Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Jannus TH Siahaan
Doktor Sosiologi

Doktor Sosiologi dari Universitas Padjadjaran. Pengamat sosial dan kebijakan publik. Peneliti di Indonesian Initiative for Sustainable Mining (IISM). Pernah berprofesi sebagai Wartawan dan bekerja di industri pertambangan.

Debat Capres dan Persepsi Publik

Kompas.com - 14/12/2023, 06:00 WIB
Anda bisa menjadi kolumnis !
Kriteria (salah satu): akademisi, pekerja profesional atau praktisi di bidangnya, pengamat atau pemerhati isu-isu strategis, ahli/pakar di bidang tertentu, budayawan/seniman, aktivis organisasi nonpemerintah, tokoh masyarakat, pekerja di institusi pemerintah maupun swasta, mahasiswa S2 dan S3. Cara daftar baca di sini

Jika Anies mengesankan dirinya sebagai intelektual dengan mengumbar data, Ganjar tampil sebagai eksekutor yang percaya diri sebagai ciri khas PDIP.

Ia tidak banyak berteori, tetapi menyentuh emosi publik dengan contoh kasus sejumlah warga yang ditemuinya di Papua dan Nusa Tenggara Timur.

Ganjar menunjukkan bahwa ia dan cawapresnya Mahfud MD turun ke lapangan, menyapa warga masyarakat dan mendengar secara langsung apa keluhan atau kebutuhan warga setempat.

Bahkan pernyataan yang membelalakkan mata publik saat Ganjar Pranowo ‘menghajar’ Prabowo dengan melontarkan isu pelanggaran HAM.

Secara halus Ganjar sebenarnya meminta Prabowo untuk memfasilitasi dan membantu keluarga korban menemukan di mana korban berada. Tetapi sebagaimana telah dijelaskan sebelumnya, Prabowo bertahan dari serangan tajam Ganjar dan menyerang balik dengan mengatakan Ganjar memainkan isu lima tahunan dengan pertanyaannya sebagai “tendensius”.

Masyarakat dapat apa?

Setelah selesainya debat pertama itu muncul pertanyaan; sesungguhnya apa yang didapat oleh masyarakat? Apakah debat capres-cawapres itu memengaruhi persepsi publik untuk beralih pilihan?

Sejauh mana manfaat yang diperoleh rakyat jika debat hanya digunakan sebagai obral janji yang sulit terealisasi?

Sebagaimana publik di Amerika Serikat, mereka kerap mengalihkan dukungan ke capres Partai Republik atau Partai Demokrat, tergantung pada program yang akan dijalankan.

Partai tidak penting lagi, tetapi orang yang akan menjalankan program itu. Maka isu-isu yang menyangkut hajat hidup orang Amerika itulah yang mereka usung; isu kesehatan, perlindungan/jaminan hari tua, pendidikan gratis, subsidi terhadap pengangguran, kepemilikan perumahan sampai keberadaan pendatang seperti Hispanik atau Asia.

Isu-isu yang menyasar kebutuhan dasar rakyat itulah yang diangkat sebagai materi debat, sehingga publik menunggu-nunggu apa gerangan program para kandidat presiden itu.

Di Indonesia publik tidak bisa berharap debat bisa dijadikan acuan atau janji yang dapat diminta realisasinya jika terpilih.

Selain sekadar memperkenalkan capres-cawapres kepada publik oleh penyelenggara Pemilu, sebagian masyarakat malah menganggap debat sekadar tontonan untuk tidak mengatakan sebagai hiburan.

Galibnya, ketiga kandidat kompak menyoroti kinerja pemerintahan yang sekarang dijalankan Presiden Joko Widodo selama hampir 10 tahun, khususnya kritik terhadap kekurangannya.

Ganjar maupun Anies yang diharapkan memberi pencerahan, rupanya luput karena berfokus pada strategi menyerang Prabowo.

Sedang Prabowo tidak mungkin diharapkan mengkritik pemerintah saat ini karena beliau justru berada di dalamnya. Selain bagian dari pemerintah, ia juga berkali-kali menegaskan dirinya sebagai loyalis Jokowi.

Sejumlah lembaga survei masih menempatkan Prabowo-Gibran Rakabuming Raka sebagai peraih elektabilitas tertinggi, disusul pasangan Ganjar Pranowo-Mahfud MD, kemudian di posisi terakhir Anies Baswedan-Muhaimin Iskandar.

Akankah debat capres-cawapres mengubah komposisi elektabilitas masing-masing peserta debat sebelum pelaksanaan debat selanjutnya dilaksanakan?

Benar bahwa hasil debat tidak terlalu signifikan dalam menaikkan elektabilitas capres-cawapres, tetapi tetap menarik menunggu hasilnya.

Masih ada dua kali lagi debat capres dan dua kali debat cawapres. Tentu publik akan antusias menunggu debat cawapres yang akan dilangsungkan pada Jumat malam, 22 Desember 2023.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Tanggapi Ide Tambah Kementerian, Mahfud: Kolusinya Meluas, Rusak Negara

Tanggapi Ide Tambah Kementerian, Mahfud: Kolusinya Meluas, Rusak Negara

Nasional
[POPULER NASIONAL] Perbandingan Jumlah Kementerian Masa Megawati sampai Jokowi | Indonesia Kecam Serangan Israel ke Rafah

[POPULER NASIONAL] Perbandingan Jumlah Kementerian Masa Megawati sampai Jokowi | Indonesia Kecam Serangan Israel ke Rafah

Nasional
Tanggal 12 Mei 2024 Memperingati Hari Apa?

Tanggal 12 Mei 2024 Memperingati Hari Apa?

Nasional
Tanggal 11 Mei 2024 Memperingati Hari Apa?

Tanggal 11 Mei 2024 Memperingati Hari Apa?

Nasional
Demokrat Anggap Rencana Prabowo Tambah Kementerian Sah Saja, asal...

Demokrat Anggap Rencana Prabowo Tambah Kementerian Sah Saja, asal...

Nasional
Indonesia Digital Test House Diresmikan, Jokowi: Super Modern dan Sangat Bagus

Indonesia Digital Test House Diresmikan, Jokowi: Super Modern dan Sangat Bagus

Nasional
Menko Polhukam Harap Perpres 'Publisher Rights' Bisa Wujudkan Jurnalisme Berkualitas

Menko Polhukam Harap Perpres "Publisher Rights" Bisa Wujudkan Jurnalisme Berkualitas

Nasional
Saksi Sebut Kementan Beri Rp 5 Miliar ke Auditor BPK untuk Status WTP

Saksi Sebut Kementan Beri Rp 5 Miliar ke Auditor BPK untuk Status WTP

Nasional
Kasus Dugaan Asusila Ketua KPU Jadi Prioritas DKPP, Sidang Digelar Bulan Ini

Kasus Dugaan Asusila Ketua KPU Jadi Prioritas DKPP, Sidang Digelar Bulan Ini

Nasional
Gubernur Maluku Utara Nonaktif Diduga Cuci Uang Sampai Rp 100 Miliar Lebih

Gubernur Maluku Utara Nonaktif Diduga Cuci Uang Sampai Rp 100 Miliar Lebih

Nasional
Cycling de Jabar Segera Digelar di Rute Anyar 213 Km, Total Hadiah Capai Rp 240 Juta

Cycling de Jabar Segera Digelar di Rute Anyar 213 Km, Total Hadiah Capai Rp 240 Juta

Nasional
Hindari Konflik TNI-Polri, Sekjen Kemenhan Sarankan Kegiatan Integratif

Hindari Konflik TNI-Polri, Sekjen Kemenhan Sarankan Kegiatan Integratif

Nasional
KPK Tetapkan Gubernur Nonaktif Maluku Utara Tersangka TPPU

KPK Tetapkan Gubernur Nonaktif Maluku Utara Tersangka TPPU

Nasional
Soal Kemungkinan Duduki Jabatan di DPP PDI-P, Ganjar: Itu Urusan Ketua Umum

Soal Kemungkinan Duduki Jabatan di DPP PDI-P, Ganjar: Itu Urusan Ketua Umum

Nasional
Kapolda Jateng Disebut Maju Pilkada, Jokowi: Dikit-dikit Ditanyakan ke Saya ...

Kapolda Jateng Disebut Maju Pilkada, Jokowi: Dikit-dikit Ditanyakan ke Saya ...

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com