JAKARTA, KOMPAS.com - Mantan Wakil Ketua Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) Laode Muhammad Syarif menyebut, korban meninggal akibat ledakan smelter nikel di PT Indonesia Tsingshan Stainless Steel (ITSS) di Morowali ditawari uang kompensasi Rp 176.400.000
Adapun salah satu anggota keluarga Laode bernama Laode Abdul Mursalim menjadi korban meninggal dunia akibat ledakan tungku smelter di di kawasan Indonesia Morowali Industrial Park (IMIP) tersebut.
“Perusahan menurut orang di kampung menawarkan kompensasi Rp 176.400.000 plus Rp 10 juta untuk uang pemakaman,” kata Laode saat dihubungi Kompas.com, Selasa (26/12/2023).
Baca juga: Keluarga Eks Pimpinan KPK Jadi Korban Ledakan Smelter Nikel, Pekerjaan Pertama Setelah Lulus
Laode menilai, sikap perusahaan yang menawarkan ganti rugi dari nyawa yang hilang itu tidak beradab. Mereka menilai pihak perusahaan tidak menghargai nyawa orang lain.
“Betul-betul biadab perusahaan yang tidak menghargai nyawa orang lain,” ujar Laode.
Laode mengungkapkan, pihak keluarga meminta Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM), Kementerian Perindustrian (Kemenperin), Kementerian Tenaga Kerja (Kemenaker), Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan (KLHK), dan Pemerintah Provinsi Sulawesi Tenggara untuk menghentikan kegiatan smelter nikel tersebut.
Pemberhentian itu berlaku sampai auditor pemerintah yang independen terkait audit keselamatan, lingkungan, dan hak asasi manusia (HAM) terbit.
Laode juga menyebut kompensasi dari pihak perusahaan tidak cukup hanya ala kadarnya, melainkan pertanggungjawaban hukum.
“Orang-orang yang bertanggung jawab atas peristiwa ini diproses secara hukum,” kata Laode.
“Kompensasi yang dibayar oleh perusahaan tidak bisa lagi hanya uang duka ala kadarnya,” ucap dia.
Baca juga: Korban Meninggal akibat Kebakaran Smelter di PT ITSS Bertambah Jadi 16 Orang
Sementara itu, Humas PT IMIP Dedi Kurniawan mengatakan, pihaknya tidak menawarkan kompensasi kepada pihak keluarga korban, melainkan santunan untuk karyawan yang mengalami kecelakaan kerja.
Ia juga menyebut jumlah santunan atau kompensasi yang diberikan senilai Rp 176 juta.
“Lebih dari jumlah itu. Jumlah pastinya akan saya share dalam rilis sore ini,” kata Dedi saat dihubungi Kompas.com.
Ledakan tungku smelter nikel PT ITSS di kawasan PT IMIP mengakibatkan 13 orang meninggal dunia dan 46 orang luka per Minggu (24/12/2023).
Dari jumlah korban meninggal itu, sembilan di antaranya merupakan warga negara Indonesia (WNI) sementara tiga korban lainnya merupakan tenaga kerja asing (TKA) asal China.
Tragedi ledakan smelter ini kemudian menjadi sorotan dan dinilai menjadi cermin buruknya prosedur keselamatan kerja di sektor kawasan industri itu.
Juru Kampanye Mineral Kritis Trend Asia, Arko Tarigan menyebut, kecelakaan kerja yang menimbulkan korban jiwa merupakan kejadian berulang di kawasan industri pengolahan smelter dan tidak pernah ada evaluasi.
Berdasarkan catatan Trend Asia, sebanyak 53 pekerja smelter di Indonesia meninggal dunia dalam kurun 2015 hingga 2022, termasuk di IMIP.
Sebanyak 13 orang di antaranya merupakan tenaga kerja asing (TKA) asal China.
"Evaluasi dari kasus-kasus [di smelter nikel] selama ini tidak jelas, seakan ketika ada yang meninggal, berikan kompensasi, selesai. Nyawa mereka seperti terus dikorbankan saja. Yang penting perusahaan tetap berjalan," kata Arko kepada BBC News Indonesia.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.