Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Ari Junaedi
Akademisi dan konsultan komunikasi

Doktor komunikasi politik & Direktur Lembaga Kajian Politik Nusakom Pratama.

Kisah Ibu Negara

Kompas.com - 19/12/2023, 13:06 WIB
Anda bisa menjadi kolumnis !
Kriteria (salah satu): akademisi, pekerja profesional atau praktisi di bidangnya, pengamat atau pemerhati isu-isu strategis, ahli/pakar di bidang tertentu, budayawan/seniman, aktivis organisasi nonpemerintah, tokoh masyarakat, pekerja di institusi pemerintah maupun swasta, mahasiswa S2 dan S3. Cara daftar baca di sini

Alih-alih menggunakan Istana Negara sebagai tempat resepsi, Ahmadinejad pun melarang polisi apalagi pasukan pengamanan presiden “mengepung” rapat halaman belakang Istana tempat pernikahan digelar.

Galib terjadi, acara pernikahan putra-putri orang nomor wahid selalu dijaga ketat aparat keamanan, bahkan bandar udara di kota pun disesaki parkir pesawat pribadi tamu presiden yang ikut hadir.

Tidak hanya pejabat, presiden dan keluarga, bahkan mengundang ratusan relawan yang dianggap berjasa menopang karier politiknya.

Ahmadinejad dan Farahi menolak bantuan kepolisian setempat untuk bersiaga selama acara berlangsung. Tidak nampak penutupan atau pengalihan arus jalan di sekitaran acara berlangsung.

Ahmadinejad mengatakan, polisi bertugas melayani seluruh masyarakat dan untuk kebutuhan penting, bukan malah jadi satpam pernikahan.

Ada yang dikenang dari Farahi, Ibu Negara ini mendampingi Presiden Ahmadinejad dalam suka maupun duka. Dia pula yang menisik jas-jas Ahmadinejad yang sobek agar masih bisa dikenakan dengan pantas oleh presiden.

Hanya saja hampir tidak pernah Farahi diajak dalam kunjungan kenegaraan yang dilakukan Ahamadinejad ke luar negeri demi menghemat pengeluaran negara.

Farahi pula yang menyediakan kurma dan bekal untuk Ahamdinejad jika berpergian. Jangan bayangkan Farahi mengenakan tas “imut” Mini Lady Dior seharga Rp 79 juta atau sandal Hermes Oasis yang dibanderol Rp 13 juta serta jaket denim dari rumah mode Fendi yang bernilai Rp 24,4 juta.

Begitu kagumnya Mahmoud Ahmadinejad dengan sosok istrinya hingga dia mau menukar dunia agar sang istrinya, Azam Sadat Farahi selalu mau tersenyum. Bukan gombal, ini benar-benar kekaguman presiden terhadap istrinya (Merdeka.com, 9 November 2012).

Belajar dari Imelda Marcos dan Tien Soeharto

Ambisi seorang presiden yang semula berjalan di rel kekuasaan yang benar, bisa terjadi di penghujung akhir kekuasaannya berubah menjadi tiran dan diktator berkat “bisikan” seorang istri.

Usai mengalahkan petahana Diosdado Macapagal di pemilihan presiden 1965, Marcos menjabat dua periode kepresidenan Filipina.

Pengaruh Imelda Marcos, istrinya yang begitu “power full” ikut mengatur urusan negara, Marcos berubah menjadi penguasa otoriter pada 1972.

Semua tatanan negara diatur sesuai selera Marcos dan Imelda. Marcos begitu digdaya hingga memimpin Filipina sampai 1986.

Sebagai Ibu Negara, Imelda memanfaatkan posisi suaminya dengan menjadi anggota parlemen (1978 – 1984), Gubernur Metropolitan Manila (1975 – 1986) hingga Menteri Pemukiman Manusia dan Ekologi (1979 – 1986).

Bukan “legacy” kemajuan di bidang kesehatan ibu dan anak yang ditinggalkan oleh Imelda, tetapi warga Filipina dan dunia internasional mengingatnya sebagai kolektor 2.700 pasang sepatu.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Anies dan Sudirman Said sama-sama ingin Maju Pilkada DKI, Siapa yang Mengalah?

Anies dan Sudirman Said sama-sama ingin Maju Pilkada DKI, Siapa yang Mengalah?

Nasional
Bertolak ke Sumbar, Jokowi dan Iriana Akan Tinjau Lokasi Banjir Bandang

Bertolak ke Sumbar, Jokowi dan Iriana Akan Tinjau Lokasi Banjir Bandang

Nasional
Dititip Kerja di Kementan dengan Gaji Rp 4,3 Juta, Nayunda Nabila Cuma Masuk 2 Kali

Dititip Kerja di Kementan dengan Gaji Rp 4,3 Juta, Nayunda Nabila Cuma Masuk 2 Kali

Nasional
Jabat Tangan Puan dan Jokowi di Tengah Isu Tak Solidnya Internal PDI-P

Jabat Tangan Puan dan Jokowi di Tengah Isu Tak Solidnya Internal PDI-P

Nasional
Saat Anak Buah Biayai Keperluan Pribadi SYL, Umrah hingga Servis 'Mercy'

Saat Anak Buah Biayai Keperluan Pribadi SYL, Umrah hingga Servis "Mercy"

Nasional
26 Tahun Reformasi: Robohnya Etika Bernegara

26 Tahun Reformasi: Robohnya Etika Bernegara

Nasional
Soal Perintah 'Tak Sejalan Silakan Mundur', SYL: Bukan Soal Uang, Tapi Program

Soal Perintah "Tak Sejalan Silakan Mundur", SYL: Bukan Soal Uang, Tapi Program

Nasional
Rosan Ikut di Pertemuan Prabowo-Elon Musk, Bahas Apa?

Rosan Ikut di Pertemuan Prabowo-Elon Musk, Bahas Apa?

Nasional
[POPULER NASIONAL] MPR Bakal Temui Amien Rais | Anies Pertimbangkan Maju Pilkada Jakarta

[POPULER NASIONAL] MPR Bakal Temui Amien Rais | Anies Pertimbangkan Maju Pilkada Jakarta

Nasional
MK Putus 207 Sengketa Pileg Hari Ini hingga Besok

MK Putus 207 Sengketa Pileg Hari Ini hingga Besok

Nasional
Tanggal 24 Mei 2024 Memperingati Hari Apa?

Tanggal 24 Mei 2024 Memperingati Hari Apa?

Nasional
Anies Pertimbangkan Maju Pilkada DKI, PKS: Kita Lagi Cari yang Fokus Urus Jakarta

Anies Pertimbangkan Maju Pilkada DKI, PKS: Kita Lagi Cari yang Fokus Urus Jakarta

Nasional
Momen Menarik di WWF Ke-10 di Bali: Jokowi Sambut Puan, Prabowo Dikenalkan sebagai Presiden Terpilih

Momen Menarik di WWF Ke-10 di Bali: Jokowi Sambut Puan, Prabowo Dikenalkan sebagai Presiden Terpilih

Nasional
Perkenalkan Istilah ‘Geo-cybernetics’, Lemhannas: AI Bikin Tantangan Makin Kompleks

Perkenalkan Istilah ‘Geo-cybernetics’, Lemhannas: AI Bikin Tantangan Makin Kompleks

Nasional
Megawati Disebut Lebih Berpeluang Bertemu Prabowo, Pengamat: Jokowi Akan Jadi Masa Lalu

Megawati Disebut Lebih Berpeluang Bertemu Prabowo, Pengamat: Jokowi Akan Jadi Masa Lalu

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com