Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

KPK Gelar Ibadah Natal untuk Tahanan Korupsi, Keluarga Boleh Membesuk

Kompas.com - 24/12/2023, 10:13 WIB
Syakirun Ni'am,
Nursita Sari

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) mengizinkan tahanan kasus rasuah merayakan Natal bersama keluarga.

Juru Bicara Penindakan dan Kelembagaan KPK Ali Fikri mengatakan, izin tersebut telah diberikan oleh Kepala Rumah Tahanan (Rutan) KPK Ahmad Fauzi.

"Kepala Cabang Rutan KPK Achmad Fauzi, memberikan kesempatan bagi para keluarga tahanan untuk dapat berkumpul bersama dengan para tahanan dalam rangka merayakan Hari Natal," kata Ali kepada wartawan, Minggu (24/12/2023).

Baca juga: Jadwal Misa Natal 2023 di Gereja Katedral Jakarta

Ali menyebutkan, terdapat 24 orang tahanan yang akan merayakan Hari Raya Natal. Adapun ibadah Natal dilaksanakan terpusat di Rutan Gedung Merah Putih KPK.

Selain itu, tahanan KPK di Rutan Pusat Polisi Militer Angkatan Laut (Puspomal) juga menggelar ibadah Natal sendiri.

"Jadwal ibadah dari pukul 13.30 WIB sampai dengan 15.00 WIB," tutur Ali.

Layanan kunjungan dan penerimaan makanan

Selain menggelar ibadah Natal bagi para tahanan, KPK juga mengizinkan pihak keluarga membesuk dan membawa makanan pada Hari Raya Natal.

Penerimaan makanan dimulai sejak pukul 07.30 sampai 09.30 WIB, Senin (25/12/2023). Makanan untuk para tahanan akan diperiksa terlebih dahulu oleh petugas rutan.

Sementara itu, kunjungan dibuka mulai pukul 10.00 sampai 12.00 WIB.

Baca juga: Minggu Pagi, Jasa Marga Berlakukan Contraflow di Km 55-65 Tol Jakarta-Cikampek

Adapun syarat mengunjungi tahanan KPK, yakni pengunjung merupakan keluarga inti tahanan dan mendapatkan izin dari pihak penahan seperti, penyidik, jaksa KPK, atau majelis hakim.

Kemudian, satu tahanan hanya boleh menerima tiga pengunjung. Pengunjung tidak boleh membawa alat komunikasi, minuman, serta makanan saat bertemu tahanan.

"Dibuka juga layanan kunjungan secara virtual," tutur Ali.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Ganjar Serahkan ke PDI-P soal Nama yang Bakal Maju Pilkada Jateng

Ganjar Serahkan ke PDI-P soal Nama yang Bakal Maju Pilkada Jateng

Nasional
Prabowo Minta Pemerintahannya Tak Diganggu, Ini Kata Ganjar

Prabowo Minta Pemerintahannya Tak Diganggu, Ini Kata Ganjar

Nasional
Bertemu Calon-calon Kepala Daerah, Zulhas Minta Mereka Tiru Semangat Jokowi dan Prabowo

Bertemu Calon-calon Kepala Daerah, Zulhas Minta Mereka Tiru Semangat Jokowi dan Prabowo

Nasional
7 Jenis Obat-obatan yang Disarankan Dibawa Jamaah Haji Asal Indonesia

7 Jenis Obat-obatan yang Disarankan Dibawa Jamaah Haji Asal Indonesia

Nasional
Visa Terbit, 213.079 Jemaah Haji Indonesia Siap Berangkat 12 Mei

Visa Terbit, 213.079 Jemaah Haji Indonesia Siap Berangkat 12 Mei

Nasional
Soal Usulan Yandri Susanto Jadi Menteri, Ketum PAN: Itu Hak Prerogatif Presiden

Soal Usulan Yandri Susanto Jadi Menteri, Ketum PAN: Itu Hak Prerogatif Presiden

Nasional
Di Australia, TNI AU Bahas Latihan Bersama Angkatan Udara Jepang

Di Australia, TNI AU Bahas Latihan Bersama Angkatan Udara Jepang

Nasional
BPK Buka Suara usai Auditornya Disebut Peras Kementan Rp 12 Miliar

BPK Buka Suara usai Auditornya Disebut Peras Kementan Rp 12 Miliar

Nasional
Chappy Hakim: Semua Garis Batas NKRI Punya Potensi Ancaman, Paling Kritis di Selat Malaka

Chappy Hakim: Semua Garis Batas NKRI Punya Potensi Ancaman, Paling Kritis di Selat Malaka

Nasional
Prabowo Diminta Cari Solusi Problem Rakyat, Bukan Tambah Kementerian

Prabowo Diminta Cari Solusi Problem Rakyat, Bukan Tambah Kementerian

Nasional
Zulhas: Anggota DPR dan Gubernur Mana yang PAN Mintai Proyek? Enggak Ada!

Zulhas: Anggota DPR dan Gubernur Mana yang PAN Mintai Proyek? Enggak Ada!

Nasional
Usul Prabowo Tambah Kementerian Dianggap Sinyal Kepemimpinan Lemah

Usul Prabowo Tambah Kementerian Dianggap Sinyal Kepemimpinan Lemah

Nasional
Dubes Palestina Sindir Joe Biden yang Bersimpati Dekat Pemilu

Dubes Palestina Sindir Joe Biden yang Bersimpati Dekat Pemilu

Nasional
Di Hadapan Relawan, Ganjar: Politik Itu Ada Moral, Fatsun dan Etika

Di Hadapan Relawan, Ganjar: Politik Itu Ada Moral, Fatsun dan Etika

Nasional
Ide Prabowo Tambah Kementerian Dianggap Tak Sejalan dengan Pemerintahan Efisien

Ide Prabowo Tambah Kementerian Dianggap Tak Sejalan dengan Pemerintahan Efisien

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com