional
Zulhas: Banyak yang Salah Sangka Prabowo Menang karena Bansos, Keliru...

Zulhas: Banyak yang Salah Sangka Prabowo Menang karena Bansos, Keliru...

Nasional
Seluruh DPW PAN Dorong Zulhas Maju Jadi Ketua Umum Lagi

Seluruh DPW PAN Dorong Zulhas Maju Jadi Ketua Umum Lagi

Nasional
Di Depan Prabowo, Politisi PAN Berdoa Jatah Menteri Lebih Banyak dari Perkiraan

Di Depan Prabowo, Politisi PAN Berdoa Jatah Menteri Lebih Banyak dari Perkiraan

Nasional
Ditjen Imigrasi Periksa 914 WNA, Amankan WN Tanzania dan Uganda karena Diduga Terlibat Prostitusi

Ditjen Imigrasi Periksa 914 WNA, Amankan WN Tanzania dan Uganda karena Diduga Terlibat Prostitusi

Nasional
Disambut Hatta Rajasa, Prabowo Hadiri Rakornas Pilkada PAN

Disambut Hatta Rajasa, Prabowo Hadiri Rakornas Pilkada PAN

Nasional
Tambah Dua Tanker Gas Raksasa, Pertamina International Shipping Jadi Top Tier Pengangkut LPG Asia Tenggara

Tambah Dua Tanker Gas Raksasa, Pertamina International Shipping Jadi Top Tier Pengangkut LPG Asia Tenggara

Nasional
Jaksa KPK Diminta Hadirkan Auditor BPK yang Diduga Terima Suap Terkait Temuan 'Food Estate'

Jaksa KPK Diminta Hadirkan Auditor BPK yang Diduga Terima Suap Terkait Temuan "Food Estate"

Nasional
Kakorlantas Minta Personel Pengamanan WWF di Bali Jaga Etika

Kakorlantas Minta Personel Pengamanan WWF di Bali Jaga Etika

Nasional
KPU Pastikan Verifikasi Data Dukungan Calon Perseorangan Pilkada 2024

KPU Pastikan Verifikasi Data Dukungan Calon Perseorangan Pilkada 2024

Nasional
554 Kloter Jemaah Haji Reguler Sudah Kantongi Visa, Siap Berangkat Mulai 12 Mei

554 Kloter Jemaah Haji Reguler Sudah Kantongi Visa, Siap Berangkat Mulai 12 Mei

Nasional
Anggap Wajar Prabowo Wacanakan 41 Kementerian, Demokrat: Untuk Respons Tantangan Bangsa

Anggap Wajar Prabowo Wacanakan 41 Kementerian, Demokrat: Untuk Respons Tantangan Bangsa

Nasional
PAN Gelar Rakornas Pilkada Serentak, Prabowo Subianto Bakal Hadir

PAN Gelar Rakornas Pilkada Serentak, Prabowo Subianto Bakal Hadir

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com