Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Melihat Gaya Cak Imin, Gibran, dan Mahfud Saat Debat: Ada yang Terlalu Percaya Diri, Ada yang Hati-hati

Kompas.com - 23/12/2023, 15:19 WIB
Fitria Chusna Farisa

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com - Analis komunikasi politik dari Universitas Padjadjaran (Unpad) Kunto Adi Wibowo menilai, tiga calon wakil presiden (cawapres) punya keunggulan dan kelemahan masing-masing saat tampil di debat cawapres, Jumat (22/12/2023).

Cawapres nomor urut 1, Muhaimin Iskandar, misalnya, dinilai terlalu percaya diri atau overconfidence.

Menurut Kunto, Cak Imin, demikian sapaan akrab Muhaimin, berusaha terlihat santai dengan candaan-candaan dan istilah “slepet” yang berulang kali ia ucapkan. Tetapi, Imin tak mampu mencairkan suasana.

“Menurut saya, Cak Imin lebih cenderung overconfidence. Dia selalu pakai ‘slepetan’ yang akhirnya jadi garing,” kata Kunto kepada Kompas.com, Sabtu (23/12/2023).

Kunto berpendapat, beberapa pernyataan Muhaimin cenderung kontroversial dan kontradiktif satu sama lain.

Baca juga: Analisa Public Speaking Debat Perdana Cawapres

Sebagai contoh, ketika menyinggung soal rencana penerapan wealth tax atau pajak kekayaan. Gagasan ini sebenarnya berpotensi menyenangkan masyarakat kelas menengah dan bawah.

Namun, pada saat bersamaan, Muhaimin justru memuji omnibus law Cipta Kerja yang sejak dulu mendapat penolakan masif dari publik.

Lalu, Imin juga menyuarakan penolakan pembangunan Ibu Kota Negara (IKN) Nusantara. Akan tetapi, Ketua Umum Partai Kebangkitan Bangsa (PKB) itu justru ingin membangun 40 kota baru selevel DKI Jakarta.

“Jadi tampak terlalu overconfidence dan ceplas-ceplos, sehingga kadang-kadang blunder,” ujar Kunto.

Meski begitu, Kunto menilai, Muhaimin memberikan closing statement atau pernyataan penutup yang cukup baik dengan berulang kali menegaskan soal keadilan dan pemerataan pembangunan.

“Di akhir-akhir Cak Imin oke statement-statement-nya, terutama statement penutupnya,” tutur Kunto.

Baca juga: Catatan Evaluatif Debat Perdana Cawapres 2024

Sementara, menurut Kunto, cawapres nomor urut 2, Gibran Rakabuming Raka, terlihat berupaya menyerang lawan berulang kali. “Serangan” dilakukan Gibran dengan menyebut istilah-istilah yang awam.

Misalnya, Gibran menanyakan tentang regulasi carbon capture and storage ke cawapres nomor urut 3, Mahfud MD. Lalu, putra sulung Presiden Joko Widodo itu bertanya soal SGIE atau State of the Global Islamic Economy ke Muhaimin hingga membuat lawannya kebingungan.

Kunto menyebut, cara Gibran menggunakan istilah atau bahkan singkatan tanpa menjelaskan maknanya merupakan strategi untuk membingungkan lawan.

“Memang hanya taktik untuk membingungkan lawan saja, enggak ada urusannya dengan pengetahuan,” kata Kunto.

Halaman:


Terkini Lainnya

Mahfud Ungkap Jumlah Kementerian Sudah Diminta Dipangkas Sejak 2019

Mahfud Ungkap Jumlah Kementerian Sudah Diminta Dipangkas Sejak 2019

Nasional
Tanggapi Ide Tambah Kementerian, Mahfud: Kolusinya Meluas, Rusak Negara

Tanggapi Ide Tambah Kementerian, Mahfud: Kolusinya Meluas, Rusak Negara

Nasional
[POPULER NASIONAL] Perbandingan Jumlah Kementerian Masa Megawati sampai Jokowi | Indonesia Kecam Serangan Israel ke Rafah

[POPULER NASIONAL] Perbandingan Jumlah Kementerian Masa Megawati sampai Jokowi | Indonesia Kecam Serangan Israel ke Rafah

Nasional
Tanggal 12 Mei 2024 Memperingati Hari Apa?

Tanggal 12 Mei 2024 Memperingati Hari Apa?

Nasional
Tanggal 11 Mei 2024 Memperingati Hari Apa?

Tanggal 11 Mei 2024 Memperingati Hari Apa?

Nasional
Demokrat Anggap Rencana Prabowo Tambah Kementerian Sah Saja, asal...

Demokrat Anggap Rencana Prabowo Tambah Kementerian Sah Saja, asal...

Nasional
Indonesia Digital Test House Diresmikan, Jokowi: Super Modern dan Sangat Bagus

Indonesia Digital Test House Diresmikan, Jokowi: Super Modern dan Sangat Bagus

Nasional
Menko Polhukam Harap Perpres 'Publisher Rights' Bisa Wujudkan Jurnalisme Berkualitas

Menko Polhukam Harap Perpres "Publisher Rights" Bisa Wujudkan Jurnalisme Berkualitas

Nasional
Saksi Sebut Kementan Beri Rp 5 Miliar ke Auditor BPK untuk Status WTP

Saksi Sebut Kementan Beri Rp 5 Miliar ke Auditor BPK untuk Status WTP

Nasional
Kasus Dugaan Asusila Ketua KPU Jadi Prioritas DKPP, Sidang Digelar Bulan Ini

Kasus Dugaan Asusila Ketua KPU Jadi Prioritas DKPP, Sidang Digelar Bulan Ini

Nasional
Gubernur Maluku Utara Nonaktif Diduga Cuci Uang Sampai Rp 100 Miliar Lebih

Gubernur Maluku Utara Nonaktif Diduga Cuci Uang Sampai Rp 100 Miliar Lebih

Nasional
Cycling de Jabar Segera Digelar di Rute Anyar 213 Km, Total Hadiah Capai Rp 240 Juta

Cycling de Jabar Segera Digelar di Rute Anyar 213 Km, Total Hadiah Capai Rp 240 Juta

Nasional
Hindari Konflik TNI-Polri, Sekjen Kemenhan Sarankan Kegiatan Integratif

Hindari Konflik TNI-Polri, Sekjen Kemenhan Sarankan Kegiatan Integratif

Nasional
KPK Tetapkan Gubernur Nonaktif Maluku Utara Tersangka TPPU

KPK Tetapkan Gubernur Nonaktif Maluku Utara Tersangka TPPU

Nasional
Soal Kemungkinan Duduki Jabatan di DPP PDI-P, Ganjar: Itu Urusan Ketua Umum

Soal Kemungkinan Duduki Jabatan di DPP PDI-P, Ganjar: Itu Urusan Ketua Umum

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com