Keduanya sangat tidak terampil berkata dan bersikap di luar kebenaran. Mereka berdua tidak punya talenta mengelabui publik dengan cara mengabu-abukan kebenaran.
Lagi pula, tatkala Agus Rahardjo memberitahu Alex Marwata dan Saut Sitomorang, saat itu belum ada hiruk pikuk politik yang bisa ditafsirkan bahwa Agus Rahardjo punya motif politik.
Ia menyampaikan peristiwa yang dialiminya itu kepada kedua koleganya semata-mata dengan motif pertanggungjawaban kolegial semata.
Dan kedua orang tersebut juga tidak pernah memanfaatkan informasi Agus Rahardjo untuk kepentingan apa pun.
Saya percaya bahwa Agus Rahardjo tidak memiliki nyali berkata tidak jujur pada kedua koleganya saat itu, yang membawa-bawa nama presiden.
Saya hanya khawatir, bisa jadi masalah pengakuan Agus dan penyangkalan Jokowi ini diseret ke ranah politik.
Para politisi di DPR RI bisa saja mengagendakannya secara serius dan sistematis melalui mekanisme interpelasi lalu mendesak agar ada pengusutan lebih lanjut. Ini masalah serius karena pasti akan terjadi kegaduhan.
Pihak Istana harus sungguh-sungguh menyiapkan data otentik yang bisa meyakinkan publik bahwa memang pertemuan yang dimaksud Agus Rahardjo tersebut, tidak pernah terjadi.
Pihak Istana sebaiknya tidak membangun alibi penyangkalan dengan pendekatan administrasi pencatatan jadwal presiden.
Alibi terebut tidak kuat karena faktanya, banyak pertemuan presiden dengan berbagai orang, tidak ada dalam daftar.
Alibi Istana sekarang ini, bisa jadi memicu munculnya gelombang kesaksian pengalaman lain yang menunjukkan bahwa Presiden Jokowi bertemu si Polan, berjumpa si Badu, tanpa ada dalam daftar kegiatan rutin dan formal presiden.
Masalahnya, Menteri Sekretaris Negara Pratikno tidak memberi jawaban pasti tentang kehadirannya. Ia memilih jalan tengah, “lupa kejadiannya.”
Ada baiknya Mensekneg kita ini tidak menjawab dalam wilayah abu-abu yang gampang sekali ditafsirkan secara liar, dan mudah memicu fitnah berkepanjangan.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.