Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

TKN Prabowo-Gibran: Musuh Kita Bukan Anies-Muhaimin Maupun Ganjar-Mahfud Melainkan Kemiskinan

Kompas.com - 04/01/2024, 18:56 WIB
Adhyasta Dirgantara,
Icha Rastika

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Tim Kampanye Nasional (TKN) Prabowo Subianto-Gibran Rakabuming Raka menganggap Anies Baswedan-Muhaimin Iskandar (Cak Imin) dan Ganjar Pranowo-Mahfud MD bukanlah musuh.

TKN Prabowo-Gibran menyebut, musuh yang sebenarnya adalah kemiskinan di Indonesia.

Hal tersebut disampaikan oleh Ketua TKN Prabowo-Gibran, Rosan Roeslani dalam sambutannya, seperti dibacakan oleh Komandan TKN Fanta (Pemilih Muda) Prabowo-Gibran, Arief Rosyid dalam acara bedah buku "Politik Gemoy: Keberpihakan Pemuda pada Prabowo-Gibran".

"Musuh kita bukanlah Anies-Muhaimin maupun Ganjar-Mahfud. Tapi musuh kita adalah kemiskinan, keterbelakangan, dan hal-hal yang menghambat kemajuan bangsa," ujar Arief di Jakarta Pusat, Kamis (4/1/2024).

Baca juga: Debat Ketiga Pilpres 2024, TKN Pastikan Prabowo Tak Serang Capres Lain

Arief menyampaikan, Prabowo sudah pernah mengatakan bahwa Menteri Pertahanan tersebut akan merangkul semua pihak jika menang Pilpres 2024.

Jika gagal, Prabowo berkomitmen akan mendukung yang terpilih.

"Ketulusan membangun Indonesia itulah yang menyentuh hati rakyat. Kerendahan hati dari Pak Prabowo dan Mas Gibran untuk tidak membalas serangan dan ejekan secara agresif mendapat simpati. 'Kita senyumin saja. Kita jogetin saja', kata Pak Prabowo. Dan frase itu pun jadi viral," tutur dia.

Menurut Arief, anak muda memandang Prabowo-Gibran sebagai paslon yang ingin membangun Indonesia, bukan sekadar memenangkan kompetisi.


Dia menyebut narasi Prabowo-Gibran fokus ingin mewujudkan Indonesia Emas, bukan menjatuhkan lawan.

"Itulah awal mula politik gemoy. Keinginan Presiden Jokowi dan para ketua partai di Koalisi Indonesia Maju agar Pemilu 2024 berlangsung damai dan adem menemukan bentuk visualnya dalam gemoy. Pak Prabowo bukan sosok yang menakutkan. Politik bukan ranah yang menyeramkan," ucap Arief.

"Mewujudkan Indonesia Emas tidak harus dengan kening yang berkerut. Ya, Prabowo-Gibran punya visi, misi, dan program-program yang mumpuni. Yang disiapkan secara serius dengan pertimbangan yang matang. Tapi bukan berarti kita tidak bisa membahasnya dengan positif dan riang," kata dia.

Baca juga: Anggaran IKN Capai Rp 400 T, Prabowo: Jangan Termakan Brain Wash Pemimpin Indonesia Korup Semua

Arief mengatakan, setelah pengalaman mengikuti Pemilu 2019 yang cukup melelahkan secara emosional, ada keinginan yang kuat di kalangan masyarakat agar Pemilu 2024 menjadi pemilu yang menyatukan, bukan yang memecah belah.

Akan tetapi, Pemilu 2024 harus menjadi ajang adu gagasan, bukan adu identitas.

Baca juga: Soal Gibran Bagi-bagi Susu, Prabowo: Yang Paling Sehat Susu Langsung dari Sapi...

Dengan begitu, politik menjadi ranah yang riang gembira, bukan yang penuh kebencian.

"Kenapa tidak, setelah membahas strategi pembangunan, kita tutup dengan joget? Dan semangat positif itulah yang ditanggapi secara positif juga oleh anak-anak muda Indonesia. Anak muda mengapresiasi hal itu dan Prabowo-Gibran mengapresiasi anak muda," ujar Arief.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Baca tentang


Terkini Lainnya

Ungkit Kasus Firli dan Lili, ICW Ingatkan Jokowi Tak Salah Pilih Pansel Capim KPK

Ungkit Kasus Firli dan Lili, ICW Ingatkan Jokowi Tak Salah Pilih Pansel Capim KPK

Nasional
Biaya Ibadah Umrah dan Kurban SYL pun Hasil Memeras Pejabat Kementan

Biaya Ibadah Umrah dan Kurban SYL pun Hasil Memeras Pejabat Kementan

Nasional
SYL Sebut Perjalanan Dinas Atas Perintah Presiden untuk Kepentingan 280 Juta Penduduk

SYL Sebut Perjalanan Dinas Atas Perintah Presiden untuk Kepentingan 280 Juta Penduduk

Nasional
DKPP Sebut Anggarannya Turun saat Kebanjiran Kasus Pelanggaran Etik

DKPP Sebut Anggarannya Turun saat Kebanjiran Kasus Pelanggaran Etik

Nasional
Lima Direktorat di Kementan Patungan Rp 1 Miliar Bayari Umrah SYL

Lima Direktorat di Kementan Patungan Rp 1 Miliar Bayari Umrah SYL

Nasional
DKPP Terima 233 Aduan Pelanggaran Etik, Diprediksi Terus Bertambah Jelang Pilkada

DKPP Terima 233 Aduan Pelanggaran Etik, Diprediksi Terus Bertambah Jelang Pilkada

Nasional
KPK Bakal Usut Dugaan Oknum BPK Minta Rp 12 Miliar Terkait 'Food Estate' Ke Kementan

KPK Bakal Usut Dugaan Oknum BPK Minta Rp 12 Miliar Terkait "Food Estate" Ke Kementan

Nasional
Pejabat Kementan Tanggung Sewa 'Private Jet' SYL Rp 1 Miliar

Pejabat Kementan Tanggung Sewa "Private Jet" SYL Rp 1 Miliar

Nasional
Pejabat Kementan Tanggung Kebutuhan SYL di Brasil, AS, dan Arab Saudi

Pejabat Kementan Tanggung Kebutuhan SYL di Brasil, AS, dan Arab Saudi

Nasional
Gubernur Maluku Utara Akan Didakwa Terima Suap dan Gratifikasi Rp 106,2 Miliar

Gubernur Maluku Utara Akan Didakwa Terima Suap dan Gratifikasi Rp 106,2 Miliar

Nasional
MK Jadwalkan Putusan 'Dismissal' Sengketa Pileg pada 21-22 Mei 2024

MK Jadwalkan Putusan "Dismissal" Sengketa Pileg pada 21-22 Mei 2024

Nasional
Mahfud Ungkap Jumlah Kementerian Sudah Diminta Dipangkas Sejak 2019

Mahfud Ungkap Jumlah Kementerian Sudah Diminta Dipangkas Sejak 2019

Nasional
Tanggapi Ide Tambah Kementerian, Mahfud: Kolusinya Meluas, Rusak Negara

Tanggapi Ide Tambah Kementerian, Mahfud: Kolusinya Meluas, Rusak Negara

Nasional
[POPULER NASIONAL] Perbandingan Jumlah Kementerian Masa Megawati sampai Jokowi | Indonesia Kecam Serangan Israel ke Rafah

[POPULER NASIONAL] Perbandingan Jumlah Kementerian Masa Megawati sampai Jokowi | Indonesia Kecam Serangan Israel ke Rafah

Nasional
Tanggal 12 Mei 2024 Memperingati Hari Apa?

Tanggal 12 Mei 2024 Memperingati Hari Apa?

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com