Seorang pemimpin yang hanya memiliki kecerdasan intelektual tanpa kebijaksanaan spiritual, dapat menjadi otoriter dan kurang empati terhadap orang lain.
Sedangkan seorang pemimpin yang hanya memiliki kebijaksanaan spiritual tanpa kecerdasan intelektual, dapat kehilangan daya saing dan efektifitas dalam menghadapi tantangan dunia nyata.
Dalam kedua ajaran tersebut, terdapat penekanan bahwa kepemimpinan yang mangkus melibatkan keseimbangan antara kebijaksanaan spiritual—seperti moralitas, etika, dan nilai-nilai manusiawi, serta kecerdasan intelektual seperti pengetahuan, keahlian, dan pemahaman tentang dunia.
Selain itu, sikap masyarakat Indonesia terhadap kehidupan rohaniah, sesungguhnya tercermin dalam cara kita menjalani laku lampah kehidupan.
Banyak dari kita yang memiliki keyakinan kuat bahwa nilai-nilai seperti kejujuran, kasih sayang, dan kedermawanan, merupakan bagian tak terpisah dari keberhasilan hidup.
Keterlibatan aktif dalam kegiatan sosial dan keagamaan menjadi bukti komitmen untuk memperkuat dimensi spiritual dalam rangka mencapai keseimbangan dan harmoni.
Secara keseluruhan, Indonesia sebagai bangsa spiritual menggambarkan harmoni antara keberagaman budaya, tradisi keagamaan, dan sikap masyarakat terhadap nilai-nilai rohaniahnya.
Dalam menavigasi perubahan zaman, menjaga dan memperkuat dimensi spiritual ini menjadi tantangan untuk memastikan keberlanjutan harmoni dan keberagaman yang telah menjadi ciri khas bangsa kita.
Dalam mengembangkan konsep Indonesia sebagai bangsa spiritual, perlu dipahami bahwa spiritualitas tidak hanya terbatas pada praktik keagamaan formal, tetapi melibatkan hubungan manusia dengan alam, keadilan, dan keseimbangan.
Adanya kepercayaan terhadap kekuatan alam, seperti keberadaan roh di alam sekitar, menandai kedalaman spiritualitas yang melekat dalam kehidupan keseharian.
Penting untuk dicatat bahwa Indonesia sebagai bangsa spiritual juga tercermin dalam seni dan budaya tradisionalnya. Seni rupa, tarian, musik, dan sastra tradisional, seringkali mencerminkan nilai-nilai spiritual dan mitologi yang menjadi bagian utuh dari identitas bangsa.
Masyarakat Indonesia merayakan warisan budaya ini sebagai bentuk penghormatan terhadap spiritualitas yang mengalir dalam kesejarahan mereka.
Namun, tantangan juga muncul seiring dengan modernisasi dan globalisasi. Bagaimana memadukan nilai-nilai spiritual dengan kemajuan teknologi dan perubahan sosial, menjadi pertanyaan yang relevan.
Penting untuk menciptakan keseimbangan yang memungkinkan perkembangan material dan kemajuan teknologi, tanpa kehilangan akar nilai-nilai spiritual yang memberi kekuatan pada bangsa ini.
Dengan memperkuat landasan budaya, memelihara tradisi keagamaan, dan mengintegrasikan spiritualitas dalam kehidupan kita, bangsa Indonesia dapat terus tumbuh sebagai bangsa spiritual yang adidaya secara kebudayaan.
Kesadaran akan warisan budaya dan spiritualitasnya dapat menjadi pendorong guna mencapai kemajuan berkelanjutan, menciptakan masyarakat yang seimbang dan berdaya tahan dalam menghadapi dinamika zaman.
Akhir kalam, Manusia Indonesia sejati, punya bekal lebih dari cukup untuk meraih kesadaran kosmik lantaran terbiasa hidup berdampingan bersama Sanghyang Maha Manunggal dan alam sekitarnya.
Maka ketika ia tampil sebagai pemimpin, yang dipimpinnya tak sekadar umat manusia saja, melainkan alam raya dengan segenap isinya.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.