Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Dapat Beras dari India dan Thailand, Jokowi: Jangan Tepuk Tangan, Karena Impor

Kompas.com - 22/12/2023, 14:09 WIB
Dian Erika Nugraheny,
Ihsanuddin

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Presiden Joko Widodo mengatakan, Indonesia mendapatkan beras impor dari India dan Thailand.

Meski cadangan pangan aman, Presiden mengingatkan agar masyarakat tidak berbangga karena beras yang didapatkan dari hasil impor.

Hal itu disampaikan Jokowi saat memberikan sambutan pada Ekonomi Outlook 2023 yang digelar di St Regis, Jakarta, Jumat (22/12/2023).

Baca juga: Dilema Impor Beras RI

Mula-mula, Jokowi mengungkapkan dirinya sempat merasa sedikit khawatir dengan persoalan ketersediaan pangan. Sebab produksi beras Tanah Air mengalami penurunan.

Hal tersebut menyebabkan potensi cadangan beras Indonesia belum aman pada 2024 nanti

"Kemarin setelah El Nino, produksi beras kita turun dikit. Di 2024 perkiraan kita masih akan belum kembali ke normal. Tetapi kalau kita lihat semua negara juga 22 negara ada stop ekspor pangan. Sehingga memang di 2023 kemarin, kita kesulitan cari tambahan untuk cadangan beras," jelas Jokowi

"Tapi di 2024, alhamdulillah kemarin Kepala Bulog dari Indonesia sudah sampaikan ke saya 'Pak, sudah tandatangan 1 juta ton (beras untuk Indonesia)'," tutur Jokowi.

Baca juga: Ganjar Heran Pemerintah Malah Impor Beras Usai Dapat Penghargaan Internasional

Kemudian saat menghadiri KTT ASEAN-Jepang di Tokyo, Presiden Jokowi sudah menyampaikan izin untuk impor beras dari Thailand kepada Perdana Menteri Thailand.

Presiden menyatakan Indonesia memerlukan sekitar 2 juta ton.

"Dia (PM Thailand) kemudian siangnya telepon dengan timnya di Thailand lalu sampaikan ke saya sorenya 'Presiden Jokowi 2 juta ton Thailand siap untuk kirim ke Indonesia'. Yang ini jangan tepuk tangan. Karena impor. Kalau produksi kita sendiri kita tepuk tangan," jelasnya.

"Tapi untuk mengamankan cadangan strategis ketahanan pangan memang itu (impor beras) harus kita lakukan. Artinya kita sudah dapatkan tandatangan satu (India), kemudian dua dari Thailand. Rasa aman kita dapat urusan pangan," tambah Jokowi.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

PAN Gelar Rakornas Pilkada Serentak, Prabowo Subianto Bakal Hadir

PAN Gelar Rakornas Pilkada Serentak, Prabowo Subianto Bakal Hadir

Nasional
KPK Ancam Pidanakan Pihak yang Halangi Penyidikan TPPU Gubernur Malut

KPK Ancam Pidanakan Pihak yang Halangi Penyidikan TPPU Gubernur Malut

Nasional
KPK Sita Aset Gubernur Malut Rp 15 Miliar dari Nilai TPPU Rp 100 Miliar Lebih

KPK Sita Aset Gubernur Malut Rp 15 Miliar dari Nilai TPPU Rp 100 Miliar Lebih

Nasional
Mantu Jokowi Akan Maju Pilkada Sumut, PDI-P Singgung Jangan Ada 'Abuse of Power'

Mantu Jokowi Akan Maju Pilkada Sumut, PDI-P Singgung Jangan Ada "Abuse of Power"

Nasional
Menantu Jokowi Bakal Maju Pilkada Sumut, PDI-P: Jangan Terjadi Intervensi

Menantu Jokowi Bakal Maju Pilkada Sumut, PDI-P: Jangan Terjadi Intervensi

Nasional
Isu Tambah Kementerian dan Bayang-bayang Penambahan Beban Anggaran

Isu Tambah Kementerian dan Bayang-bayang Penambahan Beban Anggaran

Nasional
Eks Wakil Ketua DPR RI Azis Syamsuddin Mangkir dari Panggilan KPK

Eks Wakil Ketua DPR RI Azis Syamsuddin Mangkir dari Panggilan KPK

Nasional
Kementan Era SYL Diduga Beri Auditor BPK Rp 5 Miliar demi Opini WTP, Anggota DPR: Memalukan

Kementan Era SYL Diduga Beri Auditor BPK Rp 5 Miliar demi Opini WTP, Anggota DPR: Memalukan

Nasional
Sekjen DPR Indra Iskandar Minta KPK Tunda Pemeriksaan

Sekjen DPR Indra Iskandar Minta KPK Tunda Pemeriksaan

Nasional
Pansel Capim KPK Masih Digodok, Komposisinya 5 Unsur Pemerintah dan 4 Wakil Masyarakat

Pansel Capim KPK Masih Digodok, Komposisinya 5 Unsur Pemerintah dan 4 Wakil Masyarakat

Nasional
Bukan Pengurus Pusat PDI-P, Ganjar Disarankan Bikin Ormas agar Tetap Eksis di Politik

Bukan Pengurus Pusat PDI-P, Ganjar Disarankan Bikin Ormas agar Tetap Eksis di Politik

Nasional
Korlantas Polri Kerahkan 1.530 Personel BKO untuk Agenda World Water Forum Bali

Korlantas Polri Kerahkan 1.530 Personel BKO untuk Agenda World Water Forum Bali

Nasional
Program Deradikalisasi BNPT Diapresiasi Selandia Baru

Program Deradikalisasi BNPT Diapresiasi Selandia Baru

Nasional
Kirim Surat Tilang Lewat WA Disetop Sementara, Kembali Pakai Pos

Kirim Surat Tilang Lewat WA Disetop Sementara, Kembali Pakai Pos

Nasional
Polri Setop Sementara Kirim Surat Tilang Lewat WhatsApp, Bakal Evaluasi Lebih Dulu

Polri Setop Sementara Kirim Surat Tilang Lewat WhatsApp, Bakal Evaluasi Lebih Dulu

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com