Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Menitip Asa Masa Depan Tambang Berkelanjutan Vale Indonesia di Danau Matano

Kompas.com - 29/12/2023, 23:01 WIB
Aningtias Jatmika,
Sri Noviyanti

Tim Redaksi

SOROWAKO, KOMPAS.com – Matahari belum lagi tinggi. Semilir angin sejuk dan suara burung bersahutan menambah tenang suasana di Pantai Ide, Desa Sorowako, Kabupaten Luwu Timur, Sulawesi Selatan (Sulsel).

Baru tampak belasan orang yang terpesona lanskap pantai pada Jumat pagi (31/3/2023). Sebagian wisatawan duduk saja sambil bercakap atau mengabadikan keindahan danau yang dikelilingi dataran berbukit dengan kamera ponsel. Beberapa di antaranya asyik berenang di danau yang jernih dan tenang.

Tak seperti pantai kebanyakan, Pantai Ide bukanlah bagian tepi laut, melainkan tepian danau. Danau Matano, tepatnya.

Danau terdalam di Asia Tenggara itu merupakan salah satu danau purba di dunia dan termasuk ke dalam 15 danau prioritas nasional.

Baca juga: Menjelajahi Danau Matano di Sulawesi Selatan, Bisa Main Kayak

Hingga kini, danau tersebut menjadi rumah bagi 17 jenis ikan yang empat di antaranya merupakan spesies ikan endemik. Sebanyak 259 jenis plankton, 10 spesies Mollusca, 3 spesies kepiting, dan 7 spesies tumbuhan air juga hidup lestari di Danau Matano.

Siapa menyangka, air yang berada di area danau merupakan limbah dari pertambangan nikel Blok Sorowako yang dikelola secara ketat oleh PT Vale Indonesia.

"Lebih dari 50 tahun beroperasi di Sorowako, kami bertanggung jawab untuk menjaga kelestarian dan keindahan area di sekitar tambang, termasuk di Danau Matano," ujar Chief Executive Officer (CEO) PT Vale Indonesia Febriany Eddy.

Teknologi pemurnian air

Pertambangan berkelanjutan memang menjadi pijakan utama bagi PT Vale Indonesia dalam setiap operasionalnya.

Demi menjaga kelestarian Danau Matano, khususnya, PT Vale Indonesia membangun lebih dari 100 kolam pengendapan (pond) di Blok Sorowako.

Untuk mengurangi pencemaran badan air, kolam tersebut dilengkapi dua fasilitas pengolahan limbah cair, yakni Pakalangkai Wastewater Treatment yang beroperasi sejak 2013 dan Lamella Gravity Settler (LGS) yang beroperasi sejak 2014.

Baca juga: Di Dubai, Vale Indonesia Rincikan Investasi Besar pada EBT

“Teknologi LGS sendiri mampu memurnikan air limpasan tambang nikel sehingga tidak berbahaya saat dikembalikan ke Danau Matano. PT Vale merupakan tambang pertama yang menggunakan teknologi ini,” jelas Febriany.

Dia menambahkan, teknologi yang lazim digunakan untuk pengolahan air untuk bahan baku air minum itu dibangun berkat kerja sama dengan Badan Pengkajian dan Penerapan Teknologi (BPPT).

Sebagai informasi, aktivitas pertambangan nikel membentuk limbah cair (effluent) yang terdiri atas total padatan tersuspensi (TSS) dan kromium valensi (Cr6+).

Kolam pengendapan (pond) di Blok Sorowako dilengkapi teknologi Wastewater Treatment dan Lamella Gravity Settler (LGS) yang dapat memurnikan air limpasan tambang.PT Vale Indonesia Kolam pengendapan (pond) di Blok Sorowako dilengkapi teknologi Wastewater Treatment dan Lamella Gravity Settler (LGS) yang dapat memurnikan air limpasan tambang.

Sebelum dikembalikan ke danau, air limpasan tersebut dimurnikan terlebih dulu sehingga memenuhi baku mutu air limbah pertambangan bijih nikel yang ditetapkan pemerintah.

Standar pengolahan limbah cair juga diiringi pengecekan kualitas air danau secara reguler. Pengecekan ini dilakukan oleh laboratorium independen terakreditasi dengan menggunakan metode SNI 6989.59:2008 Air dan Air Limbah, serta metode yang sesuai standar American Public Health Association (APHA).

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Bamsoet Sebut Golkar Siapkan Karpet Merah jika Jokowi dan Gibran Ingin Gabung

Bamsoet Sebut Golkar Siapkan Karpet Merah jika Jokowi dan Gibran Ingin Gabung

Nasional
ICW Desak KPK Panggil Keluarga SYL, Usut Dugaan Terlibat Korupsi

ICW Desak KPK Panggil Keluarga SYL, Usut Dugaan Terlibat Korupsi

Nasional
Jokowi Masih Godok Susunan Anggota Pansel Capim KPK

Jokowi Masih Godok Susunan Anggota Pansel Capim KPK

Nasional
Bamsoet Ingin Bentuk Forum Pertemukan Prabowo dengan Presiden Sebelumnya

Bamsoet Ingin Bentuk Forum Pertemukan Prabowo dengan Presiden Sebelumnya

Nasional
Senyum Jokowi dan Puan saat Jumpa di 'Gala Dinner' KTT WWF

Senyum Jokowi dan Puan saat Jumpa di "Gala Dinner" KTT WWF

Nasional
ICW Minta MKD Tegur Hugua, Anggota DPR yang Minta 'Money Politics' Dilegalkan

ICW Minta MKD Tegur Hugua, Anggota DPR yang Minta "Money Politics" Dilegalkan

Nasional
Momen Jokowi Bertemu Puan sebelum 'Gala Dinner' WWF di Bali

Momen Jokowi Bertemu Puan sebelum "Gala Dinner" WWF di Bali

Nasional
Anak SYL Percantik Diri Diduga Pakai Uang Korupsi, Formappi: Wajah Buruk DPR

Anak SYL Percantik Diri Diduga Pakai Uang Korupsi, Formappi: Wajah Buruk DPR

Nasional
Vibes Sehat, Perwira Pertamina Healing dengan Berolahraga Lari

Vibes Sehat, Perwira Pertamina Healing dengan Berolahraga Lari

Nasional
Nyalakan Semangat Wirausaha Purna PMI, Bank Mandiri Gelar Workshop “Bapak Asuh: Grow Your Business Now!”

Nyalakan Semangat Wirausaha Purna PMI, Bank Mandiri Gelar Workshop “Bapak Asuh: Grow Your Business Now!”

Nasional
Data ICW: Hanya 6 dari 791 Kasus Korupsi pada 2023 yang Diusut Pencucian Uangnya

Data ICW: Hanya 6 dari 791 Kasus Korupsi pada 2023 yang Diusut Pencucian Uangnya

Nasional
UKT Meroket, Anies Sebut Keluarga Kelas Menengah Paling Kesulitan

UKT Meroket, Anies Sebut Keluarga Kelas Menengah Paling Kesulitan

Nasional
Anies Ungkap Kekhawatirannya Mau Maju Pilkada: Pilpres Kemarin Baik-baik Nggak?

Anies Ungkap Kekhawatirannya Mau Maju Pilkada: Pilpres Kemarin Baik-baik Nggak?

Nasional
MKD DPR Diminta Panggil Putri SYL yang Diduga Terima Aliran Dana

MKD DPR Diminta Panggil Putri SYL yang Diduga Terima Aliran Dana

Nasional
Kemenag: Jemaah Umrah Harus Tinggalkan Saudi Sebelum 6 Juni 2024

Kemenag: Jemaah Umrah Harus Tinggalkan Saudi Sebelum 6 Juni 2024

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com