Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Singgung Sikap Politik Prabowo, Anies Sebut Tak Ada Oposisi Kuat Bikin Demokrasi Terganggu

Kompas.com - 13/12/2023, 06:34 WIB
Tatang Guritno,
Krisiandi

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Calon presiden (capres) nomor urut 1 Anies Baswedan kembali menyinggung soal kubu yang tak tahan menjadi oposisi.

Hal itu disampaikan saat ditanya awak media suasana debat dengan capres nomor urut 2 Prabowo Subianto.

Sebab, Anies dan Prabowo sempat saling menekan satu sama lain. Prabowo menyatakan Anies berlebihan mengkritik kondisi demokrasi.

Sementara, Anies menyatakan Prabowo tak betah jadi oposisi dan perlu kekuasaan untuk menjalankan usahanya. 

Baca juga: Debat Capres, Anies, Prabowo, Ganjar Dinilai Kurang Soroti Problem Pemberantasan Korupsi

“Saya sampaikan, oposisi yang dulu ada sekarang sudah enggak ada. Makanya, kita punya undang-undang yang tidak diperdebatkan,” ujar Anies di depan kantor Komisi Pemilihan Umum (KPU) RI, Jakarta, Selasa (12/12/2023).

Ia menganggap, tak ada oposisi yang kuat menyebabkan proses demokrasi terganggu.

Ia mencontohkan dengan kemunculan sejumlah undang-undang yang menuai pro kontra masyarakat.


Sementara, proses pengesahan rancangan undang-undang itu berjalan dengan lancar.

“Omnibus law yang tidak dibahas dengan lengkap, undang-undang IKN tidak dibahas dengan lengkap. Banyak undang-undang yang meluncur begitu saja tanpa ada pembahasan yang komprehensif,” tuturnya.

“Itu artinya tidak ada proses yang demokratis. Tidak ada kesempatan untuk diperdebatkan terbuka, sesudah jadi undang-undang barulah ramai, pro-kon,” papar dia.

Baca juga: Tanggapi Prabowo soal Usungan di Pilkada DKI, Anies Singgung Konsitensi Sikap Politik

Terakhir, Anies menekankan bahwa posisi oposisi sama terhormatnya dengan kubu koalisi pemerintah.

Sebab, oposisi adalah pihak yang akan memastikan demokrasi berjalan optimal.

Namun, lanjut Anies, kubu oposisi yang akhirnya bergabung dalam pemerintah justru menyebabkan turunnya indeks demokrasi.

“Dan (kubu) enggak tahan (jadi oposisi) itu saya sampaikan dan itulah berkontribusi pada penurunan kualitas demokrasi,” imbuh dia.

Seperti diketahui, Prabowo adalah pesaing Presiden Joko Widodo pada Pemilu Presiden 2014 dan 2019. Namun Prabowo memutuskan untuk bergabung dengan koalisi Jokowi seusai kalah pada Pemilu Presiden 2019. Ia kini menjabat Menteri Pertahanan. 

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.



Terkini Lainnya

Di WWF 2024, Pertamina Paparkan Upaya Mencapai Pertumbuhan Bisnis Rendah Emisi

Di WWF 2024, Pertamina Paparkan Upaya Mencapai Pertumbuhan Bisnis Rendah Emisi

Nasional
Tak Diundang ke Rakernas PDI-P, Jokowi: Ditanyakan ke yang Tak Mengundang, Jangan Saya

Tak Diundang ke Rakernas PDI-P, Jokowi: Ditanyakan ke yang Tak Mengundang, Jangan Saya

Nasional
Akrab dengan Puan di Bali, Jokowi: Sudah Lama Akrab dan Baik dengan Mbak Puan

Akrab dengan Puan di Bali, Jokowi: Sudah Lama Akrab dan Baik dengan Mbak Puan

Nasional
Jaksa: Eks Anggota BPK Achsanul Qosasi Kembalikan Uang Rp 40 Miliar dalam Kasus Korupsi BTS 4G

Jaksa: Eks Anggota BPK Achsanul Qosasi Kembalikan Uang Rp 40 Miliar dalam Kasus Korupsi BTS 4G

Nasional
WIKA Masuk Top 3 BUMN dengan Transaksi Terbesar di PaDi UMKM

WIKA Masuk Top 3 BUMN dengan Transaksi Terbesar di PaDi UMKM

Nasional
Nadiem Janji Batalkan Kenaikan UKT yang Nilainya Tak Masuk Akal

Nadiem Janji Batalkan Kenaikan UKT yang Nilainya Tak Masuk Akal

Nasional
KPK Periksa Mantan Istri Eks Dirut Taspen Antonius Kosasih

KPK Periksa Mantan Istri Eks Dirut Taspen Antonius Kosasih

Nasional
Bobby Resmi Gabung Gerindra, Jokowi: Sudah Dewasa, Tanggung Jawab Ada di Dia

Bobby Resmi Gabung Gerindra, Jokowi: Sudah Dewasa, Tanggung Jawab Ada di Dia

Nasional
Kapolri Diminta Tegakkan Aturan Terkait Wakapolda Aceh yang Akan Maju Pilkada

Kapolri Diminta Tegakkan Aturan Terkait Wakapolda Aceh yang Akan Maju Pilkada

Nasional
Jelaskan ke DPR soal Kenaikan UKT, Nadiem: Mahasiswa dari Keluarga Mampu Bayar Lebih Banyak

Jelaskan ke DPR soal Kenaikan UKT, Nadiem: Mahasiswa dari Keluarga Mampu Bayar Lebih Banyak

Nasional
Kasus BTS 4G, Eks Anggota BPK Achsanul Qosasi Dituntut 5 Tahun Penjara dan Denda Rp 500 Juta

Kasus BTS 4G, Eks Anggota BPK Achsanul Qosasi Dituntut 5 Tahun Penjara dan Denda Rp 500 Juta

Nasional
Kemensos Gelar Baksos di Sumba Timur, Sasar ODGJ, Penyandang Kusta dan Katarak, hingga Disabilitas

Kemensos Gelar Baksos di Sumba Timur, Sasar ODGJ, Penyandang Kusta dan Katarak, hingga Disabilitas

Nasional
Nadiem Tegaskan Kenaikan UKT Hanya Berlaku bagi Mahasiswa Baru

Nadiem Tegaskan Kenaikan UKT Hanya Berlaku bagi Mahasiswa Baru

Nasional
Eks Penyidik Sebut Nurul Ghufron Seharusnya Malu dan Mengundurkan Diri

Eks Penyidik Sebut Nurul Ghufron Seharusnya Malu dan Mengundurkan Diri

Nasional
Jokowi dan Iriana Bagikan Makan Siang untuk Anak-anak Pengungsi Korban Banjir Bandang Sumbar

Jokowi dan Iriana Bagikan Makan Siang untuk Anak-anak Pengungsi Korban Banjir Bandang Sumbar

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com