Keduanya pernah diberitahu oleh Agus Rahardjo tentang pertemuan dirinya dengan presiden serta bagaimana reaksi presiden saat pertemuan itu.
Satu hal lagi yang patut mendapat agenda untuk diwacanakan, adalah pengakuan mantan Menteri ESDM, Sudirman Said.
Orang yang sangat jujur dan lurus ini, juga mengakui bahwa Presiden Jokowi pernah meninggikan suaranya karena Sudirman Said melaporkan Setya Novanto ke Mahkamah Kehormatan DPR RI karena ada rekaman yang memperdengarkan suara Setya Novanto, meminta saham Freeport atas nama presiden dan wakil presiden.
Kasus ini dikenal dengan nama “Papa minta saham.”
Pangkalan pendaratan dari pengakuan kedua orang tersebut, adalah sama. Publik menilai dan berkesimpulan, Presiden Jokowi amat terampil memerintah dan cekatan mendiktekan kehendak.
Dan yang paling penting, dan ini mana tahan, Jokowi memiliki talenta luar biasa untuk mengelakkan diri dari hal ikhwal. Begitu kesan banyak orang sekarang.
Ikhwal penyangkalan Istana tentang terjadinya pertemuan Agus Rahardjo dengan presiden, ini juga sangat rapuh.
Sudirman Said juga pernah menuturkan ke media secara terbuka, pada 6 Oktober 2015, dirinya dipanggil Presiden Jokowi ke Istana. Di sana ada Mensekneg dan Menseskab.
Sudirman, sekitar pukul 20.30, bertemu Presiden Jokowi, membicarakan mengenai desakan memperpanjang kontrak Freeport.
Sudirman mengaku bahwa pertemuan tersebut dianggap oleh Istana tidak pernah ada. Sangat rahasia.
"Sebelum masuk ke ruang kerja, saya dibisiki aspri (asisten presiden), 'Pak menteri, pertemuan ini tidak ada'. Saya ungkap ini karena ini hak publik untuk mengetahui di balik keputusan ini. Jadi bahkan Setneg tidak tahu, Setkab tidak tahu," kata Sudirman Said.
Ini artinya, ada saja pertemuan presiden dengan orang-orang dan waktu tertentu yang tidak dicatat secara administratif. Biar tidak ada pertanggungjawaban bila kelak hari muncul masalah.
Lalu orang pun bertanya, apakah pengakuan Agus Rahardjo dan Sudirman Said itu bisa dipercaya? Apakah tidak ada kemungkinan mereka berbohong?
Orang berbohong bila ada motif. Saya hingga kini, belum menemukan adanya motif kebohongan itu.
Dari segi rekor, Agus Rahardjo dan Sudirman Said nihil cela. Mereka berdua sangat surplus dengan kejujuran.